Mohon tunggu...
Muslifa Aseani
Muslifa Aseani Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Momblogger Lombok

www.muslifaaseani.com | Tim Admin KOLOM | Tim Admin Rinjani Fans Club

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

{G5} Dear Gana, Temani Aku Terus Menulis

4 Mei 2016   09:52 Diperbarui: 4 Mei 2016   10:00 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seperti yang aku tinggalkan di kolom komentar postingan GAmu ini, ijinkan aku nodai tulisanku tentangmu dengan curcolku yang amat sangat kekinian. Tuntaskan penasaranku yang lepel dewa, tentang selalu gagalnya tambahkan foto di dalam tulisan. Jadi, inilah aku, mencoba ulang. Kali ini, dua ukuran foto yang aku unggah kemarin, aku tambahkan dari Image Gallery. Hanya klik tanda Tambah berwana biru pada koleksi foto di galeri kita. Lengkapi isian dan pastikan apakah foto yang kita pasang koleksi pribadi atau meminjam dari sumber tertentu. Bantu aku dengan doa ya Gana. Semoga kali ini ikiarku berhasil.

yusuf-alfa-1-5728399f0f9773b0065394f9.jpg
yusuf-alfa-1-5728399f0f9773b0065394f9.jpg
Dokpri, percobaan ulang insert foto dari Image Gallery. Im wishing myself a very good luck.
yusuf-alfa-2-572839d22423bdeb07568f68.jpg
yusuf-alfa-2-572839d22423bdeb07568f68.jpg
Dokpri, percobaan ke2. Ukuran piksel foto maksimal 250 saja. Berhasil nggak yaaa..
yusuf-alfa-1-5728399f0f9773b0065394f9.jpg
yusuf-alfa-1-5728399f0f9773b0065394f9.jpg
Tes 1. dokpri

Jadi Gana,

Meski kita berdua remaja generasi 90-an, semoga suratku ini tak bosan kau bacai sampai titik terakhirnya. Tulisanku yang kemarin kuanggap cukup berhasil mengekor caramu menulis. Ringan aku ketikkan kata-kata perlambang tawaku yang lepas. Jenis tawa yang kuyakin milikmu. Tawa yang akan kita lakukan bersama. Nanti. Suatu hari ketika kita berjodoh rezeki waktu dan kesempatan. Bertemu di Semarang. Mungkin sambil telusuri keindahan Vihara Sam Po Kong. Atau berpose selfie di cantiknya gedung Lawang Sewu. Ah iya, kita harus makan siang dengan sepiring Tahu Gimbal. Aku akan ambil resiko asmaku kumat karena kuah sambal kacang tanahnya yang kental. Kemudian, suffer atau brunch dengan semangkuk Soto Ayam Pak No. Lumpia, kue Moci dan wingko babat lezat merk Kereta Api yang kita beli di Kota Lama Semarang. Di sana juga ada Gereja Blenduk. Selepas foto-foto klasik, kita bisa berbincang ringan di taman sampingnya.

Jika kita tak bertemu di Semarang, mungkin suatu hari nanti kau lah yang datang ke Lombok. Kita abaikan cobai Ayam Taliwang dan pelecing Kangkungnya. Rasa pedasnya mungkin tak cocok bagi lidah Jawa dan Jermanmu. Tapi masih ada Sate Pusut, daging sapi yang sudah dihaluskan bercampur santan kental, rempah-rempah dan irisan halus daun jeruk akan bisa diterima lidahmu. Juga sayur Ares, cacahan kecil batang pohon pisang muda yang dimasak dengan kuah santan bersama paduan bumbu plus rempah khas Lombok. Peredam efek santan yang tak baik bagi kita yang seumuran, ada sayur bening daun kelor. Tak suka? Masih ada sayur kacang kedelai hitam, atau kami orang Sasak menyebutnya sayur Lebui. Kali ini kau harus coba Ayam Taliwang bakar atau goreng. Sekali lagi, abaikan dulu dua macam saus sambalnya atau beberok terong ungu pun pelecing kangkungnya. Kecuali jika kau ijinkan aku racik sendiri bumbu sambal tomat segarnya, aku pastikan lepel pedasnya termaafkan. Bagaimana pun, lidahku yang puja pedas sudah cukup bekerjasama dengan lepel pedas Semarang, karena sudah pernah tinggal di sana hampir sepuluh tahun.

Baiklah Gana,

Rasa-rasanya suratku jadi terlalu panjang. Aku khawatir kau bosan. Kecuali ingin kau terbitkan jadi buku, tentu masih bisa aku panjangkan lagi.

Baik-baiklah di sana. 

Aku, teman barumu yang ketika surat ini kutulis, aku sedang di kota Selong Lombok Timur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun