Mohon tunggu...
Muslifa Aseani
Muslifa Aseani Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Momblogger Lombok

www.muslifaaseani.com | Tim Admin KOLOM | Tim Admin Rinjani Fans Club

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

{G5} Dear Gana, Temani Aku Terus Menulis

4 Mei 2016   09:52 Diperbarui: 4 Mei 2016   10:00 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Secangkir kopi dan Dompet Receh Linsi. DokPri

Hai Gana,

Apa kabarmu hari ini?

Semoga cuaca Jerman yang kau akrabi di keseharianmu menyamankan di setiap waktu. Jika sunrise pun sunsetnya tak sempat kau nikmati, akan selalu masih ada sudut-sudut kota yang menarik hatimu. Membuatmu bersemangat jalani dan habiskan dua puluh empat jam di Rabu 4 Mei. Hari ini.

Demi kau tahu, hari ini aku ingin selesaikan lima ratus kata berikutnya dari novel pertamaku, Aluy. Minimal lima ratus kata untuk hari ke-34 dari total 100 hari. Jika bisa kutuliskan, masih ada 66 hari sampai kuselesaikan utuh. Novel yang inginku kisahkan betapa kehangatan satu persahabatan mampu jembatani dan rekat setiap luka, jadikannya cinta. Seperti perkawanan kita. Aku tak berani mengakuimu sebagai sahabat. Tapi kuyakin, hanya belum saja. 

Dear Gana,

Tulisan pertamaku kemarin masih tuliskan 'Mbak' di samping namamu. Semata menjaga sikap Njawani-ku. Menghargai seseorang yang lebih tua, atau, menghargai seseorang yang kita kenal meski sebatas dunia maya. Nyatanya, aku merasa semakin dekat denganmu karena lahirmu di Semarang, kota yang juga tempat lahirnya suamiku. Pun putra keduaku. Perasaan dekat yang mengental karena kita seumuran. Semoga sama seperti judul salah satu buku yang kau janjikan sebagai hadiah di GA (Give Away) ini, I'm Happy to be 40. Nyatanya, bagiku kau sosok yang sungguh inspiratif. Bacai berulang bio singkatmu di halaman belakang buku Bertahan Di Ujung Pointe, kau seorang penari. Setiamu tuliskan banyak hal di portal jurnalis warga bernama Kompasiana ini, nyatamu sebagai penulis. Oh, ada lagi. Penguasaanmu pada beberapa bahasa asing, kini mengantarmu pada tugas keseharian, ajarkan bahasa bumi pertiwi pada penutur bahasa Jerman. Negeri tempatmu bermukim kini.

Hai Gana,

Lagi-lagi demi kau tahu, meski sungguh terinspirasi, aku yakin aku tak mau bisa menari. Meski tutorial tarian apa pun sudah begitu mudah ditonton di kanal video gratisan. Aku masih ingin kuatkan otot kaki dan ketabahan hatiku, jajaki banyak puncak dataran di atas 3000 mdpl. Ingin sekali lakukan sujud ke dua di Puncak Anjani Rinjani 3726 mdpl. Kali ini, doa lirihku ingin sebutkan nama ayahku. Berharap hari tuanya sebahagia ketika ia lafalkan adzan di kelahiran aku dan lima saudaraku lainnya. 

Namun, ya, aku ingin selalu terinspirasi oleh semangatmu menulis. Beberapa minggu lalu, sepertimu yang candui Tuman Headline di banyak tulisanmu yang inspiratif, aku pun sempat candu lahirkan tulisan-tulisan bernas bermuatan Headline. Nyatanya, label itu hanya bonus. Porsi terbesarnya adalah konsistensi menulis itu sendiri. Genre apa pun, fiksi non fiksi, reportase atau opini, prinsip dasar 5W1H (Siapa, Apa, Mengapa, Dimana, Kapan dan Bagaimana) yang terjalin di olah ratusan pun ribuan diksi rumus abadi jadikan tulisan kita dinikmati pembacanya. Seperti aku nikmati tulisan-tulisanmu, selama lima tahun menjadi Kompasianer.

Maaf Gana,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun