“Almarhum bapak benar,” lirih, kali ini mas Bagas yang refleks berucap.
“Ya.”
“Galih? Kamu pernah bertemu Galih?”
“Belum. Aku tahu namanya dari cerita-cerita bapak juga. Tapi bapak sama sekali tak ceritakan padaku kalau kak Putri tak mengenalnya,” kedikkan bahu, Ranti sadar tak bisa ceritakan lebih banyak lagi tentang Galih. Adik sepupuku.
--Bersambung--
*Selong 15 April
Rangkaian cerita sebelumnya: ALUY - Bab 1: KEPERGIAN.
#21 | #22 |#23 | #24 | #25 | #26 | #27 | #28 | #29
Olah diksi ini meramaikan Event Tantangan 100 Hari Menulis Novel Fiksiana Community Kompasiana.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI