“Wah, benar juga. Tahun lalu saat bapak masih ada, meski ibu menyetujui, beliau memintaku menunggu sehari untuk nyatakan persetujuan. Bagus dong, sekarang kalian jadi semakin sejiwa.”
“Sejiwa?! Kalau iya, aku hanya perlu ucapkan permintaan yang baik-baik saja dong ya?”
“Nah! Istriku yang cantik jadi tak pernah nglangut lagi dong deh,” goda mas Bagas sambil geleng-gelengkan kepalanya lucu.
“Ish. Gak lucu blassssss.”
Di teras atas, kekeh tawa mas Bagas kubarengi dengan senyum lebar.
--Bersambung--
*Selong 12 April
Rangkaian cerita sebelumnya: ALUY - Bab 1: KEPERGIAN.
Olah diksi ini meramaikan Event Tantangan 100 Hari Menulis Novel Fiksiana Community Kompasiana.