[caption caption="DokPri: Bangunan tua di Pelabuhan Calabai."]
[caption caption="DokPri: Penginapan Museum Kopi Tambora di dusun Pancasila Desa Tambora, Pekat Dompu."]
Sayur-mayur segar sebagian besar datang dari Pulau Lombok, namun masyarakat Dompu selalu miliki kekhasan kuliner terbaik siasati keterbatasan ini. Ikan laut segar terhitung mudah didapatkan tiap hari di pasar-pasar tradisional terdekat. Pun berbagai macam olahan bahan segar disulap menjadi sambal lezat penggugah selera. Sangat sempurna menjadi teman makan olahan ikan, baik goreng ataupun bakar.
[caption caption="DokPri: Sambal Doco Foo."]
[caption caption="DokPri: Buah Kinca, kecutnya yang khas menjadi campuran sambal."]
Kuliner lainnya terkesan mirip dengan penamaan kulliner Makassar. Penggunaan kata 'Pallu' (makassar) atau 'Palu' (Dompu) di semua jenis olahan daging dan ikan. Well, mari kita cukupkan sedikit defiasi kebahasaan ini, dan pastikan Anda mencicipi Palumara Londe, alias bandeng kuah asam. Catatan kecil buat Anda yang mengidap maag, selalu konfirmasikan kuliner Dompu yang Anda nikmati tak terlalu banyak memakai asam.
Kearifan lokal dan Budaya
11 April tercatat sejarah sebagai saat meletusnya Tambora lebih dari 200 tahun lalu. Tanggal yang kemudian ditasbihkan menjadi hari milad kabupaten Dompu. Salah satu momen perayaan milad, yaitu Pawai Budaya Rimpu, busana khas Dompu. 11 April 2015 lalu, pawai budaya Rimpu masuk catatan Museum Rekor Indonesia sebagai pawai busana adat dengan peserta terbanyak. Hampir lima belas ribu perempuan Dompu kenakan kain tenun khas Dompu sebagai Rimpu. Sebagian besar menampakkan wajah-wajah cantik mereka, sebagian lain hanya sisakan sepasang mata hangat nan ramah.
[caption caption="DokPri: Salah satu peserta Pawai Budaya Rimpu, Dompu NTB."]
Bagaimanapun, semoga saya berkesempatan mengulasnya lagi di tulisan beserta foto-foto indah lainnya. InshaAllah, aamiin.
[caption caption="DokPri: Soft trekking di bukit 500an mdpl di sabana Doro Ncanga, Dompu NTB. Sapi dan motornya jadi imut semua yaaa."]