Mohon tunggu...
Muslifa Aseani
Muslifa Aseani Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Momblogger Lombok

www.muslifaaseani.com | Tim Admin KOLOM | Tim Admin Rinjani Fans Club

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Minus 3 Hari Jelang Festival Tambora 2016, Lakukan Ini!

7 April 2016   18:54 Diperbarui: 7 April 2016   20:56 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="DokPri: Bangunan tua di Pelabuhan Calabai."]

[/caption]

[caption caption="DokPri: Penginapan Museum Kopi Tambora di dusun Pancasila Desa Tambora, Pekat Dompu."]

[/caption]Wisata Kuliner

Sayur-mayur segar sebagian besar datang dari Pulau Lombok, namun masyarakat Dompu selalu miliki kekhasan kuliner terbaik siasati keterbatasan ini. Ikan laut segar terhitung mudah didapatkan tiap hari di pasar-pasar tradisional terdekat. Pun berbagai macam olahan bahan segar disulap menjadi sambal lezat penggugah selera. Sangat sempurna menjadi teman makan olahan ikan, baik goreng ataupun bakar.

[caption caption="DokPri: Sambal Doco Foo."]

[/caption]

[caption caption="DokPri: Buah Kinca, kecutnya yang khas menjadi campuran sambal."]

[/caption]Sambal Doco Foo berbahan utama potongan buah jambu monyet, irisan mangga mengkal, lumatan kinca, cabe dan tomat segar serta sedikit garam dan terasi. Enam bulan di Desa Kempo, saya pribadi hanya sanggup sebagai penikmat. Saya sudah merasa gagal paham, bagaimana memproses daging buah jambu monyet yang kesat menjadi begitu lunak, manis serta kenyal sekaligus saat tersaji di semangkuk Doco Foo.

Kuliner lainnya terkesan mirip dengan penamaan kulliner Makassar. Penggunaan kata 'Pallu' (makassar) atau 'Palu' (Dompu) di semua jenis olahan daging dan ikan. Well, mari kita cukupkan sedikit defiasi kebahasaan ini, dan pastikan Anda mencicipi Palumara Londe, alias bandeng kuah asam. Catatan kecil buat Anda yang mengidap maag, selalu konfirmasikan kuliner Dompu yang Anda nikmati tak terlalu banyak memakai asam.

Kearifan lokal dan Budaya

11 April tercatat sejarah sebagai saat meletusnya Tambora lebih dari 200 tahun lalu. Tanggal yang kemudian ditasbihkan menjadi hari milad kabupaten Dompu. Salah satu momen perayaan milad, yaitu Pawai Budaya Rimpu, busana khas Dompu. 11 April 2015 lalu, pawai budaya Rimpu masuk catatan Museum Rekor Indonesia sebagai pawai busana adat dengan peserta terbanyak. Hampir lima belas ribu perempuan Dompu kenakan kain tenun khas Dompu sebagai Rimpu. Sebagian besar menampakkan wajah-wajah cantik mereka, sebagian lain hanya sisakan sepasang mata hangat nan ramah.

[caption caption="DokPri: Salah satu peserta Pawai Budaya Rimpu, Dompu NTB."]

[/caption]Meski telah membagi tiga besar ulasan saya sebagai kompilasi saran aktivitas terbaik yang bisa Anda lakukan sepanjang event Festival Tambora, jujur, saya merasa masih sangat kurang lengkap. Kekurang-sempurnaan berdasar kesempatan saya menetap dan kunjungi hanya dua kecamatan di Dompu, yaitu Kempo dan Pekat, itu pun kurang dari enam bulan (terpotong jatah cuti rutin saya setiap selang enam minggu). Bagi saya, begitu banyak sisi indah Dompu yang selalu bisa ditelusuri lagi, dan lagi, tak saja di momen rutin tahunan seperti Festival Tambora.

Bagaimanapun, semoga saya berkesempatan mengulasnya lagi di tulisan beserta foto-foto indah lainnya. InshaAllah, aamiin.

[caption caption="DokPri: Soft trekking di bukit 500an mdpl di sabana Doro Ncanga, Dompu NTB. Sapi dan motornya jadi imut semua yaaa."]

[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun