Mohon tunggu...
Muslifa Aseani
Muslifa Aseani Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Momblogger Lombok

www.muslifaaseani.com | Tim Admin KOLOM | Tim Admin Rinjani Fans Club

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Valencia Mieke Randa: Ratu Darah Indonesia

28 Desember 2015   21:11 Diperbarui: 28 Desember 2015   21:35 679
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sumber Foto

Sekian tahun lalu, semacam berteman dengan dewi fortuna ketika salah seorang rekan milis private dari salah satu komunitas blogger tertua di kota Semarang memperkenalkan bergabungnya member baru. Spesial. Spesial karena kiprah nyatanya melalui semua akun sosmednya, masih dan selalu komit pada pengabdian segala aktifitas yang berhubungan dengan DARAH. Woaaaa, sejak kapan di Indonesia ada vampir? Wait, sejak kapan pula darah harus selalu berkaitan dengan vampir? 

Ya, blogger member baru tersebut, tak lain dan tak bukan, Valencia Mieke Randa. Masih dan selalu suka dipanggil Silly, faktanya kegiatan sosialnya melalui beberapa komunitas sosmed --terutama Blood For Life (BFL), justru menunjukkan konsistensi lepel dewa bagi kemanusiaan. Bahkan bagi saya, sematkan seribu satu nama dan kategori penghargaan bagi seorang Silly selalu pantas.

Apa itu Blood For Life?

Ya, darah, pasti selalu demi, serta untuk kehidupan. Prinsip itu pula yang selalu dijaga dan dilaksanakan dari komunitas Blood For Life yang digagas Silly. Sesuatu yang bahkan tak sampai 0,1 persen sekali pun bisa saya lakukan. Meski saya pribadi beberapa kali lulus persyaratan standar  donor darah --HB lebih dari 11,5 mmHg, tensi normal (lebih dari 100), bertinggi-badan minimal 155 bagi perempuan serta berat badan minimal 50 Kg, kelulusan yang bahkan bisa dilakukan banyak orang lain.

Lengkapnya: berat badan (BB) ≥ 45 kg, kadar hemoglobin  (Hb) ≥ 12,5 g/dL, tekanan darah 100-180/50-100 mmHg, denyut nadi 50-100/menit, tidak menderita penyakit yang menular lewat darah, seperti malaria, hepatitis, sifilis, HIV&AIDS, serta  bukan pecandu alkohol dan narkoba. Namun, hanya seorang Silly yang mampu komit, menjaga keberlangsungan dan eksitensi Blood For Life, serta bahkan melengkapinya dengan beberapa komunitas sosmed lain yang tetap bermakna dan bertujuan sama, wadah bagi siapa pun yang ingin membaktikan sebagian waktu-harta-kemampuan yang dimiliki, dari dan untuk kemanusiaan.

Sejak berdiri pada 2009, melalui semua akun sosmednya, BFL komit dan konsisten mengadakan kegiatan donor darah di banyak tempat, kota dengan sponsor tak terbatas. Bagi saya, juga saya yakin menjadi prinsip pendonor lainnya, tak pernah jadi masalah apakah sponsor di belakang BFL dari produk MLM, bendera partai tertentu (bahkan jika itu partai yang saya tidak sukai) pun jika lokasinya 'hanya' masjid satu RT di lingkungan terdekat kita. Jiwanya satu, menyumbangkan sekian tetes darah yang entah kapan, dibutuhkan seseorang yang berjuang menyambung hidupnya. Seseorang itu bisa jadi sama sekali tidak kita kenal, tapi tak kan pernah ada yang tahu, bahwa suatu waktu, seseorang itu mungkin adalah keluarga terdekat kita. Bahkan mungkin suami atau istri, atau anak-anak yang kita sayangi.

Saya percaya, setiap yang bergerak bersama BFL adalah orang-orang berempati tinggi, tanpa pamrih dan orang-orang yang melalui begitu banyak kedukaan, namun kemudian segera percaya masih banyak kesukaan dari sebagian besar yang lainnya yang berbahagia karena orang-orang yang mereka sayangi masih berhak hidup. Kepercayaan yang lahir setelah salah satu pagi pertama saya pada 2014 lalu terasa menjadi kado terindah dari Tuhan, karena di malam sebelumnya kedukaan saya yang dalam saat mendapat kabar dari kerabat dekat salah seorang yang membutuhkan bantuan darah meninggal dunia.

Kabar yang hanya berselang sejam dari usaha maksimal yang bisa saya lakukan, memastikan format permintaan donornya telah benar, memastikan update terbaru sudah berapa banyak pendonor yang diperolehnya, namun kemudian tertahan karena Tuhan meraihnya lebih cepat. Kedukaan yang kemudian semacam menjadi sisi koin sebaliknya dari kesukaan, ketika kerabat yang membutuhkan donor darah (dodar) tak sanggup sembunyikan kelegaan luar biasa atas beberapa kantong darah yang berhasil mereka dapatkan, sebagai syarat awal kehidupan yang sedikit lebih lama lagi bagi orang-orang tersayang mereka.

Atau, kedukaan yang melebur bersama suka, ketika meski pun orang tersayang mereka meninggal, mereka tahu di luar sana, banyak orang telah berusaha membantu sebisa mereka, banyak orang yang sebutkan kata sama, 'Kami pendonor dari Blood For Life-Darah Untuk Kemanusiaan'. Kata sama yang semoga selalu mereka ingat sampai kapan pun, serta semoga membuat mereka yakinkan lebih banyak lagi kawan atau kerabat mereka yang belum tahu, "Hubungilah BFL jika kalian membutuhkan darah yang tak tersedia di PMI'.

Salah satu kaos koleksi saya, dari kegiatan dodar di Semarang beberapa tahun lalu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun