Foto: Dokumen Pribadi
Jika menungguku selembut yang kau mau sudah melelahkan dan membosankanmu, tulislah saja.
Menulis membantumu menguraikan luka.
Menulis keringkan setiap sudut basah matamu.
Tentu saja aku juga berharap, kata-kata yang kau tabur, sanggup tutupi setiap lubang hatimu.
Â
Aku mencintaimu.
Pengakuan terakhirku bahwa aku bertahan temanimu demi anak-anak..Tuhan, kau bahkan tahu aku bohong kan?
Aku hanya tak bisa jenak darimu.
Wangimu harus selalu milikku.
Â
Mungkin kita telah sama-sama lupa, kau bilang cinta kita tumbuh di atas banyak luka.
Ya, luka yang ingin kita basuh bersama.
Raupi tanpa henti dengan cinta dan kemudian kita teruskan membaginya, kepada setiap yang percaya cinta sembuhkan luka.
Saat itu, bahkan mati bersamamu aku mau.
Â
Jadi sekali lagi, teruslah diam saja, taburkan kata-kata sesukamu, tapi tolong jangan lakukan itu didepanku.
Bantu aku perluas jalan masa depan seperti yang aku ingin.
Terang, lurus, memuarakan aku, kau, juga semua yang kita cinta,
Pada sebenar-benar Maha Cinta. Seperti yang aku pahami.
Â
***
Dan Arin, mengapa untuk itu hatiku masih saja selalu berlubang?..
*Selong 27 November
Â
#Arin2016: #1
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H