PENGORBANAN DAN TANGIS
P eluh membasahi tubuhmu seperti air syurga yang sedang mengalir.
E ngkau tak pernah mengeluh, walau kadang sakit mengimpit dadamu, menghunjam dan mengukir.
N estapa, duka, bahagia rindu dan cinta, berbaur seperti manisnya bubur gula merah.
G enderang semangat terus kau tabuh menghempaskan segala berbau gundah
O rang-orang di sekitarmu heran, kenapa kau begitu tegar.
R acun kehidupan kau jadikan minuman di saat sarapan.
B angkai omongan kau jadikan santapan makan siang
A aaah....sebegitu kuatnya engkau, menahan dan membiarkan mereka meraja lela.
N nilai kebaikanmu, tak secuil pun mereka lihat.
A pakah hatinya terbuat dari besi yang tak bisa hancur, kecuali dibakar api.
N ista nian nasibmu, kau tak memiliki ruang kebaikan di mata para pembencimu
D iam....ya....kau selalu diam
A ku tak pernah melihat kau membenci musuh-musuhmu.
N anti mereka akan tahu, begitu katamu.
T abiatmu yang terlalu lembut. Sifatmu yang terlalu sabar
A llah jadikan tangga naiknya derajat kemuliaanmu.
N amun, aku sebagai bagian darimu, seperti...
G ak akan pernah rela, mereka menyakitimu.
I ngin sekali membalaskan sakit hati mu.
S upaya mereka tahu bahwa kamu bagian dari kehidupanku
Sambi Bulu, 3 Desember 2024
Musiroh Muki
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H