Mohon tunggu...
Musiroh Talib
Musiroh Talib Mohon Tunggu... Guru - Guru

Guru di kota Surabaya. Aktivis organisai keagamaan, penulis lepas. alumni PPWS Jombang

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

"Menulislah Setiap Hari dan Buktikan Apa yang Terjadi"

19 Juni 2024   18:57 Diperbarui: 19 Juni 2024   19:26 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Baru kemarin aku terima buku hadiah dari seorang teman sekaligus guru blogger ku. Dr. Wijaya Kusumah. Beliau biasa dipanggil dengan Om Jay sebagai sapaan akrab.

Buku dengan jumlah halaman 289 lembar, banyak memberi inspirasi kepada siapapun yang membaca buku ini. Terutama bagi para penulis pemula.

Dengan kata pengantar Prof. Conny R. Semiawan dan Prof. Arief Rahman, rasanya buku ini cukup bisa menjadi rujukan pemikiran bagi semua penulis pemula dan pembaca buku ringan.

Buku ini aku anggap ringan, karena bahasa yang komunikatif terhadap siapapun yang "gila baca". 

Urutan pemikiran tentang bagaimana cara om Jay mempengaruhi pembaca dan penulis pemula, cukup piawai.

Dia memulai tulisannya dengan judul MENULIS LAH SETIAP HARI dan BUKTIKAN APA YANG TERJADI. Kalimat ini bukan hanya sekedar kata mutiara, melainkan sebuah bom pemikiran bagi penulis nya yang selalu disampaikan kapan dan dimana pun dia berkesempatan untuk menjadi Nara sumber dalam berbagai pelatihan.

Ini sejalan dengan perintah Allah dalam Al-Qur'an yang memerintahkan untuk membaca dan menulis. "Iqra wa rabbukal Akram, alladzi 'allama bil qalam" 

Dalam bahasa yang lain, Allah memerintahkan untuk membaca semua tanda-tanda kebesaran Nya, dan menulis baik dalam lembaran, dalam hati maupun dalam otak. Agar semua yang dihamparkan Allah dapat menjadi sebuah rangkaian buku terindah dalam kehidupan manusia.

Di hal. 1-4, om Jay menuturkan pengalaman pribadinya bagaimana ketika dia "gila menulis" dengan kalimat; "Rasanya kalau tidak menulis sehari saja, seperti ada yang kurang atau hilang dalam diri saya". Dia memberi perumpamaan seorang anak kecil yang merasa sangat bingung dan gundah saat kehilangan bukunya, karena dia sedang belajar menulis. Sebuah perumpamaan yang sangat elok.

Menurutnya, menulis dan membaca adalah dua kegiatan yang tak bisa di pisahkan. Pemikiran ini sejalan dengan perintah Al-Qur'an seperti tersebut pada alenia ke 7 diatas.

Dari sejumlah judul yang tersaji dalam buku ini, saya sangat tertarik pada judul tulisan "Rabun Membaca, Lumpuh Menulis" di hal.25-28.

Tampaknya ide memunculkan judul tersebut, diawali dengan pengalaman Om Jay di lapangan saat memberi materi Creative Writing dan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Yang mendapati kenyataan pahit bahwa sedikit sekali dari guru peserta pelatihan yang mampu membuat tulisan. Kenapa? Prediksi om Jay, guru peserta itu kurang membaca buku.

Ya... Prediksi ini tidak salah,dan hampir 80% mendekati kebenaran.

Aku sepakat dengan apa yang disampaikan om Jay. Pada tataran kenyataan, dimana banyak teman guru mengikuti pelatihan, selalu gagal disaat diminta untuk menulis ulang apa yang sudah didapat dalam pemaparan pemapar. 

Bukan orang lain, tulisan Om Jay menampar mukaku sendiri dan aku berterima kasih.

Buku ini telah menjadi jembatan baru bagiku untuk menjadi pembaca dan penulis yang lebih baik.

Terimakasih om Jay, terimakasih sudah memberiku tali yang kuat untuk mengikat cita-cita sederhana ku. Menjadi orang yang dikenal dan dikenang karena coretan yang sudah,sedang dan akan ku buat

you are my favourite friend and teacher in my life. 

Sambi Bulu, 19 Juni 2024

Musiroh Muki.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun