[caption id="attachment_340782" align="aligncenter" width="240" caption="satu-satunya arca yang berkepala di candi Selogriyo (dok. pribadi Ade Pramudhito)"]
Di sekitar candi terdapat jeroan candi yang ditata berjejer antara lain ada lingga-yoni dan fondasi candi yang bentuknya seperti cetakan wafel. Bagian dalam ini sejatinya ada di semua candi, tapi karena candi Selogriyo ditemukan longsor maka bagian ini dikeluarkan sebagai bagian dari edukasi kepada wisatawan. Sambil menikmati pemandangan sore dari atas bukit tempat candi berada, kami berbincang-bincang hangat sehangat cangkir teh di tangan kami masing-masing. Di situlah saya menyadari tanah ini pasti masih memiliki ribuan cerita terpendam bersamaan dengan candi dan prasastinya. Seperti tertulis di prasasti matesih, prasasti yang menjelaskan pembebasan wilayah Magelang menjadi wilayah yang merdeka setelah membantu raja membangun candi. Candi yang mana? Hingga kini pun belum ada jawabnya. Peninggalan demi peninggalan di Magelang adalah saksi bisu betapa besarnya bangsa ini di masa lampau. Betapa bangsa ini sesungguhnya bangsa yang beradab setua bekas-bekas peradaban yang ditemukan. Dan kepala-kepala yang hilang dicuri menunjukan bahwa manusia-manusia modern tak lebih beradab dari masa jahiliyah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H