Indramayu, 1 Maret 1942
Berita mengenai Jepang segera menyebar seantero Indonesia. Jepang datang dengan bala tentaranya yang siap menghancurkan pasukan Hindia Belanda. Pasukan Jepang pada saat itu mendarat di Eretan Wetan, Indramayu. Berita mengenai kedatangan pasukan Jepang ini baru sampai ketelinga rakyat Indramayu pada 3 Januari 1945 dikarenakan buruknya komunikasi di Indramayu pada saat itu.
Indramayu, 3 Maret 1942
"Pasukan Jepang datang, ya" kata seorang Haji di Desa Kaplongan, Indramayu
"Betul tuan, kami juga sudah mendapatkan berita itu." kata khozin, warga Desa Kaplongan
"Jepang memang sedang naik daun pada saat ini, aku mendengarnya dari beberapa pembicaraan warga ketika aku di Cirebon"
"Tuan, mudah-mudahan dengan datangnya Jepang ini, nasib bangsa Indonesia akan lebih baik lagi, aku juga mendengar bahwa Jepang adalah negara dengan benua yang sama dengan kita Tuan"
"Ya... semoga saja"
Hindia Belanda, 8 Maret 1942
Berita mengenai pemerintah Hindia Belanda menyerah ke tangan Jepang membuat seantero rakyat Indonesia kaget. Sebab Belanda yang sudah singgah bertahun-tahun di Indonesia akhirnya kalah juga, tapi bukan oleh rakyat Indonesia tapi oleh negara lain. Mungkin dalam pikiran rakyat Indonesia pada saat itu muncul rasa bingung, apakah mereka harus senang ataupun sedih. Pemerintah Jepang bersikap sebagai pelindung bagi rakyat Indonesia. Hal ini dilakukan Jepang sebagai upaya untuk menarik simpati bangsa Indonesia dan membuat Jepang tinggi di mata Bangsa Indonesia.
      Makin kesini, rakyat berpikir kenapa Jepang malah seperti Belanda, bukannya melindungi sesama Asia malah membuat menderita. Hal ini seperti keluar dari mulut harimau masuk ke mulut buaya. Artinya sama-sama menderita.
Indramayu, 1 Maret 1944
"Tuan...tuan... ada berita dari Cirebon, bahwa Jepang memerintahkan para petani untuk mengirimkan seluruh berasnya dan menyisakan hanya 5 kg untuk satu orang" ucap Tobur
Orang yang disebut tuan itu melihat Tobur dengan ucapan yang serius
"Ternyata aku salah menduga Tuan, Jepang sama saja dengan Belanda" kata Khozin
Sang Tuan yang disebut-sebut itu adalah Haji Aksan, beliau adalah seorang tokoh di Desa Kaplongan Indramayu. Beliau mempunyai sawah yang luas. Haji Aksan pada saat itu sedang duduk berbincang dengan Khozin mengenai Mekkah sebab ia sudah Haji ke Mekkah.
Ketika hasil panen tiba, tantara Jepang pun datang. Semua hasil panen rakyat dibawa oleh tantara Jepang, termasuk hasil panen Haji Aksan. Rakyat pun tidak terima dan mereka mulai mengadukan hal ini ke balai desa dan juga para kyai-kyai. Akhirnya para kyai berkumpul untuk membicarakan hal ini
"Bagaimana menurutmu Tuan Aksan, apakah padimu juga sudah dirampas oleh Jepang, apakah kau akan diam saja?" Ucap Haji Iljas
"Tentu saja tidak wahai saudaraku...selanjutnya jika Jepang kesini aku tidak akan memberikannya"
"Baiklah kalau begitu...saudara-saudara sekalian, izinkanlah aku dengan beberapa warga untuk pergi ke Cirebon untuk melakukan protes terhadap kebijakan ini"
"Baik, kami setuju, kau ahli dalam hal ini, semoga Allah melindungi kita semua...Aamiin" ucap Kyai Sidik salah satu Kyai disana
Haji Iljas pergi dengan beberapa orang ke Cirebon lalu pulang melaporkan hal baik bahwa pemerintah Jepang menyetujui.
3 April 1944
"Tentara Jepang datang.... Tantara Jepang datang" Teriak Tobur
"Ada apa gerangan tantara itu datang lagi?" geram Haji Iljas
" Sepertinya mereka sedang menuju rumahku"
Saat itu Haji Iljas sedang berdiskusi dengan Haji Aksan.
"Kami diperintahkan untuk membawa beras Tuan, tuan pasti mempunyai banyak stok beras dirumah tuan" Ucap Sonco (Camat) dari Jepang
"Saya sudah memberikannya bulan kemarin, kenapa Anda ingin mengambil lagi?"
"Ini perintah dari atasan kami, kalau tuan tidak mau memberinya kami akan mengambil dengan paksa"
"Saya tidak mau memberikannya" ucap Haji Aksan dengan tegas
"Baik..."
Sambil mengganggukkan kepalanya kedua polisi yang menyertai Sonco itu mulai menangkap Haji Aksan. Haji Iljas pun ingin menolong tapi segera ditodong oleh pistol. Melihat keributan ini rakyat mulai berkumpul dan ingin menolong Haji Aksan akan tetapi polisi segera menembak keatas yang membuat rakyat diam.
"Minggir kalian rakyat rendahan" ucap Sonco
Khozin yang melihat Haji Aksan ditangkap bergegas membawa batu batu dengan marah ia langsung teriak dan melemparkan batu bata ke Sonco
" Ahhhh..." Sang Sonco pun jatuh pingsan
"yahhhhh....." teriak gelombang rakyat yang mengejar dua polisi itu
Dua polisi itu pun berlari dan meninggalkan Haji Aksan yang didorong sampai terjatuh. Kemudian dua polisi itu pun ikut terjatuh, lalu pingsan. Ternyata Haji Iljas dan Tobur yang melempar dua bata itu kepada mereka.
"Sehabis ini pasti Jepang tidak akan tinggal diam, mereka pasti akan mengirimkan tentaranya kesini" ucap Haji Aksan yang dibantu berdiri oleh Tobur dan Khozin
" Kau benar saudaraku...kita harus mempersiapkan kedatangan tantara Jepang" ucap Haji Iljas
*cerita ini hanya fiksi dan bukan bagian dari sejarah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H