Situasi Franco yang demikian telah menggugah keprihatinan berbagai kalangan, di antaranya dari Aloysius Hieng selaku Ketua Umum Organisasi Masyarakat Pemuda Teguh Indonesia Raya (Ormas Petir) dan sutradara senior Ismail saat ditemui di kantor Parfi (Persatuan Artis dan Film Indonesia) di PPHUI, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin, (14/3).
![dok. pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/03/19/ae2ba450-c665-4037-a193-085e945a0ae3-5aaf2082bde5754dc42225c2.jpeg?t=o&v=555)
Senada dengan Aloysius, Ketum Persatuan Artis Film Indonesia (Parfi) Febrian Aditya juga menyampaikan dukungan penuh. "Lagu Gemu Fa Mi Re layak dijadikan tema film layar lebar maupun dokumenter untuk pengembangan destinasi wisata Nusa Tenggara Timur melalui audio visual. "Saya  akan mengajak pihak Kementerian Pariwisata dan  Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk menggalang kerja sama," katanya.
Ketua Umum Parfi ini menyatakan dukungannya pengembangan wisata melalui kreativitas musik dan film, salah satunya dengan mengangkat lagu Gemu Fa Mi Re. "Saya juga berharap pemerintah provinsi jangan pernah berhenti untu mendukung kreativitas putra daerah," tandas Febrian.
Febrian menambahkan, Parfi akan menyiapkan SDM untuk pembuatan film dokumenter dan layar lebar yang mengisahkan kehidupan Nyong Franco. Parfi akan bekerja sama dengan Ormas Petir, Â KFT (Karyawan Film dan Televisi), Majalah Duta Wisata dan Majalah Intai (Indonesia-Taiwan).
Rencana tersebut sudah dijadwalkan dalam waktu dekat. "Rencananya kami akan mengajak Presiden RI, Kapolri, Panglima TNI bersama para prajurit agar memberikan dukungan lagu Gemu Fa Mi Re dijadikan lagu duta wisata, di Maumere dan Indonesia  pada umumnya," pungkas Febrian.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI