A.Pengertian esksistensialisme
Eksistensialisme berasal dari kata dasar eksistensi. Exist berasal dari bahasa latin ex yang berarti keluar dan sistere yang berrarti berdiri. Maka eksistensi adalah berdiri dengan keluar dari diri sendiri.Â
Dakam bahasa Jerman disebut dasein. Da (di sana) dan sein (berada). Jadi dengan keluar dari dirinya sendiri, manusia sadar tentang dirinya, ia berdiri sebagai aku atau pribadi. Berada bagi manusia berarti di tempat, tetapi bertempatnya manusia tidaklah sama dengan bertempatnya pohon atau batu. Filsafat eksiensi menempatkan manusia sebagai tema sentral.
Menurut ajaran eksitensialisme, eksistensi manusia mendahului esensinya. Oleh karena itu hakikat manusia berbeda dari makhluk lainnya, manusia mempunyai ciri khas tertentu.
Dalam pendidikan eksistensialisme menekankan pada individualitas dalam pemenuhan atau pengembangan potensi diri, hal ini menjadi tujuan pendidikan eksistensialisme. Setiap individu mempunyai kebebasan dan bertanggungjawab atas dirinya sendiri terhadap nasibnya.
Penilaian kaum eksistensialisme pada kurikulum ialah apakah kurikulum itu berkontribusi terhadap individu. Karena kurikulum yang ideal ialah kurikulum yang memberi kebebasan seluas-luasnya pada peserta didik dalam mengajukan pertanyaan. Jadi guru sebagai fasiliator harus mendorong siswanya agar mengembangkan ekspresi dirinya. Misal dalam bentuk karya sastra.
Ciri-ciri aliran eksistensialisme pendidikan
1.Motif pokoknya ialah eksistensi
2.Mengutamakan pengalaman konkret
3.Manusia itu realitas yang harus dibentuk
Kelebihan aliran eksistensialisme
1.Setiap individu merupakan sumber pengetahuan
2.Eksistensialisme memberikan semangat pada pendidikan
Kelemahan aliran eksistensialisme
1.Eksistensialisme berdiri sendiri sehingga menolak untuk diasukkan dalam filsafat tertentu
2.Tida puas terhadap filsafat yang bersifat tradisioanal
B.Pemikiran tokoh eksistensialisme
1.Jean Paul Sartre
Sartre menyatakan, hakikat keberadaan manusia bukan etre (ada), tetapi a etre (akan atau sedang). Yang artinya bahwa manusia itu selalu membangun ada-nya. Ajarannya yang populer ialah eksistensi mendahului esensi.
2.Soren Kierkegaard
Kierkegaard disebut sebagai bapak filsafat eksistensialisme. Menurutnya filsafat merupakan suatu pengekspresian eksistensi individual dan harus mengutamakan manusia individual. Dan ia juga mengungkapakan bahwa hanya manusia yang bereksistensi yakni bertindak sesuai pilihan pribadinya.
3.Martin Buber
Ia terkenal dengan filsafat dialognya, pemikiran eksistensialisme yang berpusat apada perbedaan anatara hubungan aku-itu dan aku-rngku.
4.Martin Haidegger
Menurut haidegger yang mampu menjawab tentang keberadaan hanya melalui jalan ontologi dengan metodologis fenomenologis. Dan yang terpenting menurutnya ialah menemukan apa arti keberadaan itu sendiri.
5.Karl Jasper
Ia memandang bahwa tuuan filsafat ialah mengembalikan manusia pada jati dirinya. Dengan menngunakan pemikiran pengetahuan yang objektif sehingga manusia akan sadar akan dirinya senidri
6.Gabriel Marcel
Menurutnya manusia mempunaya relasi dengan manusia lainnya yang artinya eksistensi tidak lebih penting dari esensi.
7.Paul Tillich
Tillich memusatkan perhatiannya pada hakikat keberadaan dan ia percaya bahwa manusia makhluk yang sempurna tetapi ada kalanya manusia adalah makhluk yang berdosa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H