Saya membayangkan, ada berapa emisi karbon terbuang sia-sia oleh sekumpulan orang mager jalan kaki ini. Jika mengacu pada jam tangan kesehatan yang saya pakai sehari-hari, berjalan 1,74 km dapat menghemat sekitar 0,14 liter bensin, tidak banyak memang namun coba kalikan, misalkan dalam satu masjid yang sedang salat Jumat semuanya berjalan kaki, kemudian kalikan lagi dengan seluruh pengunjung supermarket maka akan ada berapa liter bensin dan akan ada berapa emisi karbon yang berhasil direduksi setiap harinya dari langkah sederhana tersebut?
Meskipun itu hanya 0,14 liter bensin per kepala namun jika dikalikan sepuluh juta penduduk Indonesia saja, kita sudah hemat 1,4 juta liter bensin per hari. Ada benarnya juga apa kata pepatah, sebatang lidi tidak berrti apa-apa tapi bila diikat jadi satu, akan menyapu segalanya.
Daripada buat gerakan bolos sekolah setiap Jumat, mending buat gerakan jalan kaki ke tempat ibadah setiap minggunya, pasti jauh lebih dirasa manfaatnya. Ini baru satu gerakan, bagaimana dengan gerakan bersepeda maupun gerakan naik transportasi umum ke tempat kerja, sekolah, atau pusat perbelanjaan.
Mobil mahal BMW akan kalah mewahnya dengan BMW (Bike, Mass Transportation, dan Walking) karena memiliki dampak yang bukan kaleng-kaleng.
Jika kemudian gerakan BMW ini diikuti seperempat saja, syukur-syukur setengah dari jumlah penduduk Indonesia, maka tentu saja angka harapan hidup bumi yang sehat akan bertahan lebih lama lagi dengan net-zero emissions-nya.Â
Tak sebatas bumi pertiwi, badan dan pikiran kita juga akan lebih sehat karena di dalam bumi yang sehat terdapat tubuh yang kuat baik fisik maupun mentalnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H