Lucunya, kawan saya ini termasuk oknum barbar itu plus banyak mengeluhnya ketika cuaca makin panas sehingga tunggakan listrik penyejuk udara di rumahnya membengkak. Apalagi kawasan rumahnya mudah dihampiri banjir dadakan, lengkap sudah keluhan yang biasa dia utarakan di medsos.
Tapi apa benar sih perubahan iklim sebegitu menggerikannya sehingga kita perlu bertindak dari sekarang, enggak boleh nunggu nanti-nanti?
Menurut Forest Digest, konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer sudah mencapai 414,3 Part Per Million (PPM) hanya dalam waktu tiga abad sejak Revolusi Industri meletus pada 1750. Sementara 10.000 tahun sebelum penemuan mesin uap dan penggunaan bahan bakar fosil dilakukan secara masif, konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer stabil di angka 280 PPM.
Artinya kenaikan suhu di permukaan bumi bukan hanya mitos belaka namun sebuah fakta di depan mata. Perubahan tersebut melaju sangat cepat layaknya mobil BMW yang dikemudikan pembalap profesional.
Jika ini dibiarkan saja dan hanya  dianggap angin lalu maka dampak yang lebih menggerikan dari sekadar cuaca panas dan banjir akan menjadi kenyataan misalkan krisis air bersih, topan, badai, atau kebakaran hutan. Â
Lalu apa kita perlu bertindak seperti Greta Thunberg yang bolos sekolah setiap hari Jumat khusus untuk berunjuk rasa di depan kantor parlemen. Lantas mengecam para pemimpin dunia dan menganggap mereka tidak becus dalam menangani perubahan iklim.
"Net zero, blah, blah, blah. Ini semua yang kita dengar dari orang-orang yang kita sebut pemimpin. Kata-kata yang seolah hebat namun sejauh ini tidak menghasilkan tindakan maupun harapan. Kata-kata dan janji kosong belaka", katanya.
Saya mengapresiasi keberanian Greta dalam menyuarakan isu perubahan iklim di usianya yang terbilang masih cukup belia. Namun kok ya, mengkritik tanpa solusi ibarat kita makan rendang tanpa nasi atau makan di warteg tanpa kerupuk, berasa ada yang kurang gitu.
Greta bukan ilmuwan tapi apa salahnya dia belajar sungguh-sungguh di kelas supaya kelak bisa menciptakan terobosan baru misal teknologi penyerap karbon murah yang canggih, bukan malah bolos sekolah.
Karena saya bukan aktivis sosial ataupun ilmuwan, saya hanya bisa melakukan pola BMW itu tadi, termasuk bersepeda.
Saya kadang full gowes ke kantor jika sedang tidak ingin naik kendaraan umum dan tidak pernah sama sekali naik sepeda motor ke kantor. Memang sih sepeda saya itu jenis sepeda listrik, tapi kan kendaraan listrik itu jauh lebih hemat ketimbang kendaraan bermotor.