Lain dulu, lain kemudian. Tak lama dari situ, Gibran tiba-tiba mencalonkan diri sebagai walikota Solo, meneruskan jejak ayahnya yang juga dulu mulai dari sana.
Sebenarnya ada banyak tokoh-tokoh lain, yang dulunya ngomong A tiba-tiba berubah jadi Z. Yang tadinya menolak akan menjabat, mencalonkan diri, terlibat politik, dll, tiba-tiba sudah di atas panggung saja.
Sama seperti apa yang dikatakan oleh Ganjar, Anies, Ridwan Kamil, AHY, dll. Bisa jadi mereka tiba-tiba beneran mencalonkan diri menjadi calon presiden meski saat ini menolak jika ada pertanyaan seperti itu.
Saya pun mendadak jadi apatis, saya dulu kagum dengan tokoh besar tapi konsisten di bidang pemberdayaan, kepemudaan, dan kebencanaan yang berkata tegas tidak akan terjun ke dunia politik meski tawaran datang silih berganti. Namun semua itu hanya manis di awal saja.Â
Sebenarnya tidak sepenuhnya salahnya juga sih join di dunia politik, mau komisaris, dirut, menteri atau presiden sekalipun asalkan bisa konsiten dalam menyejahterakan rakyat, bukan korupsi.
Namanya juga manusia. Hati manusia selalu berbolak-balik, makanya ada doa supaya hati kita selalu ditetapkan dengan keteguhan yang diberkahi oleh-Nya. Makanya saya juga tidak begitu fanatik dengan tokoh A, B, C sampai Z. Yang saya idolakan tetap Nabi Muhammad, semoga kita termasuk salah satu pengikutnya di hari akhir nanti.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H