Mohon tunggu...
Musa Hasyim
Musa Hasyim Mohon Tunggu... Penulis - M Musa Hasyim

Dosen Hubungan Internasional Universitas Jenderal Soedirman

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jika Planet Bumi adalah Pasir di Tengah Triliunan Planet, Lantas Apa Kita Masih Sombong?

27 Mei 2021   15:13 Diperbarui: 27 Mei 2021   15:22 625
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai sesama manusia bumi, jangan deh sekali-kali merasa sombong atau tinggi, manusia itu sama kecilnya dengan atom (ingat atom!), karena bumi saja jika dibandingkan dengan planet lain seperti  secuil pasir (mungkin partikel atom di dalam pasir).

Namun nyatanya, masih banyak manusia merasa sok iye, sok ngelangit, padahal sama-sama hidup di bumi. Mereka (astronot) yang pernah menjajaki bulan/ angkasa saja biasa-biasa saja, nah kita yang terbang paling tinggi sampai berapa KM di atas laut sih, sudah sok iye.

Pertanyaan lain, jika Tuhan hanya menciptakan manusia di bumi, lalu fungsi triliunan planet dan miliaran bintang buat apa yah? Apa hanya sebagai pajangan saja. Kadang saya berpikir, jangan-jangan bangsa jin sudah menempati trliunan planet di luar sana. Kalau di Islam, Allah menciptakan jin dan manusia untuk beribadah kepada-Nya. Nah, bisa jadi jin adalah alien yang sering kita maksud pernah mengunjungi bumi (jangan diambil serius, ini hanya pertanyaan pribadi saja saking penasarannya).

Kalau sebatas pajangan tidak mungkin, Tuhan mungkin menciptakan semuanya sebagai pertanda, maksudnya sebagai pertanda bahwa manusia itu memang kecil. Kalau iya, semoga kita menjadi hamba yang selalu ingat kekuasaan-Nya. 

Dan terakhir, pertanyaan yang belum terjawab oleh saya adalah, kenapa Tuhan menciptakan para semesta, namun pada akhirnya akan menghancurkannya di hari kiamat? Saya mencari-cari jawaban untuk pertanyaan ini, dan kadang membuatku lupa (mengarah ke tanda-tanda ateis) sehingga saya menyimpannya saja serambi baca istighfar. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun