Mohon tunggu...
Musa Hasyim
Musa Hasyim Mohon Tunggu... Penulis - M Musa Hasyim

Dosen Hubungan Internasional Universitas Jenderal Soedirman

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kenapa Roket Israel Menyasar Korban Anak-anak Tak Berdosa? Ini Jawabannya!

19 Mei 2021   13:40 Diperbarui: 19 Mei 2021   14:19 507
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jumlah korban ketegangan Israel-Palestina terus bertambah. Berdasarkan rilis dari Antara News, korban meninggal dunia dari pihak Palestina mencapai 181 jiwa, di dalamnya ada 52 anak-anak dan 31 wanita.

Kenapa banyak sekali korban anak kecil yang notabenenya tidak tahu apa-apa tentang konflik? Apakah Israel memang sengaja menumpaskan generasi masa depan Palestina biar urusan Israel lancar jaya ke depannya?

Dunia pasti mengecam Israel karena anak-anak punya hak untuk hidup lebih lama. Entah bagaimana perasaan orang tua mereka, melihat anaknya yang masih belia harus terenggut begitu saja oleh senjata.

Setelah saya mencoba mengulik dari berbagai sumber, ternyata korban anak-anak dari konflik Palestina-Israel termasuk lumayan banyak dari tahun ke tahun apalagi begitu ketengangan terjadi.

Ada beberapa kemungkinan, kenapa roket Israel menyasar korban anak-anak, bukan orang dewasa (pihak Hamas) yang bertanggung jawab jika memang menyulut ketegangan duluan.

Pertama, human shield strategy atau manusia dijadikan tameng oleh Hamas. Pendapat ini diutarakan oleh Dexter Van Zile dalam artikelnya "World Vision: Strategies for Fund-Raising and Support for Hamas."

Zile menjelaskan, Israel selalu memberikan peringatan melalui selebaran dan teks di ponsel kepada rakyat Palestina untuk menjauhi gedung-gedung yang akan diserang tentara Israel (IDF). Namun Hamas justru menyuruh warga sipil berlindung di dalam gedung yang akan diserang IDF.

Hamas dikatakan sebagai kelompok yang menjadikan anak-anak sebagai tameng orang dewasa. Cerita tentang anak-anak Palestina yang dibunuh oleh misil IDF kemudian dijadikan konten untuk mendapatkan bantuan internasional.

Zile juga mengungkapkan, Hamas lari atau bersembunyi di tempat yang mana ada pula anak-anak bersembunyi dari serangan. Akibatnya anak-anak tidak berdosa turut jadi korban.

Pendapat Zile ditolak mentah-mentah oleh seorang jurnalis independen, Charlotte Silver. Alasan warga masih bertahan di gedung bukan karena seruan Hamas agar bertahan di gedung yang dimaksud, melainkan peringatan dari IDF yang bersifat mendadak di tengah serangan. Para korban tidak sempat untuk menyelamatkan nyawa mereka begitu serangan mendadak datang secara tiba-tiba.

Human shield strategy dari Hamas ini masih kontroversi. Ada pihak sepakat namun tak sedikit yang menolak. Umumnya, pihak yang sepakat adalah mereka yang berdiri bersama Israel.

Kedua, memang sudah direncanakan Israel. Alasan ini didengungkan oleh pihak-pihak yang tidak setuju dengan Israel. Ada pula pihak netral seperti dari lembaga-lembaga kemanusiaan internasional independen yang setuju dengan poin kedua ini.

Katanya, Israel memang sengaja mengincar korban anak-anak supaya tidak ada generasi calon pemimpin Palestina hebat di masa depan. Anak-anak adalah calon pemimpin atau penerus estafet Palestina di masa depan sehingga atas dasar ini anak-anak dijadikan target.

Menurut Humanium, lembaga internasional di bidang kemanusiaan (INGO), Israel menyasar rumah sakit, sekolah, dan pemukiman penduduk sehingga tidak ada batasan antara warga sipil dengan kombatan. Akibatnya banyak anak turut jadi korban karena di tempat-tempat umum seperti itulah mereka berada.

Contoh konkretnya adalah serangan roket Israel di Rumah Sakit Indonesia di Gaza beberapa tahun lalu. Meski tidak ada korban jiwa, namun gedung rumah sakit sempat rusak sebagian akibat gempuran roket Israel.

Padahal rumah sakit dalam google maps terlihat sangat jelas dan biasanya di area perang atau konflik, pihak rumah sakit akan terus mengirim sinyal koordinat pasti terkait keberadaan mereka. Tujuannya supaya tidak ada serangan roket, misil, atau senjata lainnya yang menyasar karena rumah sakit adalah bangunan yang dilindungi ketika perang berlangsung. Bagi yang melanggar ketentuan ini, mereka bisa dituntut di pengadilan internasional.

Semoga anak-anak korban perang merasakan nikmat Surga yang dijanjikan Tuhan. Mereka adalah pahlawan dan mereka adalah bukti bahwa perang akan selalu membawa derita dari semua kalangan, usia, dan pekerjaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun