Human shield strategy dari Hamas ini masih kontroversi. Ada pihak sepakat namun tak sedikit yang menolak. Umumnya, pihak yang sepakat adalah mereka yang berdiri bersama Israel.
Kedua, memang sudah direncanakan Israel. Alasan ini didengungkan oleh pihak-pihak yang tidak setuju dengan Israel. Ada pula pihak netral seperti dari lembaga-lembaga kemanusiaan internasional independen yang setuju dengan poin kedua ini.
Katanya, Israel memang sengaja mengincar korban anak-anak supaya tidak ada generasi calon pemimpin Palestina hebat di masa depan. Anak-anak adalah calon pemimpin atau penerus estafet Palestina di masa depan sehingga atas dasar ini anak-anak dijadikan target.
Menurut Humanium, lembaga internasional di bidang kemanusiaan (INGO), Israel menyasar rumah sakit, sekolah, dan pemukiman penduduk sehingga tidak ada batasan antara warga sipil dengan kombatan. Akibatnya banyak anak turut jadi korban karena di tempat-tempat umum seperti itulah mereka berada.
Contoh konkretnya adalah serangan roket Israel di Rumah Sakit Indonesia di Gaza beberapa tahun lalu. Meski tidak ada korban jiwa, namun gedung rumah sakit sempat rusak sebagian akibat gempuran roket Israel.
Padahal rumah sakit dalam google maps terlihat sangat jelas dan biasanya di area perang atau konflik, pihak rumah sakit akan terus mengirim sinyal koordinat pasti terkait keberadaan mereka. Tujuannya supaya tidak ada serangan roket, misil, atau senjata lainnya yang menyasar karena rumah sakit adalah bangunan yang dilindungi ketika perang berlangsung. Bagi yang melanggar ketentuan ini, mereka bisa dituntut di pengadilan internasional.
Semoga anak-anak korban perang merasakan nikmat Surga yang dijanjikan Tuhan. Mereka adalah pahlawan dan mereka adalah bukti bahwa perang akan selalu membawa derita dari semua kalangan, usia, dan pekerjaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H