Mohon tunggu...
Musa Hasyim
Musa Hasyim Mohon Tunggu... Penulis - M Musa Hasyim

Dosen Hubungan Internasional Universitas Jenderal Soedirman

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerita Fabel: Asal Mula Tikus Berdasi

7 Januari 2021   21:28 Diperbarui: 7 Januari 2021   21:38 2162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi tikus berdasi, sumber: pixabay.com/prawny

Tak lupa, petani membuat orang-orangan dari jerami. Itu dilakukan supaya tidak ada tikus berani mengusik sawah indahnya di malam gelap gulita.

Sayangnya, mujur tak dapat diraih malang tak dapat ditolak. Malam itu, segerombolan tikus sudah berdiskusi panjang lebar. Tikus-tikus itu sudah membuat rencana matang, dipimpin oleh tikus paling besar dengan perut buncitnya. Tikus pemimpin itu bernama Hendra, sering disebut pak bos.

"Kevin! Kamu pergi ke sisi A bersama Rachel. Di sana Kamu akan temukan makanan enak di sawah milik petani."

"Tantri! Kamu pergi ke sisi C bersama Andre. Di sana aman sentosa."

Rencana itu sudah dibuat sangat matang. Para tikus yakin bisa mendapatkan apa yang mereka mau, santapan malam hari.

Mereka bergegas mengikuti arahan pak bos. Sementara pak bos cukup mengawasi dari balik semak-semak. Pak bos punya rencana sendiri.

Ketika mereka mengendus-endus tanah persawahan, mereka tidak sadar ada orang-orangan cukup seram. Orang-orangan itu memakai benda melilit di lehernya. Mereka ketakutan parah. Bulu-bulu hitamnya berdiri, merinding penuh misteri. Ketika tiba di tengah-tengah mereka terperangkap oleh sebuah jebakan milik pak tani. Semua tikus tak berdaya lagi. Pak bos tertawa lebar. Ini saatnya bagi dirinya untuk menuju target.

Sedari awal, pak bos membuat rencana itu memang untuk menjebak segerombolan tikus-tikus bodoh. Pak bos hanya ingin menikmati semua hasil buruannya seorang diri dengan kenyang tanpa gangguan.

Pak bos berlari cukup kencang. Ketika dirasa aman, ia langsung menuju target. Gerombolan tikus yang sudah terjebak meminta tolong pada si pak bos. Pak bos malah acuh. Ia hanya fokus ke satu target, mengambil santapan lalu pergi.

Tak dinyanya, orang-orangan yang sedari tadi diam bagai patung itu bergerak. Orang-orangan itu berjalan mendekati tubuh kecil tikus hitam itu, yang ternyata adalah pak bos. Sekonyong-konyong pak bos diam membisu.

"Apa maumu di sini, wahai tikus hitam nan jelek?" tanya orang-orangan yang ternyata bisa bicara. Pak bos masih kaku, ia masih sulit menggerakkan badannya. Ia sungguh ketakutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun