Mohon tunggu...
Musa Hasyim
Musa Hasyim Mohon Tunggu... Penulis - M Musa Hasyim

Dosen Hubungan Internasional Universitas Jenderal Soedirman

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

Jelajah Virtual: Kok Ada Warung Padang, Angkringan dan Pecel Lele di Pulau Christmas Australia?

11 Agustus 2020   12:01 Diperbarui: 11 Agustus 2020   12:10 768
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Screenshoot Pulau Christmas Australia

Jelajah virtual di google maps merupakan salah satu aktivitas saya yang belum bisa menjelajah ke luar negeri apalagi di musim pandemi ini. Padahal saya sudah mendapatkan kartu hijau untuk ke luar negeri setelah penelitian saya bersama teman dibiayai kampus untuk konferensi internasional.

Apa boleh buat, konferensinya diganti dengan virtual, tak jauh berbeda dengan saat saya menjelajah virtual di google maps. Jejajah virtual di google maps ini biasa saya lakukan untuk mengurangi kebosanan selama study from home. Selain itu, ada pula doa terselip supaya suatu saat nanti bisa mengunjungi apa yang saya lihat secara virtual.

Saat menjelajah virtual lewat google maps ini, saya menemukan hal tak terduga di Pulau Christmas Australia. Ada warung-warung Indonesia eksis di sebuah pulau terpencil dan terluar di Australia itu. 

Pulau Christmas merupakan pulau incaran para pencari suaka dari negara-negara konflik. Mereka rela terombang-ambing di lautan lepas mempertaruhkan nyawa untuk mengubah nasib. Biasanya mereka ditangkap di Indonesia sebelum akhirnya tiba di Pulau Christmas.

Tapi apakah orang Indonesia juga mencari suaka di Pulau Christmas? Lalu membuka warung-warung di sekitar pulau. Biasanya orang Indonesia yang merantau ke negeri orang memang membuka warung Indonesia.

Selain untuk menyambung hidup, membuka warung khas Indonesia di luar juga sebagai suatu upaya mengenalkan wajah kuliner nusantara.

Tapi benarkah ada warung-warung Indonesia di Pulau Christmas? Kalau yang saya lihat, ada warung Padang, pecel lele, bebek goreng Indonesia, angkringan dan masih banyak lagi. Wah kalau sebanyak ini, kok tidak ada satupun yang masuk layar kaca?

Usut punya usut, ternyata warung-warung Indonesia di Pulau Christmas ini hanya fiktif belaka. Apa buktinya?

Pertama, ketika diperbesar foto warung di Pulau Christmas tidak menunjukkan tanda-tanda ada di Australia. Foto yang disajikan pengunduh hanya sebuah piring dengan makanan.

Kalau itu asli, kenapa tidak ada foto depan resto, bangunan, dan foto pengunjung yang harusnya didominasi oleh bule. Semua semakin jelas ketika tidak ada bangunan berdiri di salah satu warung asal Indonesia, hanya sebuah nama saja.

Screenshoot RM Sate Padang Pak Haji di Pulau Christmas Australia
Screenshoot RM Sate Padang Pak Haji di Pulau Christmas Australia

Kedua, lokasi yang kurang akurat. Masak ada rumah makan padang di tengah jalan. Presisi kurang tepat. Kalau ada warung di tengah jalan, bagaimana orang-orang bisa lewat? Dan pastinya sudah ditutup paksa oleh pihak berwajib jika itu terjadi.

Ketiga, kenapa ada begitu banyak warung Indonesia? Bersebelahan pula, ini bukan berarti saya meremehkan kreativitas diaspora Indonesia di luar negeri. Tapi bayangkan saja, ada lebih dari lima warung Indonesia di Pulau Christmas, mungkin lebih.

Letak antara satu warung dengan warung lainnya pun tidak begitu jauh. Apa tidak saingan gitu.

Informasi yang ada semakin menunjukkan itu semua adalah fiktif. Kalau itu fiktif, bagaimana nama-nama warung asal Indonesia itu bertengger di google maps Pulau Christmas?

Bisa jadi itu ulah iseng pengguna google maps dan bisa jadi karena google maps yang error.

Ulah iseng ini berkaitan dengan orang yang kurang kerjaan. Saking tidak ada kerjaannya, nama-nama warung Indonesia diunggah ke google maps. Mungkin tujuan si pengunduh baik yakni agar masakan Indonesia semakin dikenal di luar negeri tapi bukan begitu caranya, Bambang!

Alasan selanjutnya adalah google maps yang eror. Alasan ini mungkin efek dari WFH di mana banyak karyawan di perusahaan sekelas google maps harus bekerja dari rumah. Performa pun berkurang jika dibandingkan sebelum ada pandemi Covid-19 ini.

Apalagi Pulau Christmas ini berseberangan dengan selatan Pulau Jawa. Mungkin warung-warung itu sebenarnya berada di pantai Selatan namun bergeser jauh ke Pulau Christmas.

Apapun itu alasannya, harusnya pihak google maps bisa sedikit mengamankan situsnya. Kalau ini dibiarkan sungguh akan menyesatkan.

Bagi orang Indonesia sungguhan yang berada di Pulau Christmas, nama-nama warung Indonesia adalah surga. Mereka sudah bergembira menemukan warung Indonesia, tau-taunya zonk alias fiktif. Tak lebihnya dengan PHP atau pemberi harapan palsu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun