Mohon tunggu...
Musa Hasyim
Musa Hasyim Mohon Tunggu... Penulis - M Musa Hasyim

Dosen Hubungan Internasional Universitas Jenderal Soedirman

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Ini Alasan Erdogan Mengubah Hagia Sophia dari Museum ke Masjid

11 Juli 2020   19:38 Diperbarui: 11 Juli 2020   19:43 524
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kudeta militer Mursi sempat di alamai Erdogan namun berhasil dibaca oleh anggota partai AKP dan Erdogan pada 2016 silam. Sehingga kudeta tersebut berhasil digagalkan.

Revolusi Islam di Turki memang tidak seterbuka Iran setelah menggulingkan rezim Shah. Erdogan melakukannya secara halus supaya berhasil merebut hati rakyat. Namanya politik, suara sangat dibutuhkan untuk melangengkan kuasa para penguasa. Apapun caranya.

Kedua, menumbuhkan semangat Muhammad Fatih Sang Penakluk. Alasan ini berkaitan dengan sejarah berdirinya Turki Utsmani di mana dulunya mereka adalah kesultanan atau kerajaan kecil sebelum merebut tahta Kekaisaran Bizantium di Konstantinopel.

Lewat tangan Sultan Mehmet II atau Muhammad Fatih, Turki Utsmani berhasil menguasai beberapa wilayah di Konstantinopel. Nama Konstantinopel juga diubah menjadi Istanbul. Pun dengan fungsi Hagia Sophia yang diubah menjadi masjid setelah sebelumnya merupakan gereja Ortodoks.

Bagi Erdogan, Muhammad Fatih adalah seorang pahlawan yang berhasil mengantarkan Turki pada kejayaannya. Erdogan tidak melihat sisi heroik dari Mustafa Kemal Attaturk yang justru dianggapnya membawa kemunduran bagi Turki setelah mengubah asas Islam menjadi sekuler.

Baik Mustafa Kemal Attaturk maupun Erdogan, sama-sama memiliki pengikut dan pengkritik. Satunya ingin membawa Turki pada sistem liberal ala Barat, satunya ingin membawa Turki pada sistem Islam yang kuat.

Ketiga, membuat Hagia Sophia memiliki fungsi ketimbang hanya sebuah bangunan museum. Alasan ini bisa kita lihat dengan dua kacamata yang berbeda. Satu sisi fungsi masjid akan membuat Hagia Sophia tampak lebih hidup karena adanya aktivitas salat lima waktu dan beberapa aktivitas keagamaan lainnya.

Di sisi lain, bangunan yang berfungsi sebagai museum hanya akan dikunjungi dengan tujuan edukasi semata. Padahal fungsi museum juga sebagai tempat melestarikan apa yang ada di dalamnya.

Fungsi masjid sebenarnya pun dapat memiliki tujuan edukasi dan pelestarian. Tergantung gebrakan dan kepedulian dari pemerintahnya saja. Apakah mau membiarkan masjid tersebut hanya sebagai tempat beribadah saja atau lebih dari itu.

Terakhir, apapun status Hagia Sophia sekarang, keimanan letaknya di hati bukan tertempel di sebuah bangunan. Sama seperti Great Mosque of Cordoba di Spanyol yang statusnya diubah dari masjid menjadi gereja.

Yang terpenting dari semua itu adalah kedewasaan kita dalam menyikapinya. Apakah mau menjaga toleransi antar umat beragama atau malah mau mengadu domba. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun