Mohon tunggu...
Musa Hasyim
Musa Hasyim Mohon Tunggu... Penulis - M Musa Hasyim

Alumni Hubungan Internasional yang suka baca novel kritik sosial dan buku pengembangan diri. Sering menyukai sesuatu secara random.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Rekomendasi Film tentang Perjuangan Perempuan di Hari Kartini yang Menginspirasi

21 April 2020   12:48 Diperbarui: 21 April 2020   12:58 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster film Lost, Found, sumber: windowsonworlds.com

Yah, meski perbuatan Sun Fang tidak dapat dimaafkan karena menculik anak Li Jie, majikannya. Sayangnya film ini berakhir tragis ketika Sun Fang menceburkan diri ke laut dari atas kapal yang akan berlayar. Sun Fang adalah representasi perempuan yang kurang beruntung dalam hidupnya.

Sementara Li Jie merupakan representasi kodrat perempuan sekaligus ibu yang memiliki anak. Meski sebelumnya Li Jie sangat sibuk di dunia kerja sehingga anaknya lebih dekat ke Sun Fang, namun bagaimanapun juga Li Jie adalah ibu yang melahirkan anaknya. Dan Li Jie pun sadar apa yang ia lakukan selama ini kurang maksimal terhadap anaknya.

Saya memberikan rating 89/100 untuk film satu ini karena akting Yao Chen yang sangat bagus. Kisah dalam film juga turut menampilkan perempuan-perempuan perkasa yang cocok dijadikan panutan bagi perempuan-perempuan di dunia agar lebih menyayangi dan menjaga anaknya.

Kim Ji-Young Born 1982

Tak jauh dari Tiongkok, film Korsel ini juga patut untuk diapresiasi. Film yang diperankan bintang populer Jung Yu-Mi dan Gong Yo ini mendapat kesan positif dari penggemarnya.

Poster film Kim Ji-Young Born 1982, sumber: imdb.com
Poster film Kim Ji-Young Born 1982, sumber: imdb.com

Film ini bercerita tentang Kim Ji-Young (Jung Yu-Mi) yang merasa bosan dengan rutinitasnya sebagai mama muda. Kenapa mama muda padahal umurnya 30 tahunan? Karena kebanyakan orang Korsel menikah di atas umur 35 tahun, bahkan banyak pula yang memilih tidak menikah karena takut jika nantinya mempunyai anak akan menghambat karirnya.

Dae-Hyeon (Gong Yo) merasa ada yang berubah dari diri istrinya, Kim Ji-Young sampai membawanya ke psikiater. Mulanya Ji-Young menolaknya karena pergi ke psikiater tidak murah, ia juga merasa tidak apa-apa namun akhirnya Ji-Young luluh juga pergi ke psikiater.

Ji-Young seperti kehilangan jati diri semenjak mengundurkan diri dari pekerjaannya setelah punya anak. Sementara penghasilan suaminya tidak terlalu banyak, tapi mereka kecukupan untuk kehidupan sehari-hari.

Alur dalam film memang kerap kali membingungkan. Namun dengan akting Ji-Young, saya merasa kagum dengan film ini. Ji-Young sangat mendalami perannya sebagai ibu yang kehilangan jati diri. Saya memberikan rating 86/100 untuk film satu ini.

Di samping kesan positif, film ini mendapat protes dari orang Korea karena mencoba menayangkan simbol perjuangan perempuan dalam melawan budaya patriarki yang sudah melekat di Korsel. Terlepas dari kontroversinya, film ini memberikan pesan bahwa perempuan yang sudah menjadi ibu tidak bisa melepaskan statusnya begitu saja. Ia memiliki tanggung jawab kepada anaknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun