Mohon tunggu...
Musa Hasyim
Musa Hasyim Mohon Tunggu... Penulis - M Musa Hasyim

Dosen Hubungan Internasional Universitas Jenderal Soedirman

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Social Experiment dengan Shalat di Jalan, antara Pamer dan Dakwah

30 Januari 2020   15:59 Diperbarui: 30 Januari 2020   16:03 388
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkapan layar YouTube @DaudKim

Baru-baru ini Youtuber mualaf asal Korsel bernama Daud Kim membuat video kontroversial dengan sholat di pinggir jalan. Youtuber dengan subscriber mencapai lebih dari jutaan ini kerap kali membuat video social experiment sebagai seorang minoritas muslim di Negeri Idol K-Pop tersebut.

Daud Kim tidak sendiri, sudah ada banyak youtuber-youtuber lain yang menunjukkan konten social experiment sebagai muslim di tengah negara minoritas muslim. Dan tak sedikit pula dari mereka melakukan sholat di pinggir jalan. Mereka berdalih bahwa tujuan mereka adalah untuk berdakwah atau menyebarkan pesan Islam sebagai agama pembawa perdamaian.

Apakah orang yang melihat mereka sholat di pinggir jalan akan merasa iba? Lalu tersentuh?

Kalau kita membedahnya dari kubu pemerintah yang sah, tentu hal tersebut mencederai sebuah citra negara. Seolah-olah negara tersebut tidak ramah terhadap muslim sampai-sampai seorang muslim harus sholat di pinggir jalan. Pemerintah dianggap tidak mengakomodir kebutuhan para muslim di dalam gedung perkantoran, sekolah ataupun pusat perbelanjaan.

Lain lagi dari sisi masyarakat umum yang melihatnya secara langsung. Mungkin bagi mereka yang sama sekali belum tahu cara ibadahnya orang Islam akan sedikit mendapat gambaran bahwa begitulah cara mereka beribadah setiap harinya. 

Tapi bagi sebagian orang Islam, sholat di pinggir jalan mungkin dianggap sebagai upaya pamer atau riya. Apalagi mereka memvideokan aksi sholat mereka di pinggir jalan lalu membagikannya untuk dikonsumsi secara umum di Youtube. 

Nabi Muhammad saja mengintruksikan kepada sahabatnya jika berbuat kebaikan sebaiknya jangan dipamerkan secara umum karena pahala yang didapatkan bisa berkurang atau malah mendatangkan dosa karena dilakukan hanya untuk pamer. Seolah-olah mereka adalah muslim yang taat yang menjalankan perintah agama-Nya dengan benar.

Sebagian muslim mungkin berpendapat bahwa tujuan mereka membuat video sholat di pinggir jalan adalah perbuatan mulia karena bertujuan untuk berdakwah atau mengenalkan wajah Islam sebagai agama yang penuh kedamaian. Apalagi citra muslim di negara minoritas Islam yang masih dianggap sebagai agama penuh kekerasan dan teror.

Apakah tidak ada cara lain untuk menyebarkan paham Islam yang penuh kedamaian selain memvideokan aksi sholat di pinggir jalan?

Di zaman yang serba digital ini, tak sulit menemukan pemahaman lurus tentang agama Islam. Jadi jika niatnya memang dakwah, kenapa harus repot-repot sholat di pinggir jalan yang justru akan menyusahkan orang yang berlalu-lalang. Islam sendiri melarang menghalang-halangi fasilitas umum hanya untuk kepentingan segelintir orang saja.

Di zaman yang sudah agak longgar dengan sikap saling toleransi ini juga sebenarnya tidak begitu sulit untuk meminta pengertian kepada atasan atau dosen agar mengizinkan sholat di kantor atau di kelas. Jika tidak diizinkan, barulah menggunakan cara terakhir yakni sholat di pinggir jalan. Intinya selama ada cara yang mudah kenapa harus memilih cara yang susah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun