Mohon tunggu...
Musa Hasyim
Musa Hasyim Mohon Tunggu... Penulis - M Musa Hasyim

Dosen Hubungan Internasional Universitas Jenderal Soedirman

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Generasi Solutif, Generasi Banyak Akal Bukan yang Suka Mengeluh Kesal

13 November 2018   10:55 Diperbarui: 13 November 2018   12:44 709
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto : kfsservices.com

Mengutip dari sebuah film berjudul Alpha yang sudah saya ceritakan pada saat api unggun menyala, alam liar memang menakutkan tapi serigala buas sekalipun mau berteman kalau kita berlaku baik kepadanya. Film tersebut menceritakan tentang seorang pemuda yang harus bertahan hidup di alam bebas. Ia saja bisa menaklukan alam selama bermusim-musim seorang diri sementara kami pada waktu itu tidak sendiri dan hanya harus bertahan selama4-8 jam saja. Buktinya pemuda dalam film tadi bisa kembali hidup ke rumahnya.

sumber foto : tirto.id
sumber foto : tirto.id
Alam adalah sebuah pemberian dari Tuhan. Semua yang kita makan bermula dari alam, semua diwariskan secara turun-temurun. Alam bukan sesuatu yang mengecamkan jika kita tidak bertingkah macam-macam. Dari sini kita bisa mengambil pelajaran bahwa generasi solutif harus mampu bersahabat dengan alam bukan bermusuhan atau merasa takut kepadanya. Kalau hanya masalah kelaparan, makanan dari hutan sangat melimpah ruah.

Konon katanya, orang yang sering bermain di alam bebas lebih kuat banting dalam menghadapi berbagai permasalahan ketimbang mereka yang selalu mengurung diri di dunia maya. Buktinya, Fred lebih banyak tahu dan banyak akal ketimbang kami semua. Mungkin saja tanpa Fred kami sudah membuat api unggun di dekat rawa, makan tanaman beracun di hutan atau memilih berdiam diri sambil menghabiskan baterai ponsel pintar lalu hewan buas datang menerkam.

Kami termasuk saya, belajar banyak dari Fred. Di usianya yang senja ia masih terlihat kuat dan bugar. Ia sudah berkeliling di seluruh hutan di Indonesia untuk melakukan penelitian. Dedikasi itu dilakukan karena Indonesia adalah paru-paru dunia dan surganya satwa. Ia saja sayang Indonesia dengan cara merawat dan menjaga hutan, maka kita akan malu yang katanya sayang tapi selalu mengeluh kesal di media sosial. Upload less do more!

sumber foto : batterypop.com
sumber foto : batterypop.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun