Mohon tunggu...
Mario b o j a n o Sogen
Mario b o j a n o Sogen Mohon Tunggu... Penulis - Pengagum Senja | Penulis | Content Writer Nongkrong.co

Aku ingin menjadi seperti kunang-kunang. Dalam gelap aku terang. Dalam gelap aku bahagia.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Salam Terakhir: 3. Kriteria Cinta

21 Januari 2022   08:07 Diperbarui: 28 Januari 2022   06:56 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Oh, begitu. Aku maklumi itu Mike. Aku juga sama - belum memikirkan soal itu," respon Mega cepat menanggapi jawaban Mike tadi.

"Lalu kenapa kamu bertanya seperti itu  ?" Kali ini Mike yang bertanya pada Mega untuk memastikan apa alasan Mega bertanya seperti itu padanya.

"Ya, aku hanya ingin tahu saja. Kalau saja nanti Tuhan mengizinkanku untuk terus bersamamu, aku harap apa yang kamu impikan pada diri gadis yang akan mendampingimu sudah kau temukan dalam diriku," jawab Mega jujur.

Mike seperti disambar petir. Apa yang Mike pikirkan sebelumnya benar, Mega memang berharap bisa jadi pendamping hidupnya nanti. Mike menjadi gugup. Diam membisu. Tak bisa berkata-kata lagi. Ia sungguh kaget mendengar jawaban Mega yang sangat jujur mengatakan semuanya.
Lalu aku harus bagaimana ? Apakah aku harus mengharapkan hal yang sama seperti Mega ? Ahh, ini benar-benar bukan waktu yang tepat untuk aku memikirkan soal ini, batinnya.

"Kenapa, kamu keberatan jika aku berharap akulah gadis yang kelak memenuhi semua kriteria kamu dan menjadi pendamping hidup kamu ?" Tanya Mega tiba-tiba, menghentikan kegusaran Mike. Ia gagap. Tak tahu harus berkata apa.

"Aku, mmm. Aku, aku. Aku tidak tau," jawabnya gugup. Mega diam saja menunggu kelanjutan jawaban Mike.

"Aku tidak tahu Mega. Aku rasa sekarang bukan waktu yang tepat untuk membicarakan ini. Aku rasa terlalu cepat," bicaranya agak cepat. Tapi nada Mike santai agar tidak menyinggung perasaan Mega.

"Kamu tahu, kamu sudah aku anggap seperti saudariku sendiri. Kamu telah menemaniku selama satu semester, selalu ada disaat aku membutuhkan bantuanmu, selalu mengerti denganku, jadi aku rasa aku tak pantas jika aku kemudian memiliki perasaan lebih padamu. Aku hanya ingin engkau menjadi saudariku. Menjadi sahabatku. Tidak lebih dari itu, Mega," Mike menatapnya. Pikirannya jadi kacau. Mike harap jawabannya tidak melukai perasaan Mega. Mike benar-benar menganggapnya seperti saudarinya sendiri. Itu saja.

Mega diam di hadapan Mike. Tatapannya tajam.Tapi tak ada aura kekecewaan di wajah Mega. Mega memang pandai menyembunyikan perasaannya tetapi sekali ketika ia ingin mengungkapkannya, ia selalu blak-blakan. Tidak basa-basi.

"Aku mengerti. Aku pahami itu Mike. Aku pun hanya mengatakan kalau saja Tuhan menghendaki, ya apa boleh buat ? Bukankah begitu ? Aku pun mengganggapmu seperti saudaraku sendiri. Kamu baik, perhatian, selalu ada disaat aku membutuhkanmu, selalu memastikan aku pulang dengan selamat sampai di kostku, aku hargai itu. Aku pun tak menginginkan bahwa hubungan ini akan terus berlanjut dan aku yang akan menjadi pendampingmu. Maaf jika aku membuatmu menjadi tidak nyaman denganku," jawab Mega tenang. Ia benar-benar pandai menyembunyikan isi hatinya.

"Ya, aku harap kamu mengerti Mega. Aku tak mau hubungan baik kita hancur karena di antara kita ada perasaan saling suka. Aku mau kita tetap jadi teman, jadi sahabat. Kamu seperti saudariku dan aku seperti saudaramu," jawab Mike santai, berusaha menjelaskan pada Mega agar dia benar-benar tidak tersinggung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun