3. Kritik Sosial dan Politik:Â
"Cantik Itu Luka" menghadirkan latar belakang sejarah dan kritik sosial-politik yang kuat. Buku ini menggambarkan masa kolonial Belanda, kekerasan politik, serta isu-isu gender dan seksualitas.Â
Kehadiran elemen-elemen ini dalam cerita membangkitkan diskusi dan refleksi tentang masa lalu Indonesia dan tantangan yang dihadapi dalam masyarakat modern.
4. Representasi Perempuan
Salah satu aspek yang mencolok dalam buku ini adalah representasi perempuan yang kuat dan kompleks. Karakter Dewi Ayu dan Adinda menunjukkan kekuatan, ketahanan, serta perjuangan mereka dalam menghadapi kesulitan dan kekerasan. Hal ini memberikan gambaran yang kaya tentang peran perempuan dalam sejarah dan kehidupan Indonesia.
5. Pengaruh Terhadap Generasi Muda
 "Cantik Itu Luka" telah menjadi sumber inspirasi bagi banyak penulis muda dan pembaca di Indonesia. Karya ini telah membantu memunculkan minat baru dalam sastra Indonesia dan mendorong generasi muda untuk mengeksplorasi tema-tema yang kompleks dan menggali warisan sastra Indonesia.
Secara keseluruhan, buku "Cantik Itu Luka" telah membangun fenomena sastra yang kuat, baik di dalam negeri maupun di tingkat internasional. Pengakuan dan diskusi yang melingkupi karya ini mencerminkan pentingnya buku tersebut dalam konteks sastra Indonesia modern dan dampaknya terhadap budaya dan pemikiran pembaca.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H