Kita acapkali kerap menyalahkan anak muda dan perkembangan zaman dalam hilang atau lunturnya budaya asli daerah, tapi lupa kalau orang tua dan masyarakat sekitar kita tidak ada yang memberi tahu dan mengajarkan. Para orang tua terlalu menuntut, tetapi tidak sepadan dengan keteladanan yang seharusnya ia berikan. Tak luput juga banyak contoh buruk yang diberikan oleh generasi tua dan di saat yang sama pula para generasi tua menaruh harapan yang baik dan sangat besar pada anak muda.Â
Orang tua harus berani tampil dan menjadi contoh. Mengingat semua ini, Penulis teringat akan suatu pepatah, yaitu "Ngeli nanging ojo nganti keli" hal tersebut bermakna bahwa ikuti arusnya, tapi jangan sampai terhanyut. Penulis yakin dan percaya bahwa kesenian Dongkrek akan dapat selalu eksis meskipun harus bersaing ketat dengan pergeseran zaman. Harapan Penulis sangat besar untuk perkembangan kearifan lokal di masyarakat
DAFTAR PUSTAKA
Andalas, E. F. (2018). Meninjau Kembali Identitas Budaya Jawa di Era
Globalisasi. In Seminar Kebudayaan Jawa (pp. 1-12).
Hanif, M. (2016). Kesenian Dongkrek (Studi Nilai Budaya Dan Potensinya Sebagai Sumber Pendidikan Karakter). Gulawentah: Jurnal Studi Sosial, 1(2), 132-141.
Wahyuningsih, S., Prabawati, S., & Febriary, I. (2012). Revitalisasi Seni
Pertunjukan Dongkrek sebagai Upaya Penguatan Identitas Daerah dan Pengembangan Aset Wisata Budaya di Kabupaten Madiun Jawa Timur. Jawa Tengah: Surakarta Fak Sastra & Seni Rupa UNS.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H