Mohon tunggu...
musa abdurrahman hilal
musa abdurrahman hilal Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (23107030104)

Hidup itu ketika kalian bernapas

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Parenting Era Sekarang: Gadget Jadi tempat Titip Keturunan, Sekaligus Benteng Pertahanan dari Tangisan

8 Juni 2024   12:04 Diperbarui: 8 Juni 2024   12:32 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 sumber gambar: AI

Era sekarang tidak sedikit orang yang memiliki gadget, baik dari kalangan orang dewasa, orang tua, bahkan anak-anak yang masih dibawah umur. Berbeda sekali dengan era dulu sebelum digitalisasi benar-benar menguasai segala aspek kehidupan, sedikit sekali orang yang memanfaatkan media gadget.

Jika dulu anak-anak pamitan dengan orang tua untuk bermain dengan temannnya, mereka akan menjawab ingin bermain sepak bola, main petak umpet, main kelereng, dan semua permainan-permainan tradisional. Kini anak-anak yang pamitan dengan orang tuanya ingin main Bersama teman, mereka akan menjawab "mau mabar".

Hal ini menunjukkan perubahan signifikan yang dipengaruhi oleh digitalisasi. Tidak hanya itu digitalisasi juga masuk dalam hal parenting, akan tetapi kebanyakan orang salah menangkap arti digitalisasi parenting.

Tak sedikit orang tua yang mengandalkan gadget sebagai solusi mutakhir untuk anak yang sedang rewel, menangis sedikit langsung diberi gadget untuk menonton Youtube. Sebenarnya apakah hal ini tepat adanya? Atau justru sebagai awal penyebab kerusakan mental pada anak?

Dilansir dari pidato dokter Elly Risman saat uji undang-undang di MK, beliau mengatakan bahwa yang menjadi keresahan dalam parenting era sekarang adalah kedua orang tua sama-sama menjadi pencari nafkah atau bekerja, hal inilah yang menyebabkan orang tua kurang fokus dalam mengasuh anak. Ketika kedua orang tua sama-sama bekerja, akhirnya fungsi pengawasan pada anak akan menurun.

Contohnya seperti ini, ketika orang tua baru saja pulang kerja, si anak akan langsung mengajak orang tuanya bermain karena seharian belum bertemu dengan mereka, akan tetapi ketika anak mengajak untuk bermain kedua orang tua sudah terlanjur Lelah karena pekerjaan, agar si anak tidak rewel akhirnya anak tersebut diberi gadget agar asik dengan dunia gadgetnya sehingga  orang tua dapat beristirahat dengan tenang.

Gadget akan berdampak positif ketika akses yang diberikan terbatas dan selalu dalam pengawasan, apabila tidak ada pengawasan dan pembatasan akan berdampak buruk pada psikologis anak.

Ketika tidak ada pengawasan dan pembatasan dalam mengakses, akan banyak konten -- konten yang mengandung unsur keburukan yang akan mempengaruhi sikap anak, anak akan mudah marah dan susah diatur ketika terlalu banyak mengonsumsi konten-konten media sosial, dan yang paling nahas adalah apabila anak sudah bisa mengakses media yang didalamnya mengandung unsur pornografi.

Dokter Elly Risman mengatakan adanya siklus buruk dalam parenting era sekarang, ketidak siapan parentinglah yang menyebabkan siklus ini terjadi, siklus ini terjadi beberapa tahap.

Yang pertama, anak yang terlalu sering terpapar media sosial tanpa batas akan menyebabkan gangguan mental, sehingga perjalanan menuju dewasa akan sangat terganggu.

Yang kedua, kebebasan dalam mengakses media sosial membuat anak menemukan konten yang berisi kekerasan dan pornografi, ketika anak sering mengonsumsi hal-hal berbau porno akan memengaruhi pola berpikir. Otak yang seharusnya digunakan untuk memikirkan Langkah-langkah menuju kesuksesan akan tergantikan oleh adegan-adegan yang dikonsumsi tiap harinya.

Yang ketiga, ketika anak sudah tumbuh dewasa dan usianya  mencukupi untuk melaksanakan pernikahan mereka akan mengalami  ketidak siapan dalam berumah tangga dan parenting. Jika dipaksakan untuk berumah tangga dan memiliki anak, apa yang akan terjadi?

Akan ada kegagalan parenting yang menyebabkan anak tidak siap dalam menjalani realitas kehidupan. Hal ini akan terus berputar hingga menjadi lingkaran setan, siklus yang sangat buruk bagi keberlangsungan umat manusia.

Bayangkan jika mayoritas orang tua mengalami kegagalan dalam mendidik anak, bangsa atau bahkan dunia ini kedepannya akan dipimpin oleh orang-orang yang mengalami gangguan mental, seterunya hingga menjadi sangat buruk.

Hal ini sedini mungkin harus segera diatasi denga napa?

Dengan memberikan edukasi kepada orang tua dalam mendidik anak, kesadaran yang penuh dari orang tua bahwa mereka yang bertanggung jawab besar terhadap perkembangan anak.

Meskipun kedua orang tua sama-sama bekerja, masing-masing harus meluangkan waktu untuk menemani perkembangan anak dengan teliti dan tidak terburu-buru. Tidak ada salahnya memberikan akses internet kepada anak, hanya saja perlu pembatasan dan pengawasan yang ekstra untuk itu.

Terakhir, "Generasi yang baik adalah yang mampu melahirkan generasi selanjutnya yang lebih baik"

Semoga bermanfaat, terima kasih

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun