Mohon tunggu...
musa abdurrahman hilal
musa abdurrahman hilal Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (23107030104)

Hidup itu ketika kalian bernapas

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sikap Boti, Normalisasi atau Jauhi?

26 Februari 2024   07:54 Diperbarui: 26 Februari 2024   08:21 688
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Membuat mereka merasa dihargai dan diakui keberadaanya menjadi Langkah pertama Ketika ingin membimbing mereka, dengan begitu mereka akan merasa kita berada dipihaknya dan mendukung dia.

Secara tidak langsung, proses ini akan membantumu untuk mengetahui pola pikir dia, apa yang menjadi prinsip hidupnya, dari situ kita tidak akan mudah melabel seseorang sembarangan.

Ketika sudah mulai tumbuh kepercayaan barulah secara perlahan diberi pencerahan dan pengertian, mulai menasehati, membimbing kearah yang lebih baik. Membangun kesadaran diri bahwa perilaku tersebut termasuk perilaku yang menyimpang, karena kesadaran diri sangat diperlukan.

Mengawasi kegiatannya juga diperlukan, mengikuti organisasi apa saja, masuk komunitas seperti apa untuk mencegah keikut sertaan dalam komunitas yang berhubungan dengan gay dan orang-orang "boti".

Nah Ketika "boti" ini tetap teguh pada prinsipnya sudah melekat pada jiwanya, mau diberikan nasehat ataupun arahan tetap saja tidak ada keinginan untuk berubah, maka ya sudah..

Meskipun sudah tidak ada harapan untuk merubahnya, akan tetapi jangan sampai dia merasa terdeskriminasi karena perbedaan perilaku yang dianggap menyimpang tetap harus kita rangkul, tetap anggap dia teman tanpa menormalisasikan budaya itu.

Bagi saya budaya gay atau dalam Bahasa gaul "boti" nggak bisa dibenarkan karena sekali lagi itu sudah termasuk dalam penyimpangan sosial.

Kenapa saya bisa mengatakan hal itu sebagai tindakan penyimpangan sosial, karena baik pria ataupun Wanita memiliki fitrahnya masing-masing, fitrahnya seorang pria ya harus memiliki jiwa tegas, tidak lemah gemulai atau "slay". Berbeda dengan Wanita yang lebih lemah lembut dan merasa harus diayomi.

Terakhir,

Bagi kalian yang memiliki teman, saudara, atau orang-orang terdekat berpotensi menjadi "boti" coba didekati beri pemahaman sebelum terlanjur dan susah untuk dirubah. Karena sekali lagi perilaku gay bagi saya tidak bisa dibenarkan apapun alasannya, terima kasih.

             

             

               

             

             

             

             

             

               

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun