Mohon tunggu...
Gilang Satria Adi
Gilang Satria Adi Mohon Tunggu... Editor - I am Nobody

Content Maker, Penulis, dan Editor

Selanjutnya

Tutup

Money

Perilaku Masyarakat Indonesia yang Membuat Indonesia Hampir Tidak Akan Bisa Maju

17 Februari 2023   23:40 Diperbarui: 17 Februari 2023   23:45 415
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Indonesia dalam Memilih Produk Dan Jasa

Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen Indonesia dalam memilih produk dan jasa dapat dikelompokkan menjadi beberapa kategori, antara lain:

  1. Faktor sosial dan budaya:
  • Kebiasaan dan nilai budaya yang melekat pada masyarakat Indonesia mempengaruhi perilaku konsumen dalam memilih produk dan jasa.
  • Pengaruh dari kelompok sosial, seperti keluarga, teman, dan masyarakat sekitar juga turut memengaruhi keputusan konsumen.
  1. Faktor psikologis:
  • Kebutuhan dan keinginan konsumen mempengaruhi perilaku konsumen dalam memilih produk dan jasa.
  • Persepsi dan sikap konsumen terhadap merek atau produk, serta pengalaman masa lalu juga mempengaruhi keputusan konsumen.
  1. Faktor ekonomi:
  • Kondisi ekonomi dan pendapatan konsumen mempengaruhi keputusan konsumen dalam memilih produk dan jasa.
  • Harga, diskon, dan promosi juga mempengaruhi keputusan konsumen.
  1. Faktor teknologi:
  • Kemajuan teknologi dan adopsi teknologi oleh masyarakat juga mempengaruhi perilaku konsumen dalam memilih produk dan jasa.
  • Kemudahan aksesibilitas melalui platform online juga mempengaruhi keputusan konsumen.
  1. Faktor lingkungan:
  • Kepedulian terhadap lingkungan juga dapat mempengaruhi perilaku konsumen dalam memilih produk dan jasa.
  • Produk atau jasa yang ramah lingkungan atau berkelanjutan akan menjadi pilihan yang lebih diutamakan oleh sebagian konsumen.

Semua faktor di atas dapat saling berinteraksi dan mempengaruhi perilaku konsumen. Oleh karena itu, perusahaan harus memperhatikan faktor-faktor tersebut agar dapat memahami kebutuhan dan keinginan konsumen sehingga dapat menciptakan produk dan jasa yang sesuai dengan preferensi pasar.

Kenapa Orang-Orang Indonesia Suka Membanding-Banding Harga Suatu Produk atau Jasa?  Penjelasan Secara Lengkap

Banding-banding harga suatu produk atau jasa merupakan kebiasaan yang umum dilakukan oleh banyak orang di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor sosial, budaya, dan ekonomi, di antaranya:

  1. Budaya negosiasi: Budaya negosiasi atau tawar-menawar sangat kental dalam masyarakat Indonesia. Orang Indonesia cenderung merasa senang jika dapat membeli produk atau jasa dengan harga yang lebih murah dari harga yang ditawarkan sebelumnya. Perilaku ini bukan hanya terbatas pada saat membeli produk di pasar tradisional, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari, seperti ketika bertransaksi dengan pedagang keliling atau membeli barang di toko online.

  2. Keterbatasan ekonomi: Keterbatasan ekonomi di Indonesia mendorong masyarakat untuk lebih cermat dalam membelanjakan uangnya. Dengan membandingkan harga produk atau jasa, mereka dapat memilih opsi yang lebih terjangkau dan sesuai dengan anggaran yang dimiliki. Hal ini sangat penting, terutama bagi keluarga yang berpenghasilan rendah, untuk bisa mengatur pengeluaran keuangan dengan lebih efisien.

  3. Kemudahan akses informasi: Dengan semakin mudahnya akses informasi melalui internet dan media sosial, masyarakat Indonesia dapat dengan mudah membandingkan harga produk atau jasa dari berbagai sumber. Hal ini memudahkan mereka untuk menemukan penawaran terbaik. Selain itu, masyarakat juga dapat membaca ulasan atau review dari pengguna lain yang sudah mencoba produk atau jasa tersebut sebelumnya, sehingga mereka dapat membuat keputusan yang lebih bijak.

  4. Perbedaan harga yang signifikan: Harga suatu produk atau jasa dapat bervariasi antara satu toko atau tempat dengan toko atau tempat yang lain. Perbedaan harga yang signifikan ini mendorong masyarakat untuk membandingkan harga agar tidak kehilangan kesempatan untuk mendapatkan produk atau jasa dengan harga yang lebih murah. Terutama di era e-commerce seperti sekarang, perbandingan harga sangat mudah dilakukan dan harga dari satu penjual bisa saja lebih murah dari yang lainnya.

  5. Nilai uang yang tinggi: Di Indonesia, nilai uang memiliki arti yang penting. Orang Indonesia cenderung berpikir bahwa uang yang dikeluarkan harus sepadan dengan barang atau jasa yang didapatkan. Oleh karena itu, mereka cenderung lebih mempertimbangkan harga dalam membeli produk atau jasa.

Dalam keseluruhan, perilaku membandingkan harga produk atau jasa merupakan strategi yang rasional dan penting dalam mengelola keuangan pribadi. Kebiasaan ini juga dapat membantu konsumen memilih produk atau jasa yang terbaik dan sesuai dengan anggaran mereka. Karena itu, perusahaan harus memperhatikan kebiasaan ini dan mempertimbangkan kebutuhan pasar dalam menetapkan harga produk atau jasanya.

Bhinneka
Bhinneka

Penjelasan Secara Komprehensif, Kenapa Orang Indonesia Suka Sekali Menjadi Ghost Customer?

Ghost customer adalah sebutan untuk seseorang yang memerankan diri sebagai konsumen tanpa memberitahukan identitasnya kepada penjual atau pihak yang diperiksa. Praktik ini dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai produk atau jasa yang ditawarkan, layanan pelanggan yang diberikan, serta tingkat kepuasan pelanggan secara obyektif dan tidak terpengaruh oleh penjual.

Di Indonesia, praktik ghost customer sangat populer, dan berikut ini adalah beberapa alasan mengapa orang Indonesia suka menjadi ghost customer:

  1. Mengetahui kualitas layanan dan produk yang diberikan: Sebagai konsumen, seseorang tentu ingin mendapatkan produk atau jasa yang berkualitas dan layanan yang baik dari penjual. Dengan menjadi ghost customer, seseorang dapat menguji kualitas produk atau jasa serta layanan pelanggan tanpa pengaruh dari pihak penjual. Dengan begitu, mereka dapat mengetahui kelemahan dan kelebihan produk atau jasa yang ditawarkan serta cara penjual memberikan layanan pelanggan.

  2. Mendapatkan pengalaman langsung sebagai konsumen: Sebagai ghost customer, seseorang dapat mendapatkan pengalaman langsung sebagai konsumen. Mereka dapat menguji produk atau jasa yang ditawarkan, mencari tahu layanan yang diberikan, dan mengetahui bagaimana penjual berinteraksi dengan pelanggan. Hal ini dapat membantu mereka dalam menentukan pilihan terbaik ketika hendak membeli produk atau jasa tersebut.

  3. Membantu memperbaiki layanan dan produk: Ghost customer juga dapat membantu penjual memperbaiki produk atau jasa serta meningkatkan layanan pelanggan. Dengan memberikan feedback secara langsung mengenai kelemahan dan kelebihan produk atau jasa yang ditawarkan serta layanan pelanggan, penjual dapat meningkatkan kualitas produk atau jasa serta layanan pelanggan. Hal ini akan berdampak positif pada bisnis dan penjualan mereka.

  4. Menjaga kerahasiaan identitas: Sebagai ghost customer, seseorang tidak perlu memberitahukan identitasnya kepada penjual atau pihak yang diperiksa. Hal ini membantu menjaga kerahasiaan identitas serta menghindari penjual yang mungkin tidak jujur atau terlalu mengesankan pelanggan yang berbeda dari pelanggan sebenarnya.

Dalam keseluruhan, menjadi ghost customer dapat memberikan manfaat bagi konsumen maupun penjual. Dalam bisnis yang kompetitif dan berkembang pesat seperti di Indonesia, praktik ini sangat diperlukan untuk membantu penjual meningkatkan kualitas produk atau jasa serta layanan pelanggan mereka. Namun, praktik ghost customer harus dilakukan dengan etika dan bertanggung jawab agar tidak merugikan pihak penjual.

Dampak Buruk Kebiasaan Menjadi Ghost Customer Untuk Perekonomian Indonesia

Meskipun praktik ghost customer dapat memberikan manfaat bagi konsumen dan penjual, namun ada beberapa dampak buruk yang dapat terjadi jika praktik ini dilakukan secara tidak etis atau tidak bertanggung jawab. Beberapa dampak buruk kebiasaan menjadi ghost customer yang tidak bertanggung jawab adalah sebagai berikut:

  1. Merusak citra bisnis: Jika praktik ghost customer dilakukan dengan tidak etis atau tidak bertanggung jawab, hal ini dapat merusak citra bisnis penjual. Misalnya, jika seorang ghost customer memberikan feedback palsu yang merugikan penjual, maka hal tersebut dapat mengakibatkan citra bisnis penjual rusak dan pelanggan sebenarnya akan kehilangan kepercayaan pada bisnis tersebut.

  2. Merugikan penjual: Praktik ghost customer yang tidak bertanggung jawab dapat merugikan penjual karena penjual mungkin akan memperbaiki produk atau jasa yang sebenarnya sudah baik-baik saja. Hal ini dapat menyebabkan biaya tambahan bagi penjual dan dapat mengakibatkan penjual mengalami kerugian finansial.

  3. Meningkatkan biaya operasional: Jika penjual harus memperbaiki produk atau jasa karena feedback yang tidak akurat dari ghost customer, hal ini dapat meningkatkan biaya operasional mereka. Hal ini dapat mengakibatkan harga produk atau jasa menjadi lebih mahal dan akhirnya akan merugikan konsumen sebenarnya.

  4. Merusak persaingan usaha: Jika praktik ghost customer dilakukan dengan tidak etis atau tidak bertanggung jawab, hal ini dapat merusak persaingan usaha antarpenjual. Misalnya, jika seorang ghost customer memberikan feedback palsu yang merugikan satu penjual, maka hal ini dapat memberikan keuntungan bagi penjual lainnya yang sebenarnya memiliki produk atau jasa yang lebih buruk.

  5. Membuat konsumen kehilangan kepercayaan: Praktik ghost customer yang tidak bertanggung jawab dapat membuat konsumen kehilangan kepercayaan pada penjual dan produk atau jasa yang ditawarkan. Hal ini dapat mengurangi minat konsumen untuk membeli produk atau jasa dari penjual tersebut dan akhirnya dapat merugikan perekonomian Indonesia secara keseluruhan.

Dalam keseluruhan, kebiasaan menjadi ghost customer yang tidak bertanggung jawab dapat merugikan perekonomian Indonesia. Oleh karena itu, praktik ghost customer harus dilakukan dengan etika dan bertanggung jawab agar dapat memberikan manfaat bagi konsumen dan penjual serta tidak merugikan perekonomian Indonesia secara keseluruhan.

Sebagai Penjual atau Pengusaha Yang Baik Meskipun Bakal Rugi, Bagaimana Cara Menyikapi Calon Pelanggan Yang Menjadi Ghost Customer ?

Sebagai penjual atau pengusaha yang baik, Anda dapat mengambil beberapa tindakan untuk menyikapi calon pelanggan yang menjadi ghost customer, meskipun hal ini dapat menimbulkan kerugian finansial bagi bisnis Anda. Beberapa cara yang dapat dilakukan antara lain:

  1. Membuat kebijakan yang jelas mengenai pengembalian produk atau jasa: Dengan membuat kebijakan pengembalian produk atau jasa yang jelas dan mudah dipahami oleh pelanggan, Anda dapat membatasi praktik ghost customer dan mendorong pelanggan untuk memberikan feedback yang lebih jujur dan akurat.

  2. Menyediakan sarana komunikasi yang mudah diakses: Dengan menyediakan sarana komunikasi yang mudah diakses seperti email, chat atau call center, pelanggan akan lebih mudah memberikan feedback atau keluhan yang sebenarnya. Hal ini juga dapat membatasi praktik ghost customer yang hanya berusaha memanfaatkan keuntungan atau diskon tanpa membeli produk atau jasa yang ditawarkan.

  3. Mengedukasi pelanggan tentang dampak dari praktik ghost customer: Anda dapat mengedukasi pelanggan tentang dampak buruk dari praktik ghost customer, baik untuk bisnis Anda maupun untuk perekonomian secara keseluruhan. Hal ini dapat membantu meningkatkan kesadaran dan etika konsumen dalam berbelanja.

  4. Menjalin hubungan yang baik dengan pelanggan: Dengan menjalin hubungan yang baik dengan pelanggan, Anda dapat meningkatkan kepercayaan dan integritas antara penjual dan konsumen. Hal ini dapat membatasi praktik ghost customer yang tidak bertanggung jawab dan mendorong pelanggan untuk memberikan feedback yang jujur dan akurat.

  5. Mengambil tindakan hukum jika diperlukan: Jika praktik ghost customer dilakukan dengan tidak etis dan merugikan bisnis Anda, Anda dapat mengambil tindakan hukum untuk melindungi bisnis dan memberikan efek jera bagi pelaku praktik tersebut.

Meskipun praktik ghost customer dapat menimbulkan kerugian bagi bisnis Anda, tetapi Anda masih dapat melakukan tindakan-tindakan di atas untuk membatasi praktik tersebut dan menjaga integritas bisnis Anda. Sebagai pengusaha yang baik, Anda harus selalu berfokus pada pengembangan produk atau jasa yang berkualitas dan memberikan pelayanan yang baik untuk meningkatkan kepercayaan dan kepuasan pelanggan.

 Cara Dan Tutorial Lengkap Menjadi Calon Pelanggan Yang Baik Ketika Akan Membeli Suatu Produk dan Jasa

Berikut adalah beberapa cara dan tutorial lengkap menjadi calon pelanggan yang baik ketika akan membeli suatu produk atau jasa:

  1. Lakukan Riset Terlebih Dahulu

Sebelum membeli suatu produk atau jasa, lakukan riset terlebih dahulu mengenai produk atau jasa yang akan dibeli. Cari informasi mengenai produk atau jasa tersebut, seperti spesifikasi, harga, kualitas, dan ulasan dari pengguna lain. Dengan melakukan riset, calon pelanggan dapat menghindari pembelian yang tidak perlu dan meminimalkan risiko pembelian produk atau jasa yang tidak sesuai kebutuhan.

  1. Menentukan Kebutuhan dan Ketersediaan Dana

Sebagai calon pelanggan yang baik, pastikan Anda menentukan kebutuhan Anda sebelum membeli suatu produk atau jasa. Pastikan produk atau jasa yang akan dibeli benar-benar dibutuhkan dan sesuai dengan anggaran atau ketersediaan dana yang dimiliki. Dengan menentukan kebutuhan dan ketersediaan dana, calon pelanggan dapat meminimalkan risiko pembelian produk atau jasa yang tidak sesuai kebutuhan atau melebihi ketersediaan dana.

  1. Membeli dari Penjual Terpercaya

Pilihlah penjual yang terpercaya dan memiliki reputasi baik. Anda dapat mencari informasi mengenai penjual tersebut dari pengguna lain, ulasan online, atau melalui rekomendasi dari teman atau keluarga. Dengan membeli dari penjual yang terpercaya, calon pelanggan dapat meminimalkan risiko produk atau jasa yang tidak sesuai, rusak, atau tidak terkirim.

  1. Membaca Syarat dan Ketentuan

Sebagai calon pelanggan yang baik, pastikan Anda membaca dan memahami syarat dan ketentuan pembelian sebelum membeli produk atau jasa. Hal ini dapat membantu Anda memahami proses pembelian, garansi produk atau jasa, serta kebijakan pengembalian produk atau jasa jika dibutuhkan.

  1. Memberikan Feedback yang Jujur

Setelah membeli produk atau jasa, berikanlah feedback yang jujur mengenai produk atau jasa yang telah dibeli. Hal ini dapat membantu penjual atau pengusaha untuk meningkatkan kualitas produk atau jasa mereka serta memberikan informasi yang akurat bagi calon pelanggan yang lain.

  1. Menghargai Hak Kekayaan Intelektual

Sebagai calon pelanggan yang baik, pastikan Anda menghargai hak kekayaan intelektual seperti hak cipta, merek dagang, dan paten. Jangan melakukan tindakan yang melanggar hak kekayaan intelektual seperti menyalin, merekayasa, atau memproduksi produk atau jasa tanpa izin atau lisensi dari pemilik hak.

Dengan mengikuti beberapa cara dan tutorial lengkap di atas, calon pelanggan dapat menjadi pelanggan yang baik dan membantu membangun kepercayaan dan integritas antara penjual atau pengusaha dengan konsumen.

Masyarakat Indonesia Cenderung Malas Untuk Membaca Sebuah Deskripsi Produk Maupun Jasa,

Bagaimana Caranya Agar Masyarakat Indonesia Bisa Lebih Menghargai Pedagang atau Pengusaha Dalam Negeri? 

Untuk meningkatkan apresiasi masyarakat Indonesia terhadap pedagang atau pengusaha dalam negeri, berikut beberapa cara yang dapat dilakukan:

  1. Meningkatkan Kualitas Deskripsi Produk atau Jasa

Pedagang atau pengusaha dapat meningkatkan kualitas deskripsi produk atau jasa mereka dengan memperhatikan aspek-aspek penting seperti penggunaan bahasa yang mudah dipahami, memberikan detail informasi yang cukup, serta menyajikan gambar atau video yang jelas dan menarik. Dengan cara ini, masyarakat dapat memahami dengan baik produk atau jasa yang ditawarkan dan membuat keputusan pembelian yang lebih tepat.

  1. Menyediakan Informasi Terpercaya

Pedagang atau pengusaha juga dapat menyediakan informasi terpercaya yang dapat membantu masyarakat memahami lebih lanjut mengenai produk atau jasa yang ditawarkan. Misalnya, sertifikasi produk atau jasa, testimoni pelanggan, serta ulasan dari pengguna lain yang telah menggunakan produk atau jasa tersebut.

  1. Menyediakan Pelayanan yang Memuaskan

Pelayanan yang memuaskan dapat meningkatkan kepercayaan dan apresiasi masyarakat terhadap pedagang atau pengusaha dalam negeri. Pedagang atau pengusaha dapat memberikan pelayanan yang baik, cepat dan responsif dalam menjawab pertanyaan atau keluhan pelanggan. Hal ini dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat dan membuat mereka merasa dihargai.

  1. Membangun Kemitraan dengan Komunitas

Pedagang atau pengusaha dapat membangun kemitraan dengan komunitas terdekat yang berhubungan dengan produk atau jasa yang mereka tawarkan. Misalnya, dengan menjalin kerjasama dengan komunitas petani lokal atau memperkenalkan produk pada event lokal atau festival yang diselenggarakan. Hal ini dapat membantu pedagang atau pengusaha dalam mempromosikan produk atau jasa mereka secara lebih luas dan meningkatkan kepercayaan masyarakat.

  1. Mengedukasi Masyarakat

Pedagang atau pengusaha dapat mengedukasi masyarakat mengenai manfaat produk atau jasa yang ditawarkan. Misalnya, melalui program pelatihan atau workshop yang dapat membantu masyarakat dalam memahami dan mengaplikasikan produk atau jasa tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat dan membuat mereka lebih menghargai produk atau jasa yang ditawarkan.

Dengan menerapkan beberapa cara di atas, pedagang atau pengusaha dalam negeri dapat meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap produk atau jasa yang mereka tawarkan dan membangun hubungan yang saling menguntungkan antara pedagang atau pengusaha dengan konsumen.

 Masyarakat Indonesia Sudah Sangat Sering Memberi Harapan Palsu Kepada Para Pedagang Dan Wirausaha Hingga Menyebabkan Kebangkrutan Di Beberapa Sektor Usaha Atau Industri.

Memberi harapan palsu atau tidak memenuhi kewajiban dalam sebuah transaksi bisnis memang dapat berdampak buruk bagi para pedagang dan wirausaha. Hal ini bisa menyebabkan kerugian finansial yang signifikan, bahkan berujung pada kebangkrutan. Namun, seiring dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya etika bisnis, maka seharusnya masyarakat Indonesia dapat memahami bahwa memberi harapan palsu bukanlah tindakan yang tepat dan dapat merugikan kedua belah pihak.

Para pedagang dan wirausaha juga dapat mengambil langkah-langkah untuk menghindari terjadinya kerugian akibat harapan palsu, di antaranya:

  1. Membuat Kontrak Bisnis yang Jelas dan Tertulis

Dalam menjalankan transaksi bisnis, penting bagi para pedagang dan wirausaha untuk membuat kontrak bisnis yang jelas dan tertulis. Dalam kontrak bisnis tersebut harus diatur secara detil mengenai produk atau jasa yang ditawarkan, harga, waktu penyerahan atau pengerjaan, dan kewajiban masing-masing pihak. Dengan demikian, masing-masing pihak dapat memahami apa yang diharapkan dari mereka dan apa yang harus mereka lakukan.

  1. Membuat Survei Kelayakan Pelanggan

Sebelum memulai transaksi bisnis dengan calon pelanggan, para pedagang dan wirausaha dapat melakukan survei kelayakan pelanggan terlebih dahulu. Survei ini dapat dilakukan untuk mengevaluasi apakah pelanggan tersebut memenuhi kriteria untuk menjadi pelanggan yang baik, seperti memiliki kemampuan finansial untuk membeli produk atau jasa yang ditawarkan.

  1. Menerapkan Kebijakan Pembayaran yang Ketat

Para pedagang dan wirausaha dapat menerapkan kebijakan pembayaran yang ketat untuk menghindari risiko kegagalan pembayaran atau penipuan. Misalnya, dengan memberlakukan sistem pembayaran yang meminta pelanggan untuk membayar di muka atau memberikan jaminan pembayaran sebelum pengerjaan dimulai.

  1. Meningkatkan Kualitas Produk atau Jasa

Untuk meningkatkan kepercayaan pelanggan, para pedagang dan wirausaha juga dapat meningkatkan kualitas produk atau jasa yang ditawarkan. Hal ini dapat membuat pelanggan merasa puas dengan produk atau jasa yang diterima dan membangun kepercayaan jangka panjang antara pedagang atau wirausaha dengan pelanggan.

  1. Membangun Hubungan yang Baik dengan Pelanggan

Para pedagang dan wirausaha dapat membangun hubungan yang baik dengan pelanggan dengan memberikan pelayanan yang baik, cepat dan responsif dalam menjawab pertanyaan atau keluhan pelanggan. Dengan demikian, para pedagang dan wirausaha dapat membangun kepercayaan jangka panjang dan menjaga hubungan baik dengan pelanggan.

Memberi harapan palsu (Menjadi Ghost Customer) bukanlah tindakan yang tepat dan dapat merugikan kedua belah pihak. Masyarakat Indonesia seharusnya memahami pentingnya berkomunikasi secara jujur dan transparan ketika berinteraksi dengan para pedagang dan wirausaha. Dalam membeli suatu produk atau jasa, masyarakat juga sebaiknya berusaha untuk mengambil keputusan yang bijak dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti kualitas, harga, dan kebutuhan yang sebenarnya.

Di sisi lain, para pedagang dan wirausaha juga dapat mengambil langkah-langkah untuk menghindari terjadinya kerugian akibat harapan palsu dari konsumen. Mereka dapat memberikan informasi yang jelas dan akurat mengenai produk atau jasa yang ditawarkan, serta menghindari membuat klaim atau janji yang tidak realistis. Selain itu, mereka juga dapat meningkatkan kualitas produk atau jasa yang ditawarkan, serta memberikan pelayanan yang baik dan memuaskan kepada konsumen.

Dengan membangun hubungan yang saling menguntungkan dan berbasis kepercayaan antara masyarakat dan para pedagang/wirausaha, diharapkan dapat tercipta lingkungan usaha yang sehat dan produktif di Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun