Aku sadar, bahwa dalam perjalanan proses hingga seleksi akhir CPNS menyisakan banyak perjuangan. Keberhasilan yang tidak hanya dirasakan satu orang saja, tetapi ada sebanyak 230 ribu-an peserta yang menyambut kegembiraan. Tidak hanya peserta yang lulus saja, tetapi semua orang terdekat mereka pun merasakan kegembiraan luar biasa.Â
Namun, sekali lagi, hal itu merupakan himpunan atas segala usaha dan doa serta tawakal dari semua orang terkait. Bagaimana dengan apa yang diupayakan oleh orang tua, sanak family, dosen senior, guru spiritual, dan semua guru-guru, semua mahasiswa, semua tetangga, semua warga turut mendoakan dan berupaya terbaik sesuai dengan kemampuannya.
Tidak hanya itu, sebenarnya aku telah gagal pada Seleksi Kemampuan Dasar (SKD). Melalui peraturan menteri Pendayagunaan Aparatur Sipil Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) Nomor 61 Tahun 2018, aku dan banyak peserta lainnya kembali mendapati kesempatan kedua. Jalur perangkingan menjadi 'angin segar' bagi sebagian peserta yang sedikit banyaknya kecewa gagal pada proses SKD. Melalui peraturan baru itu, tiga besar perangkingan dari formasi itu memperoleh kesempatan mengikuti Seleksi Kemampuan Bidang (SKB).
Hal yang paling membahagiakan, hingga kami mempunyai kesempatan emas berjuang kedua kalinya, yakni: aku adalah orang satu-satunya yang masuk kategori perangkingan pada formasi yang aku pilih. Tentu, ini membuatku menjadi lebih percaya diri mengikuti proses SKB. Tetapi, hal ini lantas tidak membuatku lengah dan gegabah, persiapan luar dari biasanya (extra ordinary effort) pun dilakukan, demi memperoleh hasil yang maksimal.
Melalui tulisan ini, aku ingin menyampaikan terima kasih kepada Orang tua, istri tercinta, para sahabat, para mahasiswaku, dan pihak-pihak lainnya. Hal yang tak akan pernah aku lupakan, yakni kepada Dr. Poniman, S.Ip.,M.Hum selaku orang tua wali sejak aku menempuh strata satu.Â
Tentu pula, aku ucapkan terimakasih teruntuk bunda kami, yang paham dengan segala apa yang ada dalam diriku, bunda Rini Fitria, S.Sos.I., M.Si. Semoga menjadi amal jariyah di hari akhir nanti, aamiin.
Dengan demikian, capaian ini semua bukan karena keberhasilanku, tetapi keberhasilan kami. Matur suwun sanget injeh, tutupku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H