Mohon tunggu...
Murwani Suciati
Murwani Suciati Mohon Tunggu... Guru - Seorang pendidik dan ibu rumah tangga

Hobi di bidang seni dan menekuni dunia pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Membangun Kedisiplinan di Sekolah dengan Cara yang Nyaman

9 Mei 2024   14:50 Diperbarui: 9 Mei 2024   14:55 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

           Bel sekolah berbunyi, anak-anak mulai berlari ke kelas masing-masing. Saat guru masuk kelas, nampak seluruh siswa berdiri dan memberi salam. Kemudian seorang siswa maju ke depan kelas dan memimpin doa. Setelah selesai berdoa guru mulai membuka Pelajaran dan menyampaikan materi Pelajaran.

            Suasana tenang selama jalannya pelajaran, suasana menjadi agak ramai dalam sesi diskusi dan tanya jawab. Tentu saja keramaian dalam arti positif. Saat bel berbunyi, para siswa merapikan perlengkapan belajarnya, berdoa bersama, dan keluar kelas dengan tertib untuk beristirahat.

            Ilustrasi di atas merupakan contoh kondisi di sebuah sekolah, dimana para siswa sudah terbiasa dengan kedisiplinan di kelas. Sebuah suasana yang kondusif bagi jalannya proses belajar mengajar, dengan tetap memenuhi hak bermain bagi para siswa.

Kedisiplinan merupakan salah satu aspek penting dalam dunia pendidikan. Berawal dari kedisiplinan inilah terlahir peserta didik yang akan mampu menjalankan proses belajar mengajar dengan lancar dan memudahkan peserta didik dalam mencapai cita-citanya.

            Disiplin di sekolah identik dengan suasana yang tertekan dan sikap arogan dari seorang guru. Hal ini merupakan anggapan yang salah. Upaya dari seorang guru dalam mendisiplinkan peserta didik lebih pada sebuah upaya untuk membantu para peserta didik untuk lebih memahami batas-batas yang sesuai dan untuk membangun kemampuan dalam mematuhi aturan yang telah ditetapkan.

            Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2014) disiplin berarti tata tertib, ketaatan atau kepatuhan kepada peraturan, mengusahakan supaya menaati dan mematuhi tata tertib. Terkait kedisiplinan di sekolah, dapat diartikan sebagai sikap para peserta didik yang mentaati peraturan sekolah.

            Setiap sekolah tentu memiliki ciri khas dalam upaya melatih kedisiplinan bagi para siswa-siswinya. Upaya ini tak lepas dari daya dukung Sumber Daya Manusia dan perangkat di dalamnya. SDM yang terlibat adalah kepala sekolah, guru, siswa, dan karyawan. Sedangkan perangkat yang dibutuhkan adalah adanya peraturan dan kesepakatan di lingkungan sekolah.

            Lalu apa saja upaya yang dapat kita lakukan untuk mendisiplinkan peserta didik di sekolah?

1. Memberikan pemahaman kepada peserta didik

Peserta didik perlu mengetahui arti penting sebuah kedisiplinan, sehingga diharapkan mereka memiliki kesadaran sejak awal, sehingga diharapkan peserta didik mampu bersikap disiplin dengan kesadaran sendiri.

2. Membuat aturan dan tata tertib di sekolah

Untuk mengantisipasi dan memberikan konskuensi manakala terjadi tindak indispiner, maka perlu dibuat rule atau aturan di dalam sekolah. Aturan ini tentu saja berdasarkan kesepakatan antara guru dan peserta didik dengan memperhatikan norma dan aturan yang berlaku di sekolah. Peraturan ini perlu ditulis dan ditempel di kelas dan lingkungan sekolah, sebagai pengingat bagi para peserta didik.

3. Memberikan peringatan terlebih dahulu

Saat menerapkan aturan di sekolah, tidak boleh kaku. Perlu untuk memberikan peringatan terlebih dahulu, bisa dengan peringatan lisan maupun tulisan. Biasanya saat mendapat peringatan, peserta didik sudah mulai sadar akan kesalahannya, sehingga tidak melanjutkannya.

4. Menerapkan peraturan yang jelas dan logis

Apabila sudah diberi peringatan peserta didik masih melakukan kesalahan maka sanksi perlu diterapkan. Dalam menerapkan sanksi ini pun perlu dipahamkan bahwa sanksi ini merupakan konskuensi logis dari perbuatannya dengan melihat situasi dan kondisi. Misalkan ada siswa yang mencoret-coret tembok, maka ia akan mendapat konskuensinya, yaitu menghapus coretan itu dan membersihkan tembok sekolah.

5. Mengawal pelaksanaan aturan dengan konsisten

Aturan tanpa penegakan adalah sia-sia. Siswa sangat tergantung dengan ketegasan dari guru. Saat mereka melakukan pelanggaran dan guru hanya diam saja, maka ia akan mengulanginya lagi. Jadi, guru perlu terus mengingatkan siswa tentang peraturan sekolah, kemudian menerapkan konskuensinya.

6. Memberikan reward / apresiasi

Siswa yang mampu menjaga kedisiplinannya layak mendapatkan reward. Reward ini tidak harus berupa barang, namun bisa dengan pujian, tepuk tangan, atau isyarat lainnya. Demikian pula bagi siswa yang telah menjalani hukuman/konskuensi atas tindak indispinernya, perlu diberi pujian dan penguatan karena sudah sportif dan kooperatif.

            Dengan menerapkan beberapa hal di atas, harapannya tercipta suasana yang tertib dan nyaman di sekolah, terutama di ruang kelas. Terjadi sinergitas antara guru dan siswa dalam proses Kegiatan Belajar Mengajar. Sebuah proses yang tentu saja tidak bisa instant, namun perlu diupayakan bersama secara berkesinambungan.

               Banyak manfaat yang bisa didapat saat peserta didik  yang memiliki sikap disiplin di dalam kelas. Pertama, peserta didik akan lebih fokus dalam menerima materi pelajaran. Kedua, peserta didik akan lebih mudah saat harus bekerja secara berkelompok. Ketiga, peserta didik akan lebih mudah memahami perintah yang diberikan oleh guru. Keempat akan tercipta keteraturan dan suasana belajar yang kondusif.

            Oleh karena itu, sangat penting bagi kita selaku pendidik untuk bisa melatih dan mebiasakan peserta didik untuk memiliki sikap dan perilaku disiplin di sekolah, agar menjadi sebuah habit, untuk kemudian mereka mampu berkembang dengan baik dan meraih kesuksesan secara maksimal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun