Mohon tunggu...
Alaik Murtadlo
Alaik Murtadlo Mohon Tunggu... Administrasi - Bankir

Percaya Bahwa Semua Manusia Terlahir Sempurna

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Cerita Tentang Euforia Piala Dunia di Tanah Surga

14 Juli 2018   16:34 Diperbarui: 14 Juli 2018   16:37 921
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beberapa Bendera Negara Peserta Piala Dunia Yang Berkibar di Maanokwari

Akhirnya kamipun memutuskan berbelanja di Pasar Sanggeng lalu ke Pasar Wosi, ini merupakan kali pertama saya berbelanja di pasar tradisional selama berada di kota ini. Hal pertama yang saya ketahui adalah buah yang di jual tidak per kilo melainkan pertumpuk atau perbiji. Harganya mulai dari lima ribu dan kelipatannya, jadi akan sangat jarang sekali menemukan harga buah tujuh ribu atau dua belas ribu, karena bukan kelipatan lima ribu.  

Tiba-tiba ada satu hal yang menarik bagi telinga saya, ada perbincanan antar pedagang mengenai hasil akhir pertandingan di Piala Dunia. Secara reflek saya pun menoleh ke arah suara tersebut ternyata pedagang sayur dan penjual baju yang sedang bebincang bincang. 

Penjual baju tersebut mengenakan jersey Brazil dan berbicara kepada penjual sayur seraya berkata ‘sa su bilang ke kam, Brazil yang juara bukan Argentina’, saya masih ingat pada malam sebelumnya Argentina kalah dari Kroasia di penyisihan grup. Sayapun berfikir ternyata sepakbola di kota ini telah merasuki jiwa penduduknya tak peduli apapun profesinya.  .

Jangan Heran Jika Banyak berkibar Bendera Negara Peserta Piala Dunia

Beberapa Bendera Negara Peserta Piala Dunia Yang Berkibar di Maanokwari
Beberapa Bendera Negara Peserta Piala Dunia Yang Berkibar di Maanokwari
Penggunaan bendera kebangsaan asing di Indonesia memang telah diatur dalam Peraturan Pemerintah nomor 41 tahun 1958. Pada pasal 1 disebutkan bahwa warga Negara asing dapat menggunakan bendera kebangsaannya pada saat hari berkabung bangsanya, kunjungan ke Indonesia dari Kepala Negara, Wakil Kepala Negara atau Menteri. 

Penggunaannya itupun sebatas pada rumah dan/atau kantor serta halamannya. Sementara untuk WNI dapat juga menggunakan bendera kebangsaan asing di rumahnya ketika ada kunjungan dari orang penting Negara lain, itupun atas anjuran atau izin kepala daerah.

Beberapa hari sebelum pagelaran piala dunia, saya melihat beberapa bendera Negara peserta piala dunia berkibar di depan dan di atas rumah bahkan beberapa diantaranya di jalanan kota Manokwari. Tentunya pada hari itu tidak ada kunjungan dari orang penting dari Negara lain, dan sebagian dari bendera itu masih tetap berkibar sampai saat ini. Entah hal ini bertentangan dengan PP no 41 tahun 1958 atau tidak. Mungkinkah ini yang dinamakan euforia itu?

Beberapa Hari Ini Mendadak Sepi

picsart-07-13-05-31-04-5b494253cf01b446d84513b2.png
picsart-07-13-05-31-04-5b494253cf01b446d84513b2.png
Babak penyisihan pun telah berakhir, menyisakan enam belas Negara terbaik yang masing-masing akan menjalani babak 16 besar. Kekalahan Jerman atas Korea Selatan yang selanjutnya menjadi batu sandungan untuk melangkah menuju babak selanjutnyapun layaknya menjadi kabar duka. 

Pendukung Jerman yang kala itu mendambakan kemenagan dan ingin berkonvoi ria harus memendam dalam-dalam keinginannya. Sedih memang, tapi itulah Piala Dunia ada yang kalah dan menang, ada yang lanjut dan ada yang pulang. Hasil ini pun mempengaruh turunnya keramaian dari pegiat konvoi di kota ini.

Setelah Jerman pulang ke kampung halaman, konvoi yang sering dilakukan di babak penyisihan mulai turun. Jika dihitung semenjak saat itu konvoi besar hanya dilakukan ketika Argentina dan Brazil akan bermain, sementara ketika tim besar lainnya seperti Inggris dan Prancis bermain hanya sedikit pasukan konvoinya. Bahkan tidak ada yang konvoi ketika tim yang akan bermain adalah Belgia, Kroasia, Uruguay, atau Rusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun