Hampir seluruh Muslim di dunia bermunajat meminta kesehatan dan umur yang panjang diakhir tahun, bahkan meminta kesuksesan karir dan kebahagian keluarga.
Doa yang dipanjatkan lurus tanpa penghalang bagi mereka yang telah memahami esensi doa. Sabar dalam menghadapi segala bentuk ujian dan menanti dikabulkannya doapun tak diduga dan diterai.
Bagi seanteru muslim didunia, seluruhnya Takan pernah luput dari niatan dan doa yang satu ini, iya! Doa agar dipertemukan dengan Ramadhan, bulan Magfirah, bulan berkah penuh ampunan. Kadang permintaan untuk bertemu dengan Ramdhan biasanya kita lantunkan dipenghujung Ramadhan agar dapat bersua dengan Ramdhan berikutnya.
Di awal Tahun 2022 ini, banyak situs dan media sosial yang mewartakan soal kedatangan Bulan penuh Rahmat ini.
Dikutip dari website resmi Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, puasa Ramadan 2022 diperkirakan jatuh pada Sabtu 2 April 2022. Artinya puasa Ramadhan akan kembali dijalankan dalam 110 hari lagi.
Soal kebenaran dan keabsahan datangnya Bulan Ramdhan harus dipandang perlu, agar sejauh mungkin kita dapat mempersiapkan diri untuk menjemputnya, menjemput tamu Allah SWT yang didalamnya banyak terdapat pahala dan ampunan bagi setiap suluk puasa yang dengan ikhlas dan ridho dalam menjalaninya.
Berkaitan dengan datangnya Bulan Ramadan, menyetir hadist Rasulullah Shalallahu Alayhi Wasallam Bersabda:
Dari Abu Hurairah r.a. menuturkan,“Rasulullah s.a.w. bersabda, “Sesungguhnya telah datang kepadamu bulan Ramadhan, bulan yang diberkahi, Allah telah mewajibkan padamu berpuasa di bulan itu. Dalam bulan itu dibukalah pintu-pintu langit, dan ditutuplah pintu-pintu neraka, dan syaitan-syaitan dibelenggu. Pada bulan itu terdapat satu malam yang nilainya lebih baik dari 1.000 bulan. Siapa yang tidak memperoleh kebajikan di malam itu, maka ia tidak memperoleh kebajikan apapun”. (Hadis Shahih, Riwayat al-Nasa`i: 2079 dan Ahmad: 8631. dengan redaksi hadis dari al-Nasa’i).
Hadist diatas menjadi pengingat betapa mulianya Ramdhan. Untuk itu sekedar saling mengingatkan bahwa dalam beberapa bulan ke depan bulan itu akan tiba dengan segala kebesaran dan keagungannya.
Menjelang 100 hari menuju Ramadhan, sebagai sesama muslim hanya sekedar mampir mengingatkan perbanyak istighfar dan bertaubat.
Kerinduan terhadap Ramadhan adalah kerinduan berkumpul bersama keluarga, saling maaf memafkan, saling tegur sapa dan silaturahmi yang menuwai canda dan tawa.
Rindu itu membising ditelinga tak sabar berjumpa dengan Ramdhan yang mulia. Persiapan menjumpai Ramdhan bukan tanpa sebab, tapi telah menjadi ketentuan Rabbul Ijjati bagi siapapun yang dikehendaki.
Untuk itu, dalam 100 hari menjemput Bulan Ramdhan mari sama-sama persiapkan segala persiapan untuk menjemputnya dengan segala kerendahan hati, hilangkan perbedaan yang berbau dunia. Hingga sebelum Ramdhan itu tiba, kita telah dicatat sebagai hamba Allah yang merindukan Ramdhan.
Allāhumma sallimnī li Ramadhāna, wa sallim Ramadhāna lī, wa sallimhu minnī. Artinya: “Ya Allah, selamatkanlah aku (dari penyakit dan uzur lain) demi (ibadah) Bulan Ramadhan, selamatkanlah (penampakan hilal) Ramadhan untukku, dan selamatkanlah aku (dari maksiat) di Bulan Ramadhan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H