Jarang kudapati, pertemuan tepat waktu.
Kulihat waktu di ponsel, ini sudah ngaret semolor dua puluh menit.
Piasang rebus panas dan sukun panas telah ada di perutku.
Nikmatnya datang tepat waktu.
Serba hangat tersaji saat duduk lesehan.
Para pengurus kumpul baru lima.
Itu saja termasuk tuan rumah.
Di luar sana tiba-tiba datang hujan.
Deras berteman angin.
Seseorang beri info, Mak Riana ga bisa datang.
Mengapa?
Ga da payung di rumah. Adanya mantol.
Mak Usup beri kabar, maaf ga jadi datang.
Hujannya itu kok ngeri.
Mak  Nurul tiba-tiba datang, tetapi segera pulang.
Mengapa?
Nana ga berani ditinggal. Bapak lagi DL.
Kupikir Mak Nurul paling beruntung.
Datang menyerahkan buku langsung pergi.
Pulang ke rumah dibawakan pisang rebus, sukun goreng, pukis.
Tak lupa minuman sekotak  kacang  hiajau.
Aku jadi teringat, bertemu emak-emak di jalan.
Emak itu berpayung, bermantol karet di kaki dan pinggang, tak lupa berhelm.
Sangat hangat dan sudah tentu bajunya ikut hangat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H