Baru saja duduk sambil membersihkan meja dengan bulu ayam, kudengar seseorang memberi tahu info terbaru pagi ini.Â
Sudah buka grup? Begitu pertanyaan teman sederet kursi di ruang guru. Aku hanya menggeleng sebelum akhirnya mulut bicara. "Belum." Singkat saja jawabanku.
Dia bilang, coba buka. Semua tentang dirimu.
Ha ha ha, apa iya? Kata hatiku. Aku cuma bisa tetap sibuk dengan bulu ayam sambil menduga, info apa si maksudnya.
Aku tidak langsung membuka ponsel. Tangan terus bergerak dengan bulu ayam di tangan kanan. Setelah itu baru membuka jendela yang terdekat dengan kursi dudukku.
 Sambil mempersiapkan kertas untuk kegiatan kelas menulis, pagi ini sambil mengecek data foto untuk lampiran tulisan yang dimaksud. Barulah meraih ponsel, membuka grup seperti kata temanku itu.
Sudah banyak pesan masuk di sana. Di atasnya, ada foto hasil googling temanku seperti pada foto di atas itu.Â
Berturut-turut pesan masuk itu seperti, mantul, keren, jos, kok aku baru tahu ya, aku belum ngerti caranya, gimana cara buka biar bisa ikut baca, ajari dong caranya, wah cair ni honor, jangan lupa ajak kita makan-makan.
Lagi-lagi aku hanya terdiam dulu, lalu meluncurlah pesanku di grup itu. "Sini-sini yang mau belajar, sini-sini yang ingin tahu cara buka untuk yang mau ikutan baca, terima kasih sudah diviralkan, he he he...."
Setelah itu ada pesan masuk dari seseorang. "Kok kita ga diajak makan-makan ya."
Pesan itu langsung kubalas. "Oh ya, lupa. Sini-sini yang mau sarapan gembus goreng."
Tidak terasa bel berbunyi. Padahal aku sedang membalas komentar yang baru kubaca pagi ini. Juga membalas teman-teman yang sudah memberi rating, membalas follow dan menyambut follow.
Bel menghentikan semua giatku dengan ponsel. Beralih ke kertas daur ulang. Sayangnya, kami kehabisan lem untuk giat pagi ini. Tidak sengaja menemukan lem kertas kering.Â
Yang kuingat lem kertas ini terakhir dipakai Desember 2019. Beberapa hari sebelum keputusan belajar dari rumah karena pandemi Covid-19. Sayang sekali kalau dibuang. Isinya masih cukup banyak. Bisakah lem kertas kering didaur ulang lagi? ( bersambung).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H