Mohon tunggu...
Murniati
Murniati Mohon Tunggu... Guru - Guru Penulis Kabupaten Padang Pariaman

Murniati adalah seorang guru SD berprestasi Th 2013 di Kabupaten Padang Pariaman. Alumni Pascasarjana Universitas Negeri Padang. Bersama komunitas menulis telah melahirkan buku solo dan antalogi berbentuk fiksi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Ayah

21 Mei 2022   17:03 Diperbarui: 21 Mei 2022   17:05 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

AYAH

Oleh Murniati

 

Desember ini hujan lagi

Hujan yang turun selalu membawa kenangan

Kepada seorang lelaki nan gagah perkasa

Tersebab dirinya, aku mengenal dunia

Ayah,

Desember ini musim hujan lagi

Bayangan dirimu menari-nari dalam memori

Betapa hujan dan dirimu merupakan sebuah cerita

Cerita tentang kehidupan kita

Cerita kehidupan yang kau rajut demi keluarga

Cerita  kehidupan  mengiringi perjalanan hidupmu

Ayah

Desember ini musim hujan lagi

Sama seperti Desember sebelumnya

Dikala dirimu masih setia menemani kami 

dipondok mungil kita

Kau Buat santapan , namun kami

Saling berebutan walau hanya  sebungkus indomie

Ayah,

Desember ini hujan lagi,sama seperti dahulu

Aku termangu memandang titik-titik air yang turun

Dalam rintik air yang turun seolah aku melihat sosokmu

Menghadirkan file-file kehidupan yang telah kau tulis untuk kami

Ayah,

Desember ini musim hujan lagi

Memaksa diriku perlahan membuka file-file itu

File yang telah kau tulis dalam kehidupan panjang berliku

Berdarah-darah dalam senyum dibibir

Ada bahagia dalam hati yang lapang dan ikhlas

Ayah,

Desember ini musim hujan lagi

hatiku iba,ada rindu yang mengelembung dalam dada

Pada sosok yang telah pergi dan tak mungkin kembali

Bagaimana engkau berjuang dalam lebatnya hujan

Bagaimana engkau berjuang dalam derasnya air yang mengalir

Semakin deras air maka kupastikan engkau tetap tersenyum

Senyum yang mengusir kegalauan hatimu

Senyum tulus yang selalu ada dihati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun