Mohon tunggu...
Murnasih Murnasih
Murnasih Murnasih Mohon Tunggu... Guru - Guru IPA SMPN 1 Randudongkal Kab.Pemalang

Memanfaatkan waktu dengan hal positif, menulis, belajar baking dan cooking,

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi Antarmateri Modul 3.1. Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin

11 Agustus 2024   06:06 Diperbarui: 11 Agustus 2024   06:11 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rangkuman Kesimpulan Pembelajaran (Koneksi Antarmateri):

  • Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?

Pratap Triloka (Trilogi Kepemimpinan) yang terdiri atas "Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani" mengandung makna yaitu proses pengambilan keputusan yang dilakukan seorang pemimpin hendaknya dapat  menjadi contoh yang baik bagi yang dipimpinnya (Ing Ngarsa Sung Tuladha).  Demikian juga keputusan yang dihasilkan mampu untuk membangkitkan semangat agar terus berinovasi dalam pengambilan keputusan yang berpihak pada murid (Ing Madya Mangun Karsa).  Dan seorang pemimpin harus terus memberikan motivasi atau membimbing saat melakukan proses pengambilan keputusan (Tut Wuri Handayani).  

  • Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Sebagai guru penggerak, nilai nilai yang tertanam dalam diri seperti berpihak pada murid, mandiri, kolaboratif, reflektif dan inovatif akan menjadi dasar dalam pengambilan sebuah keputusan.  Dimana nilai nilai tersebut akan berpengaruh pada prinsip pengambilan keputusan dengan memperhatikan situasi yang terjadi dan pengaruhnya pada lingkungan.

  • Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada sebelumnya.

Kegiatan coaching (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran saya, sangat membantu dalam pengujian pengambilan sebuah keputusan  karena saya mendapatkan pengetahuan baru tentang 9 langkah pengambilan dan pengujian sebuah keputusan.  Dimana beberapa uji didalamnya yang semula saya kesulitan untuk memahaminya sekarang sudah paham dan dapat menerapkannya dalam pengambilan sebuah keputusan.  Coaching yang telah dilakukan fasilitaor telah menerapkan kompetensi inti seperti kehadiran penuh, menjadi pendengar yang aktif dan mampu untuk mengajukan pertanyaan yang berbobot.  Secara tidak langsung hal tersebut mengajarkan pada saya untuk menerapkannya saat melakukan pengujian sebuah keputusan. keterampilan coaching akan membantu dengan mengajukan pertanyaan pertanyaan untuk memprediksi hasil dan melihat berbagai opsi sehingga bisa menghasilkan keputusan yang baik. Pengujian dan pengambilan keputusan yang dilakukan dengan menerapkan pendekatan coaching, juga kolaboratif semua pihak sangat efektif selain menggunakan 9 langkah pengujian dan pengambilan keputusan.

  • Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?                                                                                                                               Guru yang mampu mengelola dan menyadari aspek social emosionalnya akan menerapkan kompetesi social emosional yang dimiliki seperti kesadaran diri untuk memahami perasaan, emosi dan nilai diri sendiri.  Memiliki manajemen diri sehingga mampu mengelola emosi dan perilakunya. Memiliki kesadaran social sehingga mampu memahami dan menerima cara pandang orang lain yang berbeda serta dapat berempati. Memiliki keterampilan berelasi sehingga dapat berkomunikasi secara baik dan efektif serta mampu mengambil keputusan yang dapat dipertanggungjawabkan.  Dengan demikian pengambilan keputusan yang berhubungan dengan dilemma etika dapat berjalan sesuai dengan langkah yang sistematis.  Proses pengambilan keputusan juga dilakukan secara sadar penuh (mindfull),  sadar dengan berbagai pilihan dan konsekuensi yang ada.
  • Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

Studi kasus yang focus pada masalah moral atau etika sudah seharusnya didasari dengan nilai nilai yang dianut seorang pendidik, yaitu nilai nilai kebajikan universal seperti tanggung jawab, keadilan, kepedulian, kejujuran, dll. Sehingga pada akhirnya sebuah pengambilan keputusan akan benar benar dapat dipertanggungjawabkan  dan tidak merugikan pihak manapun. Tentunya dengan memperhatikan paradigma, prinsip dan 9 langkah pengambilan dan pengujian sebuah keputusan dalam pembahasan kasus dilemma etika.

  • Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Pengambilan keputusan yang tepat, tentu saja akan berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman. Yaitu pegambilan keputusan yang dilakukan secara tepat dengan memperhatikan situasi yang terjadi, adanya nilai nilai kebajikan sehingga tidak ada pihak yang merasa dirugikan. Hal ini sudah cukup untuk menciptkan lingkungan yang harmonis.

  • Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Tantangan tantangan di lingkungan saya ketika akan mengambil keputusan adalah adanya kebiasaan yang dibawa sejak lama, budaya turun temurun. Sehingga saat diambil keputusan menjadi sulit karena dihadapkan dengan pengambilan keputusan yang bersifat "biasanya kan begini"  "tahun kemarin juga begini ko" pernyataan pernyataan tersebut didasari atas kebiasaan yang dibawa sejak dulu dan hal ini menjadi tantangan karena keputusan yang diambil akhirnya tidak relevan lagi. Perubahan paradigma sangat diperlukan agar keputusan yang diambil dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, misalnya saat terjadi paradigma kesetiaan lawan kebenaran. Meski keduanya sama sama mengandung nilai kebajikan yang benar namun agar keputusan yang diambil tepat.

  • Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?

Pengaruh pengambilan keputusan dengan pengajaran yang memerdekakan murid murid, artinya pengajaran harus berpihak pada murid dan kaitannya dengan potensi murid yang berbeda beda maka kita harus mengambill keputusan yang tepat dalam melakukan pembelajaran, misalnya dengan pembelajaran berdiferensiasi.  Pembelajaran berdiferensiasi dapat memenuhi kebutuhan belajar murid, karena akan dicari tahu kesiapan belajarnya, minat belajarnya dan bagaimana gaya belajaranya (profil belajar) sehingga akan tercipta merdeka belajar dengan potensi murid yang berbeda beda.

  • Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan harus mempertimbangkan berbagai macam kemungkinan yang terjadi, yang utama karena salah satu aspeknya adalah berpihak pada murid maka dalam pengambilan keputusan harus memperhatikan akibat pengambilan keputusan bagi masa depan murid. Pengambilan keputusan  tidak dilakukan secara terburu buru, perlu adanya kolaborasi dengan komunikasi yang baik dan berdasarkan langkah  langkah pengambilan dan pengujian keputusan, serta disesuaikan dengan paradigma dan prinsip yang tepat.

  • Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Kesimpulan akhir yang dapat saya tarik dari pembelajaran modul materi ini dengan modul modul sebelumnya adalah bahwa dalam pengambilan sebuah keputusan agar menjiwai filosofi Ki Hadjar Dewantara.  Menerapkan nilai guru penggerak yaitu berpihak pada murid dan berlandaskan nilai nilai kebajikan yang universal.  Keputusan yang diambil harus memperhatikan masa depan murid, oleh karenanya dalam pengambilan keputusan bersifat memerdekakan murid yang disesuaikan dengan potensinya masing masing misalnya menyesuaikan kebutuhan murid dengan memperhatikan kesiapan belajarnya, minat belajarnya dan profil belajarnya (pembelajaran berdiferensiasi).  Dalam mengambil sebuah keputusan,seorang pemimpin juga melakukannya dengan penuh sadar, memiliki kompetensi social dan emosional yang baik agar dapat mengambil keputusan dengan penuh kesadaran diri, mampu mengelola emosi, sehingga menghasilkan keputusan yang bertanggung jawab. Dalam proses pengujian pengambilan keputusan juga diperlukan keterampilan coaching agar menggali informasi sebanyak banyaknya sehingga keputusan yang diambil tidak merugikan pihak manapun.

  • Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?

Konsep konsep pembelajaran dalam modul ini, antara lain:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun