Nama: Murdiyanti
NIM: 55521120028
Nama Dosen: Prof. Apollo
Mata Kuliah: Perpajakan Internasional
Nama Kampus: Universitas Mercu Buana
Rayuan Merdu Negeri Suaka Pajak
Membawa renungan orang bijak
Haruskah tetap tunduk dan patuh
Sementara negeri sendiri sedang butuh
Matahari pagi menyapa setiap hamba
Membuka pintu surga sang pencipta
Raut muka tajam sang penguasa
Melihat kesedihan dan kemiskinan di dunia
Bukakan mata hati sang penguasa
Belenggu kemiskinan negeri makin merajalela
Mengharapkan keadilan bagi semua
Sang Dewa semoga mendengarnya
Segala kemudahan telah diberikan
Segala fasilitas telah disediakan
Akankah mereka sadar
Penerimaan negara harus dikejar
Tampaknya sang penguasa sudah mengerti
Semua kendala yang harus dihadapi
Segala upaya telah dilewati
Semoga rakyat lihat mata hati
Nurani dan batin sang penguasa berkelana
Melihat dalamnya lautan penghindaran
Hanya mengharapkan secercah harapan yang ada
Sang kaya akan memihak kepada sang miskin
Andai negeri ini seperti surga
Apapun yang dimau jelas tersedia
Bagaikan berlindung dibawah langit senja
Yang membawa keteduhan bagi rakyatnya
Bagaikan belenggu dua sisi mata uang logam
Surga dan neraka saling bertolakan
Bagi yang dermawan mengharapkan surga
Bagi yang berdosa tidak mengharapkan neraka
Indahnya langit sore membawa rakyat terus tersadar
Senja berlalu terlalu cepat
Rakyat berteriak kian gentar
Peraturan hanya memihak kaum yang kuat
Hamba yang patuh dan taat bersua
Hanya bisa berdoa untuk sesama
Supaya mereka merasa manfaat yang sama
Berjalan diatas jalan berliku yang seirama
Madu tidak selamanya manis
Racun tidak selamanya pahit
Patuh tidak selamanya bijak
Tapi tetap kritis bisa jadi lebih baik
Surga pajak banyak dipakai mereka
Itulah upaya melindungi anak cucu mereka
Banyak cara negara mencegah mereka
Para aparat siap memburu mereka
Neraka pajak melukai banyak hati
Membelalak pandangan akan nurani
Menghitung membayar dengan mandiri
Mengharap imbal balik yang tak kunjung dinanti
Kesabaran dan ketaatan adalah kunci
Membuka surga hati
Mengingatkan akan nurani
Akankah hamba ini terus berempati
Dimana surga pajak yang banyak dinanti
Merindukan datangnya pengampunan
Mengharapkan adanya keringanan
Menunggu adanya kebaikan
Sejenak lepas dari bayang-bayang duniawi
Tetapi tetap saja kemiskinan menghantui
Ber ribu upaya menghampiri
Jejak kaki kecil yang berusaha mendatangi
Masih ada suara kecil yang memandu
Membukakan mata yang sendu
Kesadaraan akan segera berpadu
Menjadikan negaraku maju
Bayang-bayang luka lama menghantui
Neraka pajak yang terus membayangi
Bagai petir di siang bolong
Hilangnya harapan dicuri pembohong
Mampukah negeriku mencari keadilan
Membantu rakyatnya yang penuh harapan
Sehelai nafas yang tersisa
Mengalirkan harapan akan kebahagiaan
Pajak negeriku yang penuh peraturan
Mengajak rakyatnya untuk patuh aturan
Mata-mata rakyat penuh harapan
Membuka jendela kebijakan
Mengurus para jutawan
Agar menciptakan surga impian
Andaikan semua kerabatku setuju
Beban negaraku tak akan berat
Membantu mereka kaum melarat
Untuk kemajuan rakyat
Hijaunya negeri seberang
Menghelakan hembusan nafas bayangan surga
Surga yang dirindukan setiap orang
Mengharapkan kebaikan sang pencipta
Negara terus membangun
Negara terus mendukung
Partisipasi rakyat sangat mendukung
Partisipasi rakyat sangat ditunggu
Hidup didunia memang sementara
Tidak semudah seperti perkiraan
Banyak hal yang perlu diperjuangkan
Banyak hal yang perlu dipertaruhkan
Akankah kita ke surga yang sama
Atau ke keabadian yang fana
Negara memberi perlindungan
Rakyat butuh kesejahteraan
Kita menikmati udara yang sama
Kita menapak di dunia yang sama
Negara butuh kebersamaan rakyat
Mari kita bersama
Membangun negara bangkit bersama
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H