Ketiga, Aristoteles ia dilahirkan di Stageira, yunani utara pada tahun 384 SM. Pada usia 17 ia dikirim ke Athena untuk belajar di akademia plato hingga plato meninggal. Beberapa lama ia mengajar di academia plato untuk mengajar logika dan retorika.[16] Dalam perkembangannya aristoteles dikenal sebagai pakar logika, sehingga logikanya disebut logika tradisioanal dan kemudian menjadi logika modern dan sampai sekarang terkenal dengan logika formal. Aristoteles juga percaya keberadaan akan adanya Tuhan, buktinya karena Tuhan maka kita bisa merasakan adanya gerak serta Aristoteles menganggap bahwasanya Tuhan itu berhubungan dengan dirinya sendiri.[17]
Dari penjelasan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam perjalannya, Filsafat pada awalnya dimulai pada era Yunani Kuno yang mana pada masa itu masyarakat berpegang pada mitos-mitos. Para Filusuf membawa pola pikir masyarakat pada perubahan dari Mitos berpindah kepada Logos. Awal mulanya, pemikiran filosofis para Filusuf hanya fokus pada kosmos atau alam semesta, dan pada perkembangannya, Filsafat mengalami fase transisi dari membahas makrokosmos (alam semesta) menjadi mikrokosmos (manusia). Masa ini menjadi pintu gerbang masuk dan berkembangannya dunia Ilmu Pengetahuan.
referensi:
[1] Johannis Siahaya, Filsafat Ilmu, (Yogyakarta: Charista Press, 2013), halaman 32.
[2] Suaedi, Pengantar Filsafat Ilmu, Cetakan Pertama (Bogor: IPB Press, 2016), halaman 27.
[3] Suaedi, Pengantar Filsafat Ilmu, halaman 27.
[4] Saifullah Idris, Fuad Ramly, Dimensi Filsafat Ilmu Dalam Diskursus Integrasi Ilmu,Cetakan Pertama (Yogyakarta: Darussalam Publishing, 2016). halaman 51-52.
[5] Suaedi, Pengantar Filsafat Ilmu, halaman 27.
[6] Faisal Emil, Dkk, Buku Ajar Filsafat Ilmu, halaman 7-8.
[7] Johannis Siahaya, Filsafat Ilmu, halaman 32.
[8] Suaedi, Pengantar Filsafat Ilmu, halaman 28.