Pada usia 40 tahun ia mengunjungi Italia dan Sicilia, untuk belajar ajaran Pythagoras, kemudian sekembalinya ia mendirikan sekolah akademi, karena berdekatan dengan kuil Akademos, seorang pahlawan Athena. Ia memimpin sekolah tersebut selama 40 tahun. Ia memberikan pengajaran secara baik dalam bidang ilmu pengetahuan dan filsafat, terutama bagi orang-orang yang akan menjadi politikus.
Plato memperkuat pendapat gurunya untuk menghadapi kaum sofisme. Sebagaimana Socrates ia menggunakan metode dialog untuk mengantarkan filsafatnya. Namun kebenaran umum (Definisi) menurutnya bukan dibuat dengan cara dialog yang induktif sebagaimana cara yang digunakan Socrates. Pengertian umum (definisi) menurut Plato sudah tersedia di sana di dalam idea.
Menurut pemikiran falsafahnya, dunia lahir adalah dunia pengalaman yang selalu berubah-ubah dan warna warni. Semua itu adalah bayangan dari dunia idea. Sebagai bayangan, hakikatnya hanyalah tiruan dari yang asli yaitu idea. Karenanya dunia pengalaman ini berubah-ubah dan bermacam-macam, sebab hanyalah merupakan tiruan yang tidak sempurna dari idea yang sifatnya bagi dunia pengalaman. Barang-barang yang ada didunia ini semua adalah contohnya yang ideal di dunia idea sana (dunia idea). Keadaan idea sendiri bertingkat-tingkat. Tingkat idea yang tertinggi adalah idea kebaikan, di bawah idea jiwa dunia, yang menggerakkan dunia. Berikut idea keindahan yang menimbulkan seni, ilmu, pendidikan, dan politik.
Dengan demikian, jelaslah bahwa kebenaran umum itu memang sudah ada, bukan dibuat tetapi memang sudah ada di dalam idea. Manusia dulu berada di dunia idea bersama-sama dengan idea-idea lainnya dan mengenalinya. Jiwa manusia di dunia ini terkurung oleh tubuh sehingga kurang ingat lagi hal-hal dulu pernah dikenalinya di dunia idea. Dengan kepekaan indranya, terkadang hal-hal yang empirik menjadikan manusia teringat kembali apa yang pernah dikenalinya dulu di dunia idea. Dengan kata lain, pengertian manusia yang membentuk pengetahuan tidak lain adalah dari ingatan manusia tentang apa yang pernah dikenalinya atau mengerti karena ingat.
Sebagai konsep dari pandangannya tentang dunia idea, dalam masalah etika ia berpendapat bahwa orang yang berpengetahuan dengan pengertian yang bermacam-macam sampai pengertian tentang ideanya, dengan sendirinya akan berbuat baik. Budi adalah tahu. Siapa yang tahu akan yang baik, cinta kepada idea, menuju kepada yang baik, Siapa yang tahu akan yang baik, cinta kepada idea menuju kepada yang baik. Siapa yang hidup di dunia idea tidak akan berbuat jahat.
C. Aristoteles (384 -- 322 SM)
Dalam sejarah filsafat, selain Plato, filosof yang paling berpengaruh dan menyita perhatian publik luas hingga sekarang ini adalah Aristoteles. Banyak komentator semisal Colerigde, sampai demikian jauh membagi manusia menjadi dua kelompok: Platonisme dan Aristotelian. Kendati pembagian ini terkesan serampangan dan terlalu menyederhanakan, namun tidak seharusnya disalahkan. Sebab pada satu sisi karakter orang cenderung idealis sama seperti tokoh pemikir (filosof) Plato, di sisi lain ada juga tipe manusia yang pragmatis dalam melihat persoalan seperti Aristoteles.
Aristoteles adalah teman dan murid Plato. Ia lahir di Trasia, Yunani Utara pada tahun 384 SM. Ayahnya seorang dokter pribadi raja Macedonia Amyntas. Ia mewarisi pengetahuan empiris dari ayahnya, Ia juga banyak mempelajari filsafat, matematika, astronomi, retorika. Dan beberapa ilmu lainnya. Dengan kecerdasannya yang luar biasa, hampir-hampir ia menguasai berbagai ilmu yang berkembang pada masanya.
Pada usia 17 tahun, ia dikirim ke Athena untuk belajar di Akademia Plato selama kira-kira 20 tahun hingga Plato meninggal. Beberapa lama ia menjadi pengajar di Akademia Plato untuk mengajar logika dan retorika. Setelah Plato meninggal dunia, Aristoteles bersama rekannya Xenokrates meninggalkan Athena karena ia tidak setuju dengan pendapat Plato di Akademia tentang filsafat. Tiba di Assos, Aristoteles dan rekannya mengajar di sekolah Assos. Di sini Aristoteles menikah dengan Pythias. Pada tahun 345 SM kota Assos diserang oleh tentara Persia, rajanya (rekan Aristoteles) dibunuh, kemudian Aristoteles dengan kawan-kawannya melarikan diri ke Mytilene di pulau Lebos, tidak jauh dari Asoss. Pada tahun 345 SM, Aristoteles diundang raja Philippos dari Macedonia untuk mendidik anaknya Alexander Agung.
Kecenderungan birfikir saintifik nampak dari pandangan-pandangan filsafatnya yang sistimatis dan banyak menggunakan metode empiris. Maka jika dibandingkan dengan Plato yang pandangan filsafatnya Aristoteles orientasinya pada hal-hal yang kongkrit (empiris). Ia menjadi dikenal lebih luas karena pernah menjadi tutor (guru) Alexander, seorang diplomat ulung dan jenderal terkenal. Dengan bantuan raja, Akhirnya Aristoteles mendirikan sekolah Lykeion, juga disebut sekolah Peripatetik yang sebenarnya adalah pusat penelitian ilmiah.
Dari sekolah tersebut ia banyak menghasilkan berbagai macam hasil penelitian yang tidak hanya dapat menjelaskan prinsip-prinsip sains, tetapi juga politik, retorika, dan lain sebagainya. Namun lama-kelamaan posisi Aristoteles di Athena tidak aman, karena ia orang pendatang. Ia dituduh sebagai penyebar ajaran subversif dan dituduh Atheis. Aristoteles meninggalkan Athena dan pindah ke Chalcis dan meninggal di sana, tahun 322 SM.