Menurut (Nurkholisha and Christiani, 2018) menyatakan bahwa Naskah Nusantara merupakan peninggalan atau warisan budaya berbentuk benda-benda yang mengandung sebuah nilai budaya seperti Naskah Sastra, Naskah Piwulang, Naskah Islam, Naskah Primbon, Naskah Adat Istiadat, Naskah Ilmu Pengetahuan dan masih banyak lagi.
 Layanan Naskah Nusantara adalah sebuah program yang dilakukan Perpustakaan Nasional untuk melestarikan naskah-naskah mengenai sejarah dan budaya Indonesia.Â
Layanan naskah nusantara Perpustakaan Nasional bisa disebut juga sebagai suatu kegiatan pengembangan koleksi naskah kuno oleh Pusat Pernaskahan Nusantara di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PNRI). Layanan naskah nusantara Perpustakaan Nasional berada di lantai 9.Â
Layanan ini bertujuan khusus untuk mengumpulkan sehingga tersedia akses untuk melihat atau menggunakan sesuai keperluan sebagai informasi atau kebutuhan lainnya.
Selain itu layanan ini juga bertujuan untuk menjaga kekayaan budaya indonesia seperti naskah tradisional dan klasik yang ada di berbagai daerah di indonesia untuk meningkatkan pemahaman tentang sejarah, kearifan lokal, dan budaya indonesia.Â
Hal ini sejalan dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 membahas bahwa pemerintah, masyarakat, dan lembaga seperti perpustakaan dan sistem informasi lainnya memiliki dan bertanggung jawab untuk melestarikan cultural heritage salah satunya yaitu naskah. Namun masih banyak permasalahan yang dihadapi sekarang mengenai naskah ini.
Salah satunya yaitu sulit terjamah karena sebagian besar naskah nusantara itu masih terdapat di luar negeri mengakibatkan sulit terorganisir. Sehingga masih banyak naskah-naskah yang belum banyak orang Indonesia ketahui dan bisa dipahami sebagai ilmu pengetahuan.Â
Tercatat terdapat 26.000 naskah nusantara di Belanda dan 7000 naskah berada di Inggris. Namun yang terdapat di PNRI hanya sekitar 10.169 naskah. Sangat disayangkan masih rendahnya kepedulian masyarakat Indonesia terhadap naskah nusantara ini sehingga menyebabkan hal ini terjadi.
Sejarah proses penyusunan dan pengumpulan naskah-naskah tersebut melalui beberapa proses. Koleksi naskah Perpustakaan Nasional mulai dikumpulkan dimulai sejak 200 tahun yang lalu.Â
Dimulai dengan berdirinya Koninklijik Bataviaach Genootshap Van Kunsten en Wetenschappen pada tanggal 24 April 1778. Kegiatan penyusunanya meliputi identifikasi, akuisisi, dan inventarisasi. Â
Perpustakaan Nasional bekerja sama dengan berbagai pihak untuk mengumpulkan, mendokumentasikan, mendigitalisasikan naskah-naskah berharga seperti manuskrip kuna, kitab-kitab klasik dan dokumen sejarah sehingga tersedia di Perpustakaan Nasional.
Berdasarkan riset yang berjudul "Evaluasi Kebijakan Pengembangan Koleksi Di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Pnri) Pada Naskah Nusantara" menyatakan bahwa Dalam mengupayakan pelestarian naskah Perpustakaan Nasional melakukan proses pengembangan koleksi yang tidak terlepas dari proses pengadaan koleksi naskah nusantara.Â
Perpustakaan Nasional sangat berupaya untuk bisa selalu mengembangkan dan memperbanyak naskah koleksi nusantara. PNRI melakukan proses pengadaan melalui kegiatan pembelian, hibah dari instansi terkait. Semua kegiatan ini diatur oleh SOP Standart Operating Prosedur.Â
Kegiatannya berupa  pemberian arahan, membentuk rencana operasional, mengumpulkan informasi, menyusun daftar seleksi, penerimaan hasil, memberikan identitas kepemilikan, dan masih banyak lagi.Â
Apabila disingkat yaitu proses pengumpulan naskah baik dari Indonesia maupun dari luar negeri dan proses pendataan. Tujuannya agar Perpustakaan Nasional mewujudkan pangkalan data yang lengkap.
Perpustakaan Nasional juga melakukan digitalisasi dalam kegiatan pengembangan koleksi. Digitalisasi adalah suatu proses menjadikan suatu barang asli memiliki format digital.Â
Dilakukan dengan cara memotret menggunakan scanner ataupun kamera digital. Setelah itu hasilnya bisa mudah diakses melalui layanan digital secara online oleh pengguna.Â
Tujuan dari digitalisasi yaitu untuk mempermudah mengakses dan dapat menunjang perkembangan ilmu pengetahuan mengenai ilmu kodikologi, ilmu filologi, dan preservasi naskah.Â
Namun juga digitalisasi naskah nusantara dan publikasi online harus dengan tata cara dan pemberian  status hak akses yang benar dan jelas. Hal ini akan meminimalisir adanya hal-hal yang tidak diinginkan seperti pencurian data dan lain sebagainya. Semua ini dilakukan untuk menjaga karya leluhur  bangsa kita ini.(Gunawan, 2012)
Menurut (Nurwahyuningsih and Ismayati, 2019) menyatakan bahwa Perpustakaan Nasional sampai pada tahun 2017 berhasil mengumpulkan naskah sebanyak 11.133 naskah.Â
Pengumpulan tersebut didapatkan dari kolektor seperti Cohen Stuart, Von de Wall, KH. Abdurrahman Wahid dan masih banyak lagi. Naskah tersebut mengandung arti dan makna seperti keagamaan, arsitektur, bahasa, sastra, pengobatan, kesenian, sejarah dan lainnya.Â
Koleksi naskah Nusantara Perpustakaan Nasional disimpan dengan baik dan aman di dalam gedung Perpusnas. Bahan pustaka yang terdapat dalam koleksi naskah Nusantara Perpustakaan Nasional dijaga dengan baik agar tidak rusak atau hilang. Perpusnas juga melakukan pemeliharaan dan restorasi bahan pustaka yang rusak agar tetap dapat digunakan oleh pengguna.
Berdasrkan riset yang berjudul "Evaluasi Kegiat an Preservasi Fisik Naskah Kuno Di Perpust Akaan Nasional Ri Menggunakan Model Cipp" menyatakan bahwa hal-hal yang harus diperhatikan dalam hal perawatan yaitu ruang penyimpanan yang sesuai, pencahayaan yang aman, suhu yang ideal untuk manuskrip, kelembaban yang sesuai, penanganan terhadap serangga yang merusak naskah, pembersihan koleksi, fumigasi, dan penataan koleks agar tidak berdesakan.Â
Melalui kegiatan ini akan memperpanjang usia bahan pakai perpustakaan. Koleksi ini harus dijaga dan diperhatikan dengan baik karena bahan dari naskah tersebut berupa lontar, bamboo, kulit kayu, kertas, dan rotan.Â
Semua naskah itu memiliki cara perawatan yang berbeda dan Perpustakaan Nasional sangat berupaya akan hal itu. Oleh karena itu Perpustakaan Nasional berhasil menjadi favorit karena koleksinya dijaga dengan baik.Keunggulan lainnya yaitu koleksi naskah nusantaranya yang unik dan langka yang jarang ditemukan di perpustakaan lain.
Berdasrkan wawancara yang dilakukan penulis dengan salah satu petugas mendapatkan infromasi yaitu koleksi yang menjadi unggulan Perpustakaan Nasional yaitu Kakawin Nagarakretagama 2013, Cerita Panji 2017, La Galigo 2012, Babad Diponegoro 2013. Empat buah naskah ini mendapatkan pengakuan dunia bersertifikas UNESCO yang telah menjadi Memory of the World.
Selain itu Perpustakaan Nasional memiliki naskah unggulan lainnya seperti Kakawin Surtasuma yang didalamnya terdapat kutipan frasa "Bhinneka Tunggal Ika", Naskah Dampati, Serat Centini, Pustaka Laklak, dan beberapa manuskrip yang berasal dari beberapa negara seperti Cina, Arab, Myanmar,Kamboja, Jepang. Semua koleksi naskah ini merupakan naskah asli, terjemahan, Salinan (replika), hasil penelitian, dan alih media.
Sistem Layanan Koleksi Naskah Nusantara menggunakan sistem layanan tertutup. Penggunaan layanan tertutup mensyaratkan beberapa aturan. Peraturan yang harus dilaksanakan di layanan koleksi naskah nusantara Perpustakaan Nasional yaitu:
1. Pengguna hanya boleh membaca dan menggunakan naskah di tempat.
2. Menjadi anggota perpustakaan dibuktikan dengan memiliki kartu anggota Â
  Perpustakaan Nasional
3. Pengunjung dibatasi hanya 1000 pemustaka dalam sehari.
4. Memesan koleksi yang hendak dibaca oleh petugas
5. Mengembalikannya apabila sudah selesai dibaca atau digunakan.
Hal ini diterapkan agar meminimalisir hal yang tidak diinginkan seperti kehilangan, kerusakan naskah dan menjaga keaslian naskah. Keamanan fisik naskah sangatlah penting karena naskah ini berbeda dengan buku lainnya.Â
Cara menyimpan dan cara penanganan naskahnya haruslah dilakukan oleh orang yang berpengetahuan dan terlatih. Seperti harus terjaga kelembabannya agar tidak cepat rusak.Â
Selain itu juga menghindari adanya pembajakan atau penyalinan tanpa izin. Sistem ini berguna untuk mempertahankan eksklusivitas, keamanan, dan privasi karena naskah-naskah ini sangat berharga dan sangat dijaga kelestariannya.Â
Maka dari itu naskah-naskah yang berada di Perpustakaan Nasional dijaga ketat karena sangat istimewa dan memiliki peran yang sangat penting untuk memperkuat identitas dalam unsur budaya dan sejarah indonesia. Berikut beberapa penjelasan detail tentang peran layanan koleksi naskah Perpustakaan Nasional yaitu :
Pertama menurut (Rizqa et al., 2016) menyatakan bahwa peran naskah-naskah yang berada di Perpustakaan Nasional yaitu untuk pengembangan intelektual bangsa.Â
Naskah-naskah ini mencakup berbagai tema seperti sastra, sejarah, tradisi lokal, dan agama. Naskah-naskah ini merupakan saksi bisu sejarah dan kebudayaan bangsa indonesia. Naskah nusantara memberikan banyak pemahaman dan wawasan tentang budaya dan sejarah yang mendalam tentang indonesia. Masyarakat umum bisa menggali pengetahuan dengan cara melakukan penelitian seputar naskah nusantara ini.
Kedua yaitu sebmenyatakan bahwa sebagai pelestarian warisan budaya. Dengan adanya layanan ini akan menjaga dan melestarikan  naskah nusantara sehingga generasi kedepannya masih bisa untuk melihat dan memahami sejarah kebudayaan dan sejarah yang terdapat dari naskah nusantara tersebut. Naskah tersebut dijadikan sebagai bukti sejarah karena sebagian dari naskah tersebut dijaga keasliannya (Hidayat, 2020).
Ketiga sebagai identitas dan kebanggaan nasional. Naskah nasional ini mencerminkan budaya dan sejarah yang dimiliki bangsa indonesia. Kita patutnya bisa menghargai dan bangga terhadap budaya dan sejarah indonesia ini. Hal ini akan memperkuat identitas bangsa indonesia. Hal ini juga akan meningkatkan rasa kebanggaan terhadap keanekaragaman terhadap budaya dan sejarah indonesia.
Keempat sebagai sumber penelitian atau pembelajaran. Keanekaragaman budaya dan sejarah membuat banyaknya penelitian. Penelitiannya seperti pengembangan teori, interpretasi ulang, dan melakukan penelitian dengan teori baru.Â
Naskah nusantara ini berperan sebagai sumber pembelajaran dan sebagai sumber penelitian. Sehingga hasil yang didapatkan bisa berkualitas karena sesuai dengan sumber. Apabila sumbernya terpercaya maka akan membuat hasil penelitiannya akurat sesuai dengan tema penelitian yang dibahas. Hal ini juga akan membuat pembaca yakin terhadap keabsahan teori yang ditemukan (Zulaikha, 2017).
Kelima yaitu sebagai pemecahan permasalahan seperti kerusakan fisik. Layanan ini berperan sebagai pemulihan naskah-naskah yang rusak sehingga dapat memperpanjang umur naskah tersebut.Â
Hal ini membuat naskah tersebut masih bisa kita akses sampai sekarang. Layanan ini juga menjaga dari hal yang tidak diinginkan seperti pencurian, dan penyalinan secara ilegal. Karena naskah-naskah tersebut dijaga ketat oleh alat yang canggih dan kontrol akses yang terbatas namun tetap bisa digunakan secara maksimal.
Maka dari itu berdasarkan penjelasan di atas dapat dirangkum bahwa peran layanan koleksi Perpustakaan Nasional ini sangatlah penting. Koleksi naskah Nusantara Perpustakaan Nasional merupakan salah satu koleksi bahan pustaka yang memiliki nilai sejarah yang tinggi Dalam aspek perlindungan, pemeliharaan, dan menyediakan akses ke naskah untuk memperkaya pemahaman budaya, identitas, dan sejarah bangsa Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H