Mohon tunggu...
Muqita ZahiraAl
Muqita ZahiraAl Mohon Tunggu... Guru - Guru RA

Menulis Artikel tentang Pendidikan Anak Usia Dini

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kurikulum Reggio Emilia

9 Juli 2024   18:45 Diperbarui: 9 Juli 2024   19:02 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Bagi sekolah sangat penting untuk menentukan kurikulum yang cocok dengan kebutuhan anak didik. Kurikulum yang telah ditentukan maka akan dikembangkan sesuai dengan visi, misi, serta ciri khas sekolah. Lantas apa saja kurikulum yang ada PAUD? Kurikulum PAUD ada banyak macamnya, ada kurikulum 2013, Montessori, Highscope, Reggio Emilia, kurikulum Merdeka, dan lain sebagainya. Lalu kurikulum apa yang akan kita bahas? Kali ini penulis akan membahas kurikulum Reggio Emilia yang mungkin masih jarang diketahui, karena belum sepopuler Montessori. Oleh karena itu, tulisan ini dibuat untuk memperluas wawasan mengenai kurikulum Reggio Emilia beserta sejarah singkatnya.

Daftar pembahasan kali ini yaitu, sejarah singkat kurikulum Reggio Emilia, pendekatan kurikulum Reggio Emilia, prinsip dasar, peran guru, serta manfaat dan tantangan dalam mengaplikasikan kurikulum Reggio Emilia.

A.Sejarah Kurikulum Reggio Emilia

Reggio Emilia adalah sebuah kota di utara Italia, sejak perang dunia II hingga saat ini Reggio Emilia menjadi nama sekolah dalam pendidikan anak usia dini yang dikenal sebagai "The Reggio Emilia Approach". Sekolah ini dipelopori oleh Loris Malaguzzi dan telah mendapat perhatian internasional dari para pendidik. Terinspirasi oleh gerakan pendidikan progresif John Dewey dan teori tentang koneksi antara budaya dan pengembangan dari Lev Vygotsky, serta teori perkembangan kognitif Jean Piaget, Malaguzzi mengembangkan filosofi ini melalui praktik langsung yang mencakup anak-anak dari bayi hingga pra-sekolah (Jackman, dalam Halimah, 2016).

B.Pendekatan Kurikulum Reggio Emilia

Konsep dasar Vigotsky menjadi acuan Pendidikan Reggio Emilia yang menyoroti bahwa anak-anak belajar melalui interaksi sosial. Dalam pendidikan Reggio Emilia, proses belajar melibatkan interaksi dengan keluarga, teman sebaya, guru, tetangga, komunitas sekitar, dan masyarakat luas. Seperti hal nya pendekatan Montessori, Reggio Emilia juga menekankan pentingnya lingkungan yang mendukung untuk pembelajaran anak. Lingkungan belajar dianggap sangat berpengaruh dalam membantu anak-anak mengembangkan diri mereka sendiri (Masnipal, 2018 : 76).

C.Prinsip Dasar Kurikulum Reggio Emilia

Kurikulum Reggio Emilia mengusung beberapa prinsip dasar dalam implementasinya berdasarkan pemaparan dalam jurnal yang berjudul “Implementasi Kurikulum Reggio Emilia di TK Permata” yang ditulis oleh Sulikah Septi Herawati dan Buyung Surahman (2023). Berikut ini prinsip-prinsip yang dibahas :

1.Anak sebagai protagonis, maksudnya yaitu anak dipandang sebagai individu yang memiliki keunikan, kreativitas, dan potensi yang harus dihargai, dengan hak untuk mengekspresikan diri, aktif berpartisipasi, dan belajar sesuai dengan minat dan kebutuhannya sendiri.

2.Guru sebagai fasilitator, maksudnya yaitu peran guru dalam kegiatan pembelajaran hanya sebagai pendamping, pengamat, pendengar, pembuka pertanyaan, penantang, dan peneliti yang aktif mendukung serta menghargai proses pembelajaran anak.

3.Lingkungan sebagai guru ketiga, maksudnya yaitu lingkungan fisik dan sosial dianggap sebagai sumber belajar yang berlimpah dan menantang yang dapat mendorong minat serta kreativitas anak.

4.Dokumentasi sebagai alat refleksi, maksudnya yaitu dokumentasi seperti foto, video, rekaman suara, catatan observasi, dan karya anak digunakan sebagai sarana untuk merekam, mempertimbangkan, menilai, dan berbagi proses pembelajaran anak.

5.Proyek sebagai strategi pembelajaran, maksudnya yaitu proyek sebagai aktivitas belajar yang dimulai dari pertanyaan atau masalah yang timbul dari minat atau pengalaman anak. Proyek ini melibatkan penyelidikan yang mendalam, eksplorasi yang beragam, kolaborasi antara anak dan guru, serta penggunaan berbagai cara untuk mengekspresikan ide.

6.Kolaborasi sebagai budaya pembelajaran, maksudnya yaitu kolaborasi merupakan nilai yang mendorong interaksi yang positif antara anak-anak, serta antara anak dengan guru, keluarga, dan masyarakat. Kolaborasi ini melibatkan pertukaran ide, pengalaman, sumber daya, dan tanggung jawab dalam pembelajaran.

D.Peran Guru

Peran guru dalam pendidikan Reggio Emilia dalam Masnipal (2018) adalah sebagai berikut.

1.Setiap anak memiliki minat dan gaya belajar yang berbeda-beda, oleh karena itu dibutuhkan peran guru untuk memahaminya.

2.Guru dengan guru serta guru dengan para orangtua harus saling bekerja sama.

3.Guru berperan mengamati dan mendengarkan apa yang diungkapkan oleh anak.

4.Guru berperan sebagai teman dalam kegiatan bekerjasama dengan anak.

E.Manfaat dan Tantangan dalam Pengaplikasian Kurikulum Reggio Emilia

Dikutip dari jurnal yang berjudul “Implementasi Kurikulum Reggio Emilia di TK Permata” yang ditulis oleh Sulikah Septi Herawati dan Buyung Surahman (2023) kurikulum Reggio Emilia di TK Permata Bunda membawa sejumlah manfaat dan tantangan yang dirasakan oleh guru-guru yang terlibat dalam proses pembelajaran.

Berikut adalah beberapa keuntungan yang dirasakan oleh para guru dalam menerapkan kurikulum Reggio Emilia:

1.Guru dapat memperbaiki ketrampilan profesional mereka dengan mempelajari dan mengaplikasikan kurikulum Reggio Emilia dalam praktik pembelajaran.

2.Guru dapat meningkatkan cara mereka berinteraksi dengan anak-anak, sesama guru, keluarga, dan masyarakat dengan melakukan kolaborasi dalam proses pembelajaran.

3.Guru dapat meningkatkan kemampuan mereka dalam hal kreativitas dan fleksibilitas untuk merancang serta menjalankan proyek-proyek yang sesuai dengan minat atau pengalaman anak-anak.

4.Guru dapat merasa puas dan bahagia melihat kemajuan positif anak dalam berbagai hal.

Selain memperoleh manfaat, seperti yang sudah dijelaskan bahwa adapula tantangan yang harus dilewati dalam mengaplikasikan kurikulum Reggio Emilia, tantangan tersebut diantaranya :

1.Guru perlu meluangkan waktu, tenaga, dan sumber daya yang cukup untuk memahami serta menerapkan kurikulum Reggio Emilia.

2.Guru perlu menghadapi tantangan yang muncul saat berkolaborasi dengan anak-anak, rekan guru, keluarga, dan masyarakat. Selain itu, guru juga harus mengatasi perbedaan dalam pandangan, sikap, nilai, dan budaya yang terlibat dalam proses pembelajaran.

3.Guru perlu menyesuaikan kurikulum Reggio Emilia dengan konteks dan kondisi di Indonesia yang berbeda dengan di Italia.

4.Guru harus menghadapi tantangan dari luar yang terkait dengan kurangnya pemahaman, dukungan, atau pengakuan terhadap kurikulum Reggio Emilia dari pihak lain. Mereka juga harus mengatasi tantangan internal seperti kurangnya motivasi, keterampilan, atau kepercayaan diri, baik dari diri sendiri maupun dari rekan kerja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun