Dambaan dari setiap perkawinan adalah memiliki keturunan. Ketika satu persatu anak lahir ke dunia esensi perkawinan terasa semakin indah dan sempurna.Â
Seiring bergulirnya waktu, anak-anak yang dulunya kami timang dan selalu mewarnai keberadaan kami di rumah dengan cuitan-cuitan lucu dan tangis melankolisnya kini sudah beranjak dewasa dan memiliki kesibukan sendiri-sendiri, yakni menuntut ilmu di lembaga pendidikan tingkat sekolah dasar (SD). Kebetulan anak-anak menimba ilmu di sebuah sekolah yang menerapkan sistem full day , jadi pagi berkesiap ke sekolah dan tiba lagi di rumah pada sore hari menjelang petang.Â
Sesampai di rumah mereka sudah disibukkan dengan materi pelajaran yang akan diajarkan keesokan harinya. Demikianlah rutinitas keseharian bergerilya dari Senin hingga Sabtu. Untungnya kalau Sabtu anak-anak hanya melakukan kegiatan ekstrakurikuler saja di sekolah jadi sebelum zhuhur mereka sudah ada lagi di rumah.Â
Kendatipun sebagian waktu mereka lebih banyak terpangkas untuk belajar tapi mereka sangat menikmati dan tak pernah mengeluh. Apalagi anak paling sulung yang saat ini duduk di bangku kelas 5 SD, demikian semangatnya dia, ia pernah mengutarakan keinginannya menjadi ilmuwan matematika karena ia memang pecinta berat pada bidang study matematika, beberapa kejuaraan olimpiade matematika tingkat kabupaten, nasional hingga internasional pernah diraihny.
Di samping itu ia juga ingin sekali bisa bersekolah ke luar negeri dengan perolehan beasiswa murid berprestasi. Sebagai orangtua kami selalu mendukung penuh impian anak-anak yang merupakan mutiara keluarga bagi kami.
Sepadat-padatnya aktifitas anak-anak, saya dan suami sadar bahwasannya kebersamaan dengan keluarga tetaplah prioritas (utama). Untuk itu kami canangkan hari Sabtu Minggu sebagai pesta kebersamaan keluarga. Biasanya kami berkumpul di ruang tengah yang merupakan ruang keluarga sembari menikmati kelezatan eskrimcampina.Â
Es krim campina merupakan es krim andalan keluarga dan produk asliindonesia yang berdiri sejak 1972---tahun dimana saya dan suami belum lahir ke dunia. Kami sekeluarga memang penggemar berat eskrimcampina, sebagaimana si sulung penggemar berat matematika. Artinya sama-sama beratnya dan tak bisa terpisahkan satu sama lain. Hehe.Â
Bahkan sejak saya dan suami masih berstatus lajang ternyata kami sudah saling menyukai, menyukai eskrim dari campina (maksudnya). Banyak perbedaan antara saya dan suami baik dari segi makanan, musik, hobbi, dan lain sebagainya namun dibalik perbedaan tetap ada kesamaan yang berhasil menyatukan kami berdua, kami sama-sama penyuka eskrim merk dari PT. Campina Ice Cream Industry yang bermarkas di jalan Berbek industri I no 4 Surabaya, Jawa Timur. Sebelum menjadi perusahaan besar dulunya campina hanya berupa CV lho, namanya CV Pranoto.Â
Kegilaan saya dan suami pada eskrim campina secara turun temurun menular ke ketiga putri kami. Bedanya kami sekeluarga tidak sama soal pilihan rasa.Â
Saya, suami dan anak nomor dua paling suka campina hula-hula rasa kacang hijau, sedangkan putri sulung dan si bungsu suka yang rasa coklat vanilla strawberry. Semua dari kami punya alasan tersendiri mengenai selera rasa yang berbeda tapi apapun rasanya tetap eskrimcampina pilihannya.Â
Selain teksturnya yang sangat lembut dan memanjakan lidah dengan manis legitnya yang aduhai, eskrimcampina juga berbahan alami, hiegenis, dan berkualitas premium. Sensasi lembut pada es krim menandakan bahwa bahan dasar es krim campina terbuat dari susu asli/murni, bukan bajakan.Â
Es krim campina memiliki manfaat yang luar biasa bagi pertumbuhan anak yakni sebagai alternatif asupan susu, membentuk tulang dan gigi anak yang kuat serta menjaga kerja saraf dan otot tetap stabil sebab es krim campina tinggi kalsium serta vitamin.Â
Untuk penikmat usia remaja dan dewasapun manfaatnya setali tiga uang, bahkan bisa mencegah penyakit serius seperti kanker, diabetes, dan darah tinggi. Soal pilihan rasa es krim campina memiliki beragam varian rasa yang lengkap dan menarik semua kalangan, baik anak-anak, remaja maupun dewasa, ada yang versi stick, cup, contong, mangkok berbagai ukuran, hingga ukuran jumbo dalam wadah ember minipun ada.Â
Saya kerap membeli yang netto 700ml, namun pernah juga ambil di toko langganan yang isian 8 liter. Seringnya suami dan anak-anak melahap begitu saja es krim campinanya tanpa perlu dicampur ini-itu dan bisa ditebak sambil ngobrolin apa gitu tiba-tiba habis satu kotak es krim. Ketika saya tanya, "ngomong punya ngomong gak pengen dikombinasikan apa gitu es krimnya biar ada yang berbeda gitu? Eh apa jawaban mereka? "Idiihh ngapain, yang gini udah lezat pakai buangeettt kok, Mi."
Dan jawabnya itu berbarengan pula antara anak-anak dan bapak. Haha
Tahu nggak sih itu metode jadul makan es krim sejak saya masih duduk di bangku sekolah dasar lho dan kebawa hingga sekarang, di usia saya yang akan memasuki angka 35 tahun. Dan nikmatnya itu woooww ... berdouble-double, sampai-sampai saya lupa segala permasalahan hidup, yang sisa tinggal happy-happynya saja. Hahaha.Â
Suami dan anak-anakpun sebelas-duabelas, menikmati kelezatan es krim dengan versi mereka adalah bentuk kebahagiaan dan kepuasan tersendiri. Menciptakan kebahagiaan bagi kami sekeluarga itu amatlah sederhana.
Terima kasih Campina Es Krim!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H