Mohon tunggu...
Zakiyya Sakhie
Zakiyya Sakhie Mohon Tunggu... Wiraswasta - Dokumen pribadi

housewife, book lovers, like traveling

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Perlunya Orangtua Menceritakan Masa Kecilnya Kepada Anak

17 Maret 2016   21:17 Diperbarui: 17 Maret 2016   21:24 581
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anak-anak jaman dulu terbukti memiliki hubungan yang sangat dekat dengan alam. Sebab media permainannya adalah alam. Ketika orangtua menceritakan masa kecilnya kepada anak tentang betapa serunya bermain panjat-panjatan di pohon dengan beberapa teman-teman sang ayah atau bunda, masa kecil ayah bunda yang gemar mandi di sungai beramai-ramai berenang di bawah teriknya matahari yang panas, mencari hewan-hewan air di sawah, membuat gunung dari pasir dsb. Anak pun akan hanyut dalam imajinasi alam yang seakan-akan anak ikut melebur dalam petualangan alam sang ayah atau ibunda-nya.

4. Memahami Arti Pentingnya Belajar Agama

Jaman orangtua masih kecil dulu, anak-anak setiap menjelang magrib akan berbondong-bondong pergi ke surau beramai-ramai. Surau di desa adalah salah satu pusat anak-anak belajar agama ( mengaji ). Kala orangtua menceritakan betapa dulu ayah/bunda harus berjalan menembus kegelapan ( listrik belum merata ke pelosok-pelosok desa), terkadang harus membawa alat penerang obor atau lampu senter jika ingin cepat sampai tujuan. Belum lagi ketika habis turun hujan, jalanan yang memang belum beraspal akan becek dan berlumpur. Namun, semangat dalam menuntut ilmu agama tak pernah padam. 

Dengan orangtua mendefinisikan hal tersebut, anak akan semakin terpupuk pemahaman agamanya.  Anak juga akan berfikir betapa belajar agama itu sangatlah penting walaupun harus menerjang badai sekalipun.

5. Menghargai Hakikat Uang

Anak sekarang boleh dibilang lebih banyak menggampangkan uang. Bila ingin sesuatu tinggal menyampaikan ke orangtua atau membeli sendiri dengan uang meminta terlebih dahulu pada orangtuanya. Pada saat orangtua menceritakan pada masanya dulu yang mendapatkan uang saku hanya cukup dibelikan satu atau dua jajanan. 

Atau bahkan kalau orangtua sedang tidak ada uang, maka mau tidak mau harus pergi ke sekolah tanpa ada uang saku di tangan. Jika ingin memiliki uang saku lebih, maka harus berusaha mendapatkan dengan cara sampingan yang sekiranya bisa dilakukan oleh anak. Misalnya: tiap pulang sekolah sering disuruh tetangga membantu mencucikan piring atau membeli sesuatu di warung kemudian diberi uang jajan, mencari biji-biji cengkeh yang jatuh dari pohonnya untuk dikumpulin, dijemur, kemudian dijual, dan sebagainya.
 Seandainya ingin membeli sesuatu, kotak pensil misalkan, maka harus mengumpulkan uang saku terlebih dahulu, atau menabung dengan merelakan tidak jajan untuk beberapa minggu ke depan atau bahkan sampai beberapa bulan.

Jika mendengar kisah masa kecil orangtua yang demikian, maka anak akan memahami betapa susahnya mencari uang. Tak semudah ketika hanya sekedar meminta. Sehingga, anak pun akan memiliki image luas bahwa uang sangatlah berharga bagi kehidupan.

6. Mengajarkan Kepada Anak Tentang Manfaat Berjalan Kaki

Zaman sekarang sudah jarang sekali kita dapati anak-anak pergi ke sekolah dengan berjalan kaki. Rata-rata menggunakan kendaraan sendiri, pakai fasilitas antar jemput sekolah atau diantar oleh orangtuanya. Baik menggunakan motor, mobil, atau bus sekolah. Berbeda jauh kala jamannya ayah bunda dulu sekolah. Tak ada terminology fasilitas antar jemput sekolah, diantar orangtua pakai kendaraan ataupun bawa kendaraan sendiri. Alat transportasi pun hanya untuk bepergian ke luar kota.

Berangkat sekolah menempuh jarak berkilo-kilo pun dijalani dengan pesona keceriaan anak-anak, berjalan beramai-ramai dengan kawan-kawan satu kampung. Kalaupun ada yang menggunakan kendaraan paling mentok hanya sepeda pancal. Itupun hanya beberapa anak saja. Menahan haus dan lapar di siang hari pada saat pulang sekolah menuju rumah masing-masing, tidak mengurangi sedikitpun mental para anak-anak jaman dahulu. Kaki dan fisik mereka kuat karena sudah terbiasa berjalan jauh setiap hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun