Pepatah petitih Minang bertuah, "Naiklah dari janjang, turunlah dari tanggo." Ikutilah semua aturan yang berlaku, agar disiplin terjadi. Demokrasi kita harus disiplin konstitusi. Kalau sudah inkracht di MK demokrasi proporsional terbuka, ya sudah.
Toh tak ada sistem yang sempurna! Eksperimen politik yang terus berubah-ubah, membuat konsolidasi demokrasi dan ekonomi kita akan terus berfluktuasi. Lantas kapan kita bisa menjadi negara maju? Masa sih, demokrasi prosedural kita terus gonta-ganti pola.
Kalau norma puncak konstitusional siklus demokrasi lima tahun ya sudah. Tak usahlah melakukan anasir politik penundaan Pemilu. Demokrasi kita harus compliance secara konstitusional.
Kalau demokrasi sudah tak compliance, yang terjadi adalah ketidakpastian. Belajarlah dari negara-negara lain. Begitu demokrasinya tidak compliance terhadap konstitusi, yang terjadi justru kekacauan sosial politik dan ekonomi. Ini fakta.
Politik kita sedang menghadapi situasi ketidakpastian, soal Pemilu jadi atau tunda, soal sistem proporsional tertutup atau terbuka; dua-duanya berpotensi mengakibatkan turbulensi.
Demokrasi hendak flight, cuma pesawat dan calon pilot masih bongkar pasang. Spekulasi primordial (pembelahan politik) diantaranya juga tinggi--tentang pesawat apa dan pilotnya siapa. Padahal, kita tengah menghadapi risiko turbulensi.
Setali tiga uang dengan ekonomi, yang juga menghadapi situasi ketidakpastian. Soal inflasi global yang ambigu, soal suku bunga global, hambatan _supply chain global_ akibat perang; juga berpotensi menimbulkan turbulensi.
Twain uncertainty and turbulence ini, sebenarnya bisa dimitigasi. Pertama, rezim politik penguasa saat ini berhentilah melakukan anasir-anasir dengan blok politik yang tajam dan saling menegasi.
Saran I, you cukup jadi negarawan. Tak usah jorokin tangan wahai SANG BEBEK LUMPUH. Bermainlah dengan politik level tinggi; dengan political wisdom !
Dengan begitu, berbagai blok sistem negatif dalam politik saat ini bisa termoderasi. Pesawat demokrasi kita bisa soft landing dan nggak jadi crash akibat turbulence parah.