Mohon tunggu...
Mohammad Munir
Mohammad Munir Mohon Tunggu... Administrasi - Goverment Employer

Berusaha berbuat baik setiap saat dan selagi sempat....

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Tangan Kotor Dibalik Meja Hijau

12 Desember 2024   11:23 Diperbarui: 12 Desember 2024   11:50 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Temuan ini pada satu sisi membuat kita serasa tak punya harapan (hopeless) atas runtuhnya tatanan hukum karena tangan kotor para pengadil/penegak hukum. Kita seperti sudah kehabisan cara dan teori.  Namun negara tak boleh menyerah kalah, upaya penguatan reformasi struktural, termasuk pengawasan lebih ketat terhadap para penegak hukum tanpa kecuali, transparansi putusan, dan pemberantasan jaringan mafia hukum sampai ke akar-akarnya wajib terus menjadi agenda utama.

Lantas apa yang bisa kita lakukan?

Kita tidak perlu menunggu perubahan besar untuk memulai langkah perbaikan. Pelajaran dari negara-negara lain menunjukkan bahwa kombinasi tindakan tegas, penguatan institusi menjadi independen dan pemberdayaan masyarakat adalah kunci untuk melawan korupsi. Mimpi tentang Indonesia yang bebas dari korupsi wajib terus ada. Banyak negara telah membuktikan bahwa reformasi institusi hukum dapat membawa perubahan nyata. Namun, semua ini tidak akan terwujud tanpa partisipasi aktif masyarakat.

Tanpa integritas dan komitmen nyata, hukum hanya menjadi  bahan permainan tanpa makna. Hukum yang tidak tegak akan menjadi biang keruntuhan negara karena hampir seluruh aspek pendukung kehidupan berbangsa selalu berkaitan dengan integritas institusi negara yang tercermin dari kepercayaan publik pada kondisi penegakan hukum dalam segala aspek.

Hakordia (Hari Anti Korupsi Sedunia) yang baru saja lewat dan diperingati secara masif dan gegap gempita dalam berbagai bentuk sebutlah sebagai salah satu upaya meneguhkan komitmen terhadap upaya pemberantasan korupsi sekaligus proses penyadaran kolektif  terhadap masyarakat luas. Mudah- mudahan tidak sekadar menjadi even seremonial dan lips servis semata. Toh sebenarnya berbagai upaya serupa sudah lama dilakukan sampai seolah kehabisan cara.

Mari kita mulai dari diri sendiri, dengan menolak segala bentuk korupsi di lingkungan terdekat kita, dengan mulai berani berbicara, berani berbuat, dukung transparansi dan desak perubahan yang nyata di lingkungan penegak hukum.

Pernyataan bapak  presiden yang akan mengejar para koruptor sampai ke Antartika setidaknya menjadi janji yang akan terus kita ingat dan menjadi modal awal untuk memperbaharui komitmen, memberikan prioritas pada perbaikan atas terkoyaknya wajah penegakan hukum di negeri ini. Mari sama-sama kita tunggu gebrakan berikutnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun