Mohon tunggu...
Mundiatul Mila
Mundiatul Mila Mohon Tunggu... Lainnya - Belum Bekerja

Saya orangnya periang, yang menyukai tantangan dan belajar hal-hal yang baru. suka berbagi ilmu kepada masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Evaluasi Pendidikan dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran

2 April 2023   08:00 Diperbarui: 2 April 2023   08:08 1071
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Evaluasi berasal dari bahasa inggris yaitu “Evaluation” yang artinya taksiran atau penialain. Evaluasi adalah suatu proses penilaian informasi atau pengumpulan data untuk mengetahui sejauh mana, dalam hal apa dan bagaimana tercapainya tujuan  pendidikan, jika belum tercapi, maka evaluasi mampu menjawab bagaimana yang belum tercapai dan apa penyebabnya. Edwind dalam Ramayulis mengatakan bahwa evaluasi mengandung pengertian suatu tindakan atau proses dalam menentukan nilai sesuatu. (Ramayulis, 2002:331)

Sedangkan pendidikan adalah suatu usaha yang terencana untuk menghasilkan situasi belajar serta proses pembelajaran yang aktif agar peserta didik dapat mengembangkan potensi dalam dirinya untuk mempunyai kekuatan spiritual keagamaan, kecerdasan, pengendalian diri, kepribadian, akhlak terpuji dan ketrampilan yang dibutuhkan dirinya serta masyarakat.

Evaluasi pendidikan adalah sebuah proses secara sistematis dengan cara pengumpulan, penganalisan, penafsiran serta pertimbangan sekaligus memberikan feedback agar mengetahui tingkat pencapaian terhadap berbagai tingkatan dalam pendidikan yang satu jalur, jenjang dan jenis pendidikan sebagai informasi untuk membuat kepurtusan yang akan dipertanggungjawabkan penyelenggara pendidikan.

Pembelajaran berasal dari kata belajar, yaitu proses antara pendidik dengan peserta didik pada suatu lingkungan yang menghasilkan sumber belajar. Untuk membantu peserta didik agar tetap belajar dengan baik.(Moh. Suardi, 2018;7)

Evaluasi pendidik memiliki hubungan yang sangat erat terhadap tujuan pembelajaran. Setelah pembelajaran dan analisis tugas selesai dilaksanakanlah tes kognitf, maka langkah selanjutnya tenaga pendidik memberikan evaluasi tentang isi pembelajaran kepada para peserta didik. Kemudian pertanyaan-pertanyaan tersebut disesuaikan dengan tujuan pembelajaran. Sistem pembelajaran ini terlihat kuno, tetapi hal tersebut menunjukkan pentingnya keterkaitan antara evaluasi dn tujuan pembelajaran

Berikut prinsip-prinsip evaluasi pendidikan yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran :(Ajat Rukajat, 2018:2)

Prinsip umum

Agar evaluasi menghasilkan data yang akurat dan bermanfaat bari para peserta didik, maka evaluasi harus menerapkan prinsip-prinsip umum sebagai berikut :

  • Valid
    • Tes adalah cara pengukuran evaluasi yang terpercaya dan shahih. Apabila cara pengukuran tidak memiliki keshahihan yang tidak dapat dipertanggung jawabkan, maka data dan kesimpulan yang diperoleh tidak valid.
  • Berorientasi kepada kompetensi
    • Evaluasi harus mempunyai target kompetensi peserta didik yang meliputi seperangkat pengetahuan, sikap ketrampilan dan nilai yang terefleksi pada saat berfikir dan bertindak. Dengan adanya kompetensi maka keberhasilan pembelajaran dapat di ketahui ukuran-ukurannya secara jelas dan sistematis.
  • Berkelanjutan
    • Evaluasi harus laksanakan dengan cara terus menerus dari waktu ke waktu agar dapat mengetahui perkembangan kemampuan peserta didik secara keseluruhan, sehingga hasil evaluasi peserta didik dapat diketahui melalui penilaian.
  • Menyeluruh
    • Evaluasi harus dilaksanakan dengan menyeluruh, dengan mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik serta memberi pengajaran materi berdasarkan strategi dan prosedur penilaian. Dengan adanya data hasil belajar peserta didik dapat dipertanggung jawabkan kepada semua pihak.
  • Bermakna
    • Penilaian hendaknya memberikan gambaran secara utuh tentang prsentasi pencapaian kompetensi peserta didik yang telah ditentukan.
  • Adil dan objektif
    • Evaluasi harus dengan cara adil kepada peserta didik dan objektivitas pendidik, tanpa membedakan jenis kelamin, ras, suku, latar belakang etnis dan berbagi hal yang menimbulkan perbedaan pada pembelajaran. Karena ketidak adilan pada penilaian dapat menyebabkan turunnya motivasi belajar peserta didik dan mereka merasakan dianaktirikan.
  • Terbuka
    • Evaluasi harus dilaksanakan dengan terbuka untuk berbagai kalangan sehingga pihak-pihak yang berkepentingan dapat percaya dengan keputusan keberhasilan peserta didik tanpa adanya data-data yang tersembunyi atau rekayasa yang dapat merugikan berbagai pihak.
  • Ikhlas
    • Ikhlas adalah salah satu kunci keberhasilan suatu kegiatan, maka dalam melaksanakan evaluasi harus dilandasi dengan hati yang ikhlas agar tercapainya tujuan pendidikan dan kepenting peserta didik.
  • Praktis
    • Praktis adalah cara yang mudah difahami dan dilakukan dengan beberapa indikator yaitu: dapat menghemat waktu, biaya dan tenaga, mudah direalisasikan, mudah untuk didata dan di olah dan mudah untuk di jelaskan.
  • Dicatat dan akurat
    • Evaluasi para peserta didik harus dicatata dan disimpan, secara sistematis dan komprehensif, sehingga dapat digunakan kapanpun.

Prinsip khusus

  • Jenis penilaian harus menggunakan evaluasi yang terbaik dan maksimal agar peserta didik menunjukkan kemampuan hasil belajar.
  • Guru harus mampu menjalankan prosedur penilaian, dan pencatatan dengan tepat dan kemampuan serta hasil belajar yang akan dicapau peserta didik.

Menurut Sudirman N, dkk, bahwa tujuan evaluasi dalam proses pembelajaran adalah : (Suhardiman N,2005:242)

  • Mengambil keputusan tentang hasil belajar.
  • Memahami karakter siswa
  • Memperbaiki dan mengembangkan program pengajaran.

            Pengambilan keputusan tentang hasil belajar adalah suatu kewajiban bagi seorang tenaga pendidik untuk mengetahui tercapainya suatu keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran. Faktor yang mempengaruhi kegagalan proses pembelajaran disebebkan antara lain :

  • Kemampuan siswa yang rendah.
  • Kualitas materi atau bahan ajar yang tidak sesuai dengan tingkat usia anak.
  • Jumlah bahan ajar terlalu banyak sehingga waktu proses pembelajaran tidak mencukupi untuk peserta didik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun